Berita Luar Negeri
Buru Hacker DarkSide, AS Tawarkan Hadiah Rp 143 Miliar dan Tambahan Rp 71 Miliar
Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan akan memberi hadiah sebesar US$ 10 juta dollar AS atau 143 miliar untuk informasi hacker DarkSide
"Dengan menawarkan hadiah ini, AS menunjukkan komitmennya untuk melindungi korban ransomware di seluruh dunia dari eksploitasi oleh penjahat dunia maya," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Lawan Israel, Ratusan Nomor WhatsApp Orang Israel Dibocorkan oleh Hacker Indonesia
FBI mengatakan, DarkSide bermarkas di Rusia dan bertanggung jawab atas serangan siber pada Mei yang sempat melumpuhkan jaringan pipa minyak dan gas Colonial Pipeline.
Tidak beroperasinya jaringan pipa tersebut mengakibatkan penutupan tempat pengisian bahan bakar selama berhari-hari di AS dan menyebabkan kenaikan harga gas dan kekurangan bahan bakar di beberapa bagian.
Terlepas dari besarnya jumlah hadiah yang cukup menggoda, tidak semua pakar keamanan siber yakin bahwa imbalan ini akan efektif dalam mengungkap peretas.
Kejahatan dunia maya meningkat
Colonial Pipeline mengatakan telah membayar hampir US$ 5 juta dalam Bitcoin kepada para peretas untuk bisa kembali mendapatkan akses ke sistem mereka.
Pada Juni, Kementerian Kehakiman AS berhasil mengembalikan sekitar US$ 2,3 juta (kurang lebih senilai Rp 32,9 miliar) dari uang tebusan itu.
Baca juga: Hacker Asal Banten Tipu Perusahaan Italia Rp58,8 Miliar, Berkomplot dengan Pria Nigeria
Sebelumnya, perusahaan pengolah daging terbesar di dunia, yakni JBS pada Juni mengatakan bahwa mereka telah membayar uang sebesar US$ 11 juta setelah diretas oleh kelompok Rusia yang dikenal dengan nama REvil.
Data paling anyar yang dikeluarkan bulan ini menunjukkan bahwa otoritas AS menerima laporan adanya pembayaran terkait ransomeware dengan nilai sekitar US$ 590 juta atau Rp 8,5 triliun pada paruh pertama 2021.
Angka itu 42 persen lebih tinggi dari jumlah keseluruhan pembayaran yang diungkapkan sepanjang tahun 2020, kata laporan Kementerian Keuangan AS.
Diyakini bahwa biaya sebenarnya bisa mencapai miliaran dollar AS.
Baca juga: Untuk Menangkap Hacker Ini, Amerika Serikat Sediakan Hadiah Rp 29 Miliar
Pemerasan dunia maya dilakukan oleh peretas dengan melibatkan pembobolan jaringan perusahaan atau institusi, sering kali melalui phishing atau penipuan lainnya.
Para penjahat siber mengenkripsi data penting perusahaan dan meminta uang tebusan yang dibayarkan lewat mata uang kripto dengan imbalan kunci digital bagi perusahaan untuk kembali bisa mengakses data mereka.
Perusahaan dan institusi sering menghadapi dilema dan tekanan dari para peretas untuk membayar uang agar data mereka bisa kembali dibuka.
Namun di sisi lain, mereka juga menghadapi para klien dan otoritas setempat yang sering kali marah dan mengeluarkan peringatan keras agar mereka tidak membayar peretas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buru Hacker DarkSide, AS Tawarkan Hadiah Rp 143 Miliar",
Baca juga: HARGA EMAS Hari Ini Turun, Berikut Rincian Lengkap Harga Emas Per Gram, Senin (8/11/2021)
Baca juga: Setelah Tentara Berperang Dengan Tangan Kosong, India Kembali Berperang Dengan Hacker China