Internasional

Abdallah Hamdok Kembali Jadi Perdana Menteri Sudan, Berjanji Usut Pembunuhan Demonstran

Perdana Menteri Sudan yang baru diangkat kembali, Abdalla Hamdok berjanji mengusut pembunuhan demonstran.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Perdana Menteri Sudan, Abdalla Hamdok 

SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Perdana Menteri Sudan yang baru diangkat kembali, Abdalla Hamdok berjanji mengusut pembunuhan demonstran.

Dilaporkan, investigasi telah diluncurkan terhadap pelanggaran yang dilakukan terhadap demonstran sejak perebutan kekuasaan militer pada 25 Oktober 2021.

Komentar Hamdok muncul dalam pertemuan Selasa (23/11/2021) malam dengan kelompok Forces of Freedom and Change (FFC).

Sebuah koalisi sipil utama yang menentang kekuasaan militer.

FFC sebelumnya mengatakan tidak mengakui kesepakatan politik dengan pimpinan militer.

Kelompok tersebut menekankan pentingnya menyusun peta jalan menerapkan perjanjian politik.

Baca juga: Junta Militer Sudan Segera Kembalikan Perdana Menteri Hamdok ke Pemerintahan Sipil

Terutama membalikkan semua janji politik yang terjadi setelah pengambilalihan militer.

Kemudian, mengembalikan semua orang yang dipecat selama periode itu, menurut pernyataan itu.

Pekan lalu, pengunjuk rasa dan saksi mengatakan melihat pasukan keamanan mengejar pengunjuk rasa sampai ke rumah untuk ditangkap.

Setidaknya 15 orang ditembak mati selama protes anti-kudeta, menurut petugas medis, seperti dilansir Reuters, Rabu (24/11/2021).

Hamdok dan kelompoknya menyerukan agar tahanan politik dibebaskan sesegera mungkin dan hak untuk melakukan protes secara damai harus dihormati.

Baca juga: PBB Kutuk Pasukan Junta Militer Sudan, Tembak Mati Puluhan Demonstran

Berdasarkan perjanjian dengan pemimpin militer Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, Hamdok akan memimpin pemerintahan sipil teknokrat untuk masa transisi.

Hamdok pertama kali ditunjuk setelah penggulingan mantan Presiden Omar Al-Bashir dalam pemberontakan 2019,

Kesepakatan itu menghadapi tentangan dari kelompok-kelompok pro-demokrasi.

Mereka menuntut pemerintahan sipil penuh sejak penggulingan Bashir dan telah dibuat marah oleh kematian puluhan pengunjuk rasa sejak kudeta 25 Oktober.(*)

Baca juga: Demo Anti-Kudeta Sudan Telah Menewaskan 40 Orang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved