Kisah Menes, Raja Firaun Mesir Pertama yang Berakhir Tragis di Tangan Hewan Titisan Dewa
Salah satunya kisah Menes, raja pertama legendaris yang menyatukan Mesir bersatu atau firaun Mesir kuno pertama.
Kuda nil adalah herbivora dan biasanya makan rumput pada malam hari.
Namun karena memiliki nafsu makan yang sangat besar, mereka kadang dapat memusnahkan ladang petani.
Akan tetapi kini kuda nil sudah punah di Mesir.
Pada zaman Mesir kuno, populasi kuda nil sudah sangat menderita.
Ini karena ekspansi manusia membatasi habitat mereka dan mereka mulai diburu.
Penurunan jumlah mereka berlanjut sepanjang sejarah sampai kuda nil liar terakhir diamati di Mesir pada awal abad ke-19.
Orang Mesir kuno berburu kuda nil karena berbagai alasan.
Selain daging, kulit, dan lemaknya, orang Mesir menggunakan gigi kuda nil, terutama taring gadingnya yang panjangnya bisa mencapai satu setengah kaki.
Perburuan kuda nil digambarkan dimulai pada Periode Pradinastik 4400–3100 SM) dan terjadi selama lebih dari 3.000 tahun.
Dalam masyarakat Mesir kuno, tindakan berburu dan membunuh hewan berbahaya seperti ini merupakan tanda keberanian, kekuatan, dan kekuasaan.
Itu adalah semua karakteristik yang diharapkan dari seorang pemimpin.
Maka tidak mengherankan sekitar 3000 SM, raja Mesir kuno berburu kuda nil.
Karena kuda nil juga melambangkan kekacauan, adegan-adegan ini memiliki nilai simbolis yang penting.
Citra raja yang berhasil berburu dan membunuh hewan itu mengungkapkan kemenangan atas kekacauan dan kemampuannya menjaga ketertiban dunia, yang merupakan tugas penguasa Mesir.
Di Kerajaan Baru, kuda nil terhubung dengan dewa Seth, dan di kemudian dipandang sebagai karakter jahat.