Musim Hujan
Hujan Lebat Guyur Abdya, BPBK Minta Warga di Pinggir Sungai Waspada Banjir
Memang guyuran hujan dengan intensitas tinggi itu, sampai saat ini belum terlalu berdampak buruk terhadap pemukiman warga yang berada dekat DAS
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Aceh Barat Daya (BPBK Abdya) menghimbau masyarakat yang berada di bantaran sungai untuk waspada bencana banjir.
Hal tersebut disampaikan Plt kepala BPBK Abdya Ir Much Tavip MM merespons fenomena hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir mulai mengguyur bumo si gupai.
“Kita masuk dalam wilayah waspada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang disertai petir dan angin kencang,” ujarnya.
Menurutnya, hujan lebat disertai petir itu akan mengguyur seluruh kecamatan di Abdya.
Untuk itu, masyarakat yang berada dekat dengan daerah aliran sungai (DAS) untuk berhati-hati.
“Memang guyuran hujan dengan intensitas tinggi itu, sampai saat ini belum terlalu berdampak buruk terhadap pemukiman warga yang berada dekat DAS, tapi untuk langkah awal, kalau ada barang-barang berharga boleh disimpan di tempat lebih tinggi,” pintanya.
Baca juga: Bupati Keluarkan Surat Edaran, Warga yang tak Mau Divaksin akan Kena Sanksi Penghentian Bansos
Meski begitu, Tavip mengaku sudah meminta kepada tim dan Tagana untuk melakukan patroli ke sejumlah wilayah yang dianggap rawan terjadi banjir luapan.
Mulai dari Kecamatan Babahrot, Kuala Batee, Jeumpa, Susoh, Blangpidie, Setia, Tangan-Tangan, Manggeng hingga Lembah Sabil.
“Iya, memang info BMKG tadi, kita akan terdampak cuaca la nina itu, maka kita harus waspada dan hati-hati,” pungkasnya.
Terpantau, guyuran hujan juga membuat air di sejumlah aliran sungai seperti di Krueng Babahrot, sungai di kawasan Kuala Batee, Jeumpa, Kreung Beukah yang bermuara hingga ke muara Kuala Batu, aliran sungai di Kecamatan Tangan-Tangan, Krueng Manggeng dan Kreung Baru yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Selatan menjadi keruh bercampur lumpur.
Baca juga: Tanggul Rantaupakam Aceh Tamiang Kembali Jebol, 5 Rumah Banjir, Sebelumnya 4 Datok Surati Gubernur
Hal tersebut dikarenakan tingginya curah hujan yang mengikis tanah pegunungan, sehingga terseret ke dalam aliran sungai.
Aliran air pada sungai yang biasanya stabil, pasca diguyur hujan, membuat debit air meningkat bahkan derasnya aliran air membuat sampah, cabang dan ranting kayu terbawa arus.
Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi masyarakat yang bermukim dekat dengan DAS, dikhawatirkan jika intensitas hujan terus meningkat, maka akan terjadi luapan air sungai dan merengsek masuk ke dalam pemukiman warga.(*)
