Internasional
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA Kembali Hadapi Krisis Keuangan
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pihaknya mengalami krisis keuangan parah.
SERAMBINEWS.COM, AMMAN - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pihaknya mengalami krisis keuangan parah.
Sehingga, tidak dapat membayar gaji 28.000 karyawannya tepat waktu bulan ini.
Bahkan, memperingatkan kemungkinan pemotongan layanan vital bagi jutaan orang di tengah krisis ekonomi dan pandemi global.
UNRWA menjalankan sekolah, klinik, dan program distribusi makanan untuk jutaan pengungsi Palestina di Timur Tengah, seperti dilansir AP, Rabu (1/12/2021).
Terutama keturunan Palestina yang melarikan diri atau diusir dari tempat yang sekarang selama perang 1948.
Dilansir AP, Rabu (1/12/2021), sebanyak 5,7 juta pengungsi sebagian besar tinggal di kamp-kamp yang telah diubah menjadi pemukiman, tetapi miskin.
Baca juga: Jepang Janji Beri Hibah ke Palestina Rp 127 Miliar
Mereka berada di Tepi Barat yang diduduki Israel, Jerusalem Timur dan Jalur Gaza, serta Jordania, Suriah dan Lebanon.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini kepada wartawan di Jordania mengatakan dukungan AS telah dihentikan oleh pemerintahan Trump.
Kemudian, pengurangan oleh pendanaan dari sejumlah pendonor lainnya.
Agensi tersebut juga mengalami krisis manajemen pada tahun 2019.
Saat kepala sebelumnya mengundurkan diri di tengah tuduhan pelanggaran seksual, nepotisme, dan penyalahgunaan wewenang lainnya di agensi tersebut.
Staf melakukan mogok pada Senin (29/11/2021) setelah diberitahu gaji akan ditunda, kata Lazzarini.
“Jika layanan kesehatan UNRWA terganggu di tengah pandemi global, peluncuran vaksinasi Covid-19 akan berakhir," katanya.
"Perawatan ibu dan anak akan dihentikan, setengah juta anak perempuan dan laki-laki tidak tahu apakah mereka dapat terus belajar," tambahnya.
"Lebih dari dua juta pengungsi Palestina yang paling miskin tidak akan mendapatkan uang tunai dan bantuan makanan,” jelasnya.