Berita Aceh Tamiang
Tanggul Rantaupakam Aceh Tamiang Kembali Jebol, 5 Rumah Banjir, Sebelumnya 4 Datok Surati Gubernur
Kerusakan ini terjadi sekira pukul 02.00 WIB saat debit air meningkat akibat curah hujan tinggi di wilayah hulu.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Kerusakan ini terjadi sekira pukul 02.00 WIB saat debit air meningkat akibat curah hujan tinggi di wilayah hulu.
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sheet pile atau tanggul di Kampung Rantaupakam, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, kembali jebol, Senin (8/11/2021) dini hari.
Kerusakan ini terjadi sekira pukul 02.00 WIB saat debit air meningkat akibat curah hujan tinggi di wilayah hulu.
Camat Bendahara, Fakhrurrazi mengungkapkan kerusakan ini terletak pada dinding baru.
“Lokasi jebol baru, artinya panjang kerusakannya semakin panjang,” kata Aji, sapaannya, Senin (8/11/2021).
Aji menyimpulkan kerusakan ini tidak hanya disebabkan curah hujan tinggi di hulu, tapi juga akibat air pasang laut.
Baca juga: Tanggul Jebol, Jembatan Rusak
Kondisi ini menyebabkan luapan air sungai menggenangi permukiman. Sedikitnya lima rumah mengalami dampak terparah akibat kejadian ini.
Aji menambahkan kerusakan tanggul ini untuk sementara telah teratasi dengan pola penanganan darurat.
Perangkat Forkopimcam Bendahara secara bergotong-royong menutup lubang tanggul menggunakan karung berisi tanah.
Tanggul yang dibangun 2019 dengan anggaran Rp 1,9 miliar ini sebelumnya sudah rusak parah dan roboh pada Maret 2021.
Kerusakan ini membuat masyarakat empat kampung yang berpotensi berdampak berinisiatf menyurati Gubernur Aceh.
Pengajuan surat ini disampaikan masyarakat yang diwakili empat datok penghulu melalui Bupati Aceh Tamiang pada 2 Agustus, lalu.
Baca juga: Tanggul Jebol, TNI dan Warga Gunakan Karung Berisi Pasir, Cegah Banjir Susulan
Keempat datok tersebut masing-masing, Datok Penghulu Rantaupakam Ruslan, Datok Penghulu Telukhalban T Amril, Datok Penghulu Telukkepayang Abdul Manan dan Datok Telukkemiri Zulkifli.
“Segala cara sudah kami lakukan, termasuk bertemu langsung pejabat Dinas Pengairan dan BPBA di Banda Aceh untuk minta bantuan ini,” kata Datok Penghulu Rantaupakam, Ruslan ketika itu.
Ruslan mengungkapkan dalam pertemuan di Banda Aceh itu pihak Pemerintah Aceh berdalih tidak bisa mengalokasikan bantuan karena sudah tidak memiliki anggaran.
“Katanya anggaran sudah kosong, bisanya tahun depan, itu pun cuma bisa dianggarkan Rp 900 juta,” ungkapnya.
Pernyataan itu diakui Ruslan membuatnya kecewa karena kerusakan tanggul membutuhkan anggaran besar dan mendesak.
Baca juga: Begini Penampilan Haji Uma Saat Tinjau Tanggul Jebol, Warga Sontak Mengejar dan Ajak Selfie
Warga sangat khawatir bila intensitas hujan tinggi seperti seminggu lalu kembali terjadi, maka tambalan tanggul yang terbuat dari karung tanah akan jebol dan merendam empat kampung.
“Yang baru kami perbaki sudah ada rembesan air, sudah tidak mampu membendung air sungai,” sebutnya.
Ruslan menambahkan keberanian mereka menyurati Gubernur didasari janji Gubernur Aceh, Nova Iriansyah ketika meninjau tanggul pada Mei 2020 dan disusul kunjungan Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati pada Januari 2021.
Menurutnya kunjungan itu dilakukan saat air sungai sedang naik dan merendam puluhan rumah penduduk di empat kampung.
“Sejak tanggul jebol, dalam setahun minimal kami tiga kali direndam banjir.
Bukan cuma perabotan rumah rusak, tapi tanaman sawah hacur, gagal panen. Jelas ini memperburuk kondisi masyarakat di masa pandemi,” kata Ruslan. (*)