Seribuan Santri Hadiri Kongres Penguatan Pancasila, Untuk Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Ribuan santri dari seluruh Aceh, Sabtu (13/11/2021), berkumpul di Meulaboh, Aceh Barat, dalam rangka menghadiri Kongres Santri
MEULABOH - Ribuan santri dari seluruh Aceh, Sabtu (13/11/2021), berkumpul di Meulaboh, Aceh Barat, dalam rangka menghadiri Kongres Santri Pancasila se-Aceh. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Olahraga dan Seni (GOS), Desa Pasi Pinang, Kecamatan Meureubo.
Acara dibuka oleh Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Profesor Yudian Wahyudi dan dihadiri Bupati Aceh Barat, Ramli MS.
Bupati Aceh Barat, menjelaskan, Kongres Santri Pancasila ini merupakan gagasan dari para ulama Aceh Barat. Pihaknya sebagai pimpinan daerah berkewajiban mengakomodasi keinginan para ulama sebagai upaya untuk menyelaraskan nilai-nilai agama Islam dengan ideologi Pancasila di Bumi Teuku Umar ini.
"Alhamdulillah, keinginan ulama dapat kita laksanakan hari ini serta mendapat respons positif dari Pemerintah Pusat," ungkap Ramli MS.
Menurutnya, Kongres Santri Pancasila ini sangat penting demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah gejolak yang ditimbulkan akibat tingginya konstelasi politik yang terjadi di setiap pemilu. "Setiap Pemilu, kita selalu dibenturkan dengan isu-isu perpecahan yang menyangkut dengan agama dan Pancasila sehingga menyebabkan renggangnya persatuan antar anak bangsa," ujarnya.
Karena itu, sambungnya, dengan adanya kongres ini, santri dan ulama bisa ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan solusi dan rekomendasi kepada pimpinan daerah dalam mengambil setiap kebijakan agar tetap sesuai dengan ajaran Islam dan ideologi Pancasila.
"Pemerintah dan ulama harus bergandengan tangan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Islam dan Pancasila itu selaras dan tidak bertentangan," ucap Ramli MS.
Bupati juga mengajak seluruh elemen masyarakat agar mengamalkan ajaran Islam sejati, yaitu islam moderat yang mengedepankan kesejukan, perdamaian dan toleransi, namun tetap tegas dalam penegakan Syariat Islam. Oleh sebab itu, selain mempelajari ilmu agama, penguatan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila untuk para santri juga penting guna menciptakan generasi muda Aceh yang Islami dan Pancasilais.
Lebih lanjut, Ramli MS mengatakan pihaknya berencana membangun Gedung Pancasila sebagai pusat pengembangan nilai-nilai Islam dan Pancasila di Kabupaten Aceh Barat. Gedung Balai Pancasila yang direncanakan dibangun tersebut bisa dijadikan tempat bermusyawarah para ulama untuk berbagai kepentingan umat dan lainnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Kongres, Tgk Mawardi Nyakman mengatakan, dana yang terkumpul dalam kegiatan kongres ini berasal dari kegiatan gotong royong bersama, dari kepala SKPK, Program CSR perusahaan, dari bupati secara pribadi. “Jumlah total dana yang terkumpul dalam kegiatan tersebut mencapai Rp 677 juta,” sebutnya.
Sedangkan peserta kongres disebutkan sebanyak 1.150 orang. Terdiri dari pimpinan dayah, santri, ketua MPU, MPD, MAA, dinas syariat islam, dinas pendidikan dayah, NU dari jajaran PB, PW dan PC se-Aceh, Rabithah Thaliban se-Aceh dan juga para guru madrasah, guru dayah dan dosen Pancasila.
Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Profesor Yudian Wahyudi sangat mengapresiasi pelaksanaan Kongres Santri Pancasila yang diinisiasi oleh bupati dan ulama di Aceh Barat.
“Ini merupakan kongres santri Pancasila perdana di Indonesia yang dimulai dari Aceh Barat, untuk menyelaraskan nilai-nilai Islam dengan ideologi Pancasila,” katanya.
Dia berharap Aceh Barat bisa menjadi contoh bagi daerah lain agar membuat hal serupa dalam memberi penguatan nilai-nilai Pancasila di kalangan santri dan pesantren. Menurutnya, gagasan yang diberikan oleh Bupati Aceh Barat bersama ulama merupakan sebuah terobosan dalam membumikan Pancasila di seluruh Nusantara yang di mulai dari Aceh hingga Papua.
"Aceh dikenal dengan nama Serambi Mekkah. Namun saat ini, gelar itu perlu ditambah yaitu Serambi Pancasila," lanjut Yudian.