Geliat Ekonomi di PPI Lhok Pawoh, Sarapan Sambil Mancing hingga Ikan Marlin Seberat 105 Kilogram
Keindahan alam yang luar biasa, masyarakat yang ramah dan terbuka, hingga sajian ikan segar, membuat kami ingin berlama-lama berada di sana
Saat itu, suasana PPI mulai ramai dengan warga.
Mulai dari agen atau muge ikan, pekerja lepas, hingga warga yang ingin membeli ikan segar.
Suasana semakin ramai ketika ikan-ikan dari berbagai jenis diturunkan.
Salah satu yang paling menyedot perhatian adalah saat lobster dalam berbagai ukuran mulai ditimbang, untuk dibawa ke pusat penangkaran sebelum diekspor ke berbagai negara.
Suasana bertambah meriah ketika kapal milik Amirsyah datang. Kapal ini membawa hasil yang sangat menggembirakan.
Ada setidaknya 3 sampai 4 ton ikan dari berbagai jenis.
Termasuk sekitar satu ton ikan tuna berbagai ukuran, dan seekor marlin seberat 105 kilogram.
"Ini (ikan marlin dan tuna) jatah anak boat. Hasil pancingan mereka. Bisa dilihat dari warna kain yang diikat di bagian ekor boat," ujar Pak Amir.
Ia menerangkan, setiap anak boat memberikan warna kain berbeda untuk menandai hasil pancingan mereka, agar tak tertukar dengan milik temannya.
"Total ada sekitar satu ton ikan hasil pancingan anak boat, dan itu adalah hak mereka. Sedangkan jatah saya selaku pemilik boat adalah hasil tangkapan dengan jaring," ujarnya.
Ikan marlin atau juga biasa disebut ikan layar atau eungkot thok (dalam bahasa Aceh), adalah yang paling menyita perhatian.
Butuh setidaknya 5 sampai 7 pria dewasa untuk mengangkat ikan marlin ini dari boat lansir ke bawah bangunan di tepi dermaga itu.
Setelah ditimbang, ikan itu memiliki bobot 105 kilogram.
"Ini hari keberuntungan Anda bisa melihat hasil tangkapan yang luar biasa," ujar Ayuzar yang bertugas sebagai pencatat hasil timbangan ikan PPI itu.
Ayuzar tampak sangat sigap mengatur distribusi ikan di PPI itu.