Berita Kutaraja
Kisah Inspiratif! Pasangan Tunanetra Ini Sukses Sekolahkan Keempat Anaknya, 2 Orang Sudah Bekerja
Keempat putra-putri itu, masing-masing Sri Rahayu (30), Tahjul Futari (27), Ani Syairufah (23), dan Setia Nabila (17), malah sukses disekolahkan.
Penulis: Misran Asri | Editor: Saifullah
Ia menguraikan ceritanya yang kenal dengan Husaini, namun lama sudah tak bertemu, yakni sebelum gempa dan tsunami menerjang Aceh 2004 silam.
Kembali ke Husaini, dirinya mengaku tak mau berada di jalan dengan menengadahkan tangan pada setiap orang yang melintas dan mengharapkan belas kasihan.
Namun, Husaini dan istrinya bersikukuh mengandalkan kemampuannya, meski hanya memijat orang yang ingin menggunakan jasanya dengan tidak menyurutkan semangat mereka agar anak-anak mereka sukses.
"Allah tidak akan menukar rezeki setiap hambanya dengan hamba lainnya,” ungkap dia.
Baca juga: Kisah Inspiratif Jafar Insya Reubee, Eks Tukang Becak di Lhokseumawe yang Kini Jadi Toke di Malaysia
“Sebelumnya, saya juga menjadi orang yang dipercaya memijat dua Gubernur Aceh, almarhum Ibrahim Hasan dan Syamsuddin Mahmud serta Wakil Gubernur, HT Djohan serta sejumlah tokoh Aceh lainnya pada saat saya masih bekerja di Pangkas Primadona sebagai tukang pijat," beber Husaini.
Kini orang-orang tersebut sudah tiada dan berbagai nasehat para tokoh Aceh itupun banyak diterima dan tergiang dalam ingatannya, sehingga langkahnya menyekolahkan anak-anaknya hingga sukses pun mampu dilakukan.
Husaini pun cukup menguasai bacaan di setiap ayat dalam kitab suci Alquran model braille yang diperuntukkan khusus bagi tunanetra.
Ia mengaku, menerima 30 juz Alquran braille dari infaq dari seseorang kepadanya.
Di akhir ceritanya, Husaini mengungkapkan, dirinya pada usia 7 tahun sebenarnya pernah bisa melihat.
Namun, takdir Allah berkehendak atas dirinya, di saat dirinya sedang bermain dengan sesama teman seusianya, tiba-tiba sebuah pisau arit terlepas dari tangan seseorang yang tidak mau diungkapkanya dan mengenai satu bagian matanya.
Baca juga: VIDEO - Berada di Tribun, Pria Ini Deskripsikan Pertandingan Bola Pada Sahabatnya yang Tunanetra
Tapi, karena penanganan yang tidak dilakukan segera, sehingga kerusakan terjadi keduanya.
“Saya sangat ikhlas atas apa yang sudah diputuskan Allah. Hikmah itu saya rasakan begitu besar, di saat saya dan istri mampu menyekolahkan empat anak-anak saya,” urainya.
“Semoga mereka menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menjadi anak yang shaleh dan shalehah yang alan mendoakan kami nanti setelah saya dan istri telah tiada,” tutur Husaini yang memutuskan merantau ke Banda Aceh pada tahun 1988 lalu, dari kampung halamannya di Jangka, Kabupaten Bireuen.(*)