Internasional

Pria Palestina Tembak Warga Israel, Satu Tewas dan Empat Terluka di Jerusalem

Seorang pria Palestina melakukan serangan bersenjata di pintu masuk Jerusalem, Minggu (21/11/2021). Serangan itu menewaskan seorang warga Israel dan

Editor: M Nur Pakar
AP/Mahmoud Illean
Personel keamanan Israel dan anggota tim Penyelamatan dan Pemulihan membawa mayat seorang pria Palestina yang ditembak mati oleh polisi Israel di Kota Tua Jerusalem, Minggu (21/11/2021). 

SERAMBINEWS.COM, JERUSALEM - Seorang pria Palestina melakukan serangan bersenjata di pintu masuk Jerusalem, Minggu (21/11/2021).

Serangan itu menewaskan seorang warga Israel dan melukai empat lainnya sebelum ditembak mati oleh polisi Israel.

Polisi Israel mengatakan serangan itu terjadi di dekat pintu masuk tempat suci yang diperebutkan dekat Temple Mount.

Kekerasan di sekitar situs, yang dianggap suci oleh kedua agama, telah memicu pertempuran baru antara Israel dan Palestina, seusai Mei 2021.

Paramedis mengatakan satu orang menderita luka kritis, satu menderita luka serius, dan tiga lainnya luka ringan.

Rumah sakit Hadassah Jerusalem kemudian mengatakan orang yang terluka parah itu meninggal.

Paramedis mengatakan penyerang Palestina dipastikan tewas di tempat kejadian.

Rabi Zevi Katzanelbogen, seorang penduduk Kawasan Yahudi di Kota Tua, mengatakan sedang berjalan pulang dari Tembok Barat.

Saat berbelok di tikungan, dia mendengar suara tembakan.

Beberapa saat kemudian dirinya terkena peluru di lengannya, katanya.

Baca juga: 39 Pengungsi Palestina Mencari Suaka di Bandara Barcelona Spanyol

Polisi mengatakan dua dari mereka yang terluka ringan adalah petugas.

Disebutkan, penyerang merupakan warga Jerusalem Timur berusia 42 tahun.

Menteri Keamanan Publik Omer Bar Lev mengatakan pria bersenjata itu adalah anggota sayap politik Hamas dari kamp pengungsi Shuafat di Jerusalem Timur.

Ditambahkan, istri dan anak-anak pria tersebut telah meninggalkan negara itu tiga hari sebelumnya.

Media Palestina mengidentifikasi penyerang bernama Fadi Abu Shkhaidem.

Dia sempat membagikan foto mengenakan jubah hitam panjang dan mantel hitam.

Termasuk senjata api yang mirip dengan yang ditunjukkan dalam foto polisi.

Dia adalah seorang guru di sebuah sekolah menengah di dekat Kota Tua.

Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan telah memerintahkan pasukan keamanan untuk mencegah serangan lain.

Dilansir AP, kelompok militan Hamas memuji serangan itu dalam sebuah pernyataan.

Tetapi tidak mengklaim bertanggungjawab. hanya menyebut insiden itu sebagai operasi heroik.

Kemudian mengklaim Abu Shkhaidem sebagai salah satu anggotanya.

"Perlawanan rakyat kami akan terus sah dengan segala cara dan alat melawan penjajah Zionis." kata juru bicara Abdel Latif al-Qanou.

"kami akan teurs berjuang sampai tujuan tercapai dan pendudukan diusir dari tempat suci kami dan semua tanah kami," tambahnya.

Baca juga: Pengadilan Israel Hukum Pekerja Bantuan Wanita Asal Spanyol, Dituduh Mendanai Pejuang Palestina

Dimiter Tzantchev, duta besar Uni Eropa yang ditunjuk untuk Israel menyampaikan duka kepada keluarga korban serangan pengecut di Kota Tua Yerusalem

Dia mengutuk serangan itu tidak masuk akal terhadap warga sipil.

Dia menegaskan kekerasan tidak pernah menjadi jawaban.

Insiden Minggu (21/11/2021) menjadi yang kedua di Kota Tua bersejarah Jerusalem dalam beberapa hari terakhir ini.

Pada Rabu (17/11/2021), seorang remaja Palestina ditembak mati setelah menikam dua polisi perbatasan Israel.

Dalam insiden itu, dua petugas dirawat di rumah sakit dan remaja, yang diidentifikasi oleh polisi berusia 16 tahun bersama dari Jerusalem Timur.

Dia dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.

Warga Palestina telah melakukan lusinan serangan kepada warga dan pasukan keamanan Israel.

Seperti penikaman, penembakan, dan serangan dengan menabrakkan mobil dalam beberapa tahun terakhir.

Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi berpendapat beberapa dari dugaan tabrakan mobil merupakan kecelakaan.

Tetapi, Israel menggunakan kekuatan yang berlebihan.

Tetapi penembakan di sekitar Kota Tua Jerusalem dan tempat-tempat suci relatif jarang terjadi.

Israel terus mempertahankan kehadiran keamanan yang cukup besar di daerah tersebut.

Baca juga: Pemukim Yahudi Teror Warga Palestina di Jerusalem, Rusak Ban Mobil

Israel merebut Jerusalem Timur, bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967.

Kemudian mencaplok Jerusalem Timur dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Palestina mengharapkan Tepi Barat dan Gaza sebagai negara merdeka di masa depan, dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved