Berita Kutaraja

Kisah Inspiratif! Pasangan Tunanetra Ini Sukses Sekolahkan Keempat Anaknya, 2 Orang Sudah Bekerja

Keempat putra-putri itu, masing-masing Sri Rahayu (30), Tahjul Futari (27), Ani Syairufah (23), dan Setia Nabila (17), malah sukses disekolahkan.

Penulis: Misran Asri | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Husaini didampingi istrinya Hajijah yang memiliki keterbatasan melihat, berbincang dengan Fadhli Abdullah saat menyambangi rumah kontrakannya di Gampong Lambheu Barat, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, beberapa hari lalu. 

Laporan Misran Asri | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Keterbatasan bukan menjadi halangan karena semuanya sudah ketentuan Yang Maha Kuasa.

Itulah tekad pasangan tunanetra, Husaini (62), dan istrinya Hajijah (54), yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang pijat.

Pasangan tunanetra ini tinggal di rumah kontrakan yang sudah mereka tempati lebih kurang 30 tahun lalu, di Gampong Lambheu Barat, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar

Meski dalam keterbatasan melihat dan jauh dari harapan hidup layak, namun keempat anak-anaknya mampu mereka besarkan dengan penuh kasih sayang.

Keempat putra-putri itu, masing-masing Sri Rahayu (30), Tahjul Futari (27), Ani Syairufah (23), dan Setia Nabila (17), malah sukses disekolahkan.

Bahkan, dua dari empat anaknya itu, yakni Sri Rahayu dan adiknya Tahjul Futari, sudah bekerja setelah keduanya menyelesaikan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) Banda Aceh. 

Baca juga: Kisah Inspiratif! Mahasiswi Anak Petani Ini Sukses Bangun Kerajaan Bisnis di Tengah Pandemi

Sementara, Ani Syairufah baru saja menyelesaikan studinya Strata 1 di Fakultas Hukum Unsyiah Banda Aceh.

Terakhir si bungsu Setia Nabila masih duduk di kelas III SMA Negeri 8 Banda Aceh.

Perjuangan Husaini dan istrinya Hajijah untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya bukan tanpa hambatan.

Tapi, justru banyak di antara saudara dan rekan-rekannya menaruh pesimis yang menganggap tekad Husaini hanya bualan mimpi yang tak mungkin bisa dicapai oleh seseorang yang tidak dapat melihat.

Bahkan yang mampu melihat pun, ungkap Husaini pada Serambinews.com yang menyambangi rumahnya, terkadang anak-anaknya harus putus di ‘tengah jalan’.

"Saya yakin dan percaya Allah SWT tidak akan melemahkah niat hambanya sejauh hambanya itu bekerja keras untuk niatan baiknya,” ucapnya.

Baca juga: VIDEO - Berada di Tribun, Pria Ini Deskripsikan Pertandingan Bola Pada Sahabatnya yang Tunanetra

“Menjadi takdir bagi saya dan istri hidup dengan kondisi buta, tapi jangan sampai anak-anak juga ikut buta mata hatinya. Karena semua anak saya bisa melihat secara normal," ungkap Husaini.

Awalnya, Serambinews.com mendapatkan informasi ini dari Fadli Abdullah yang memiliki sapaan akrab di media Facebook-nya Bang Prossa. 

Ia menguraikan ceritanya yang kenal dengan Husaini, namun lama sudah tak bertemu, yakni sebelum gempa dan tsunami menerjang Aceh 2004 silam.

Kembali ke Husaini, dirinya mengaku tak mau berada di jalan dengan menengadahkan tangan pada setiap orang yang melintas dan mengharapkan belas kasihan.

Namun, Husaini dan istrinya bersikukuh mengandalkan kemampuannya, meski hanya memijat orang yang ingin menggunakan jasanya dengan tidak menyurutkan semangat mereka agar anak-anak mereka sukses. 

"Allah tidak akan menukar rezeki setiap hambanya dengan hamba lainnya,” ungkap dia.

Baca juga: Kisah Inspiratif Jafar Insya Reubee, Eks Tukang Becak di Lhokseumawe yang Kini Jadi Toke di Malaysia

“Sebelumnya, saya juga menjadi orang yang dipercaya memijat dua Gubernur Aceh, almarhum Ibrahim Hasan dan Syamsuddin Mahmud serta Wakil Gubernur, HT Djohan serta sejumlah tokoh Aceh lainnya pada saat saya masih bekerja di Pangkas Primadona sebagai tukang pijat," beber Husaini.

Kini orang-orang tersebut sudah tiada dan berbagai nasehat para tokoh Aceh itupun banyak diterima dan tergiang dalam ingatannya, sehingga langkahnya menyekolahkan anak-anaknya hingga sukses pun mampu dilakukan.

Husaini pun cukup menguasai bacaan di setiap ayat dalam kitab suci Alquran model braille yang diperuntukkan khusus bagi tunanetra.

Ia mengaku, menerima 30 juz Alquran braille dari infaq dari seseorang kepadanya. 

Di akhir ceritanya, Husaini mengungkapkan, dirinya pada usia 7 tahun sebenarnya pernah bisa melihat.

Namun, takdir Allah berkehendak atas dirinya, di saat dirinya sedang bermain dengan sesama teman seusianya, tiba-tiba sebuah pisau arit terlepas dari tangan seseorang yang tidak mau diungkapkanya dan mengenai satu bagian matanya.

Baca juga: VIDEO - Berada di Tribun, Pria Ini Deskripsikan Pertandingan Bola Pada Sahabatnya yang Tunanetra

Tapi, karena penanganan yang tidak dilakukan segera, sehingga kerusakan terjadi keduanya.

“Saya sangat ikhlas atas apa yang sudah diputuskan Allah. Hikmah itu saya rasakan begitu besar, di saat saya dan istri mampu menyekolahkan empat anak-anak saya,” urainya.

“Semoga mereka menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menjadi anak yang shaleh dan shalehah yang alan mendoakan kami nanti setelah saya dan istri telah tiada,” tutur Husaini yang memutuskan merantau ke Banda Aceh pada tahun 1988 lalu, dari kampung halamannya di Jangka, Kabupaten Bireuen.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved