Anggaran

Gubernur Sampaikan Jawaban atas Pertanyaan Banggar terkait RAPBA 2022

Wakil Ketua DPRA Syafaruddin, menyampaikan kata pengantar pembukaan sidang paripurna mempersilahkan Sekda Aceh dr Taqwallah M Mkes membacakan Jawaban

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Serambi Indonesia
Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, dr Taqwallah, MKes saat menyampaikan jawaban atas tanggapan Badan Anggaran (Banggar) DPRA terhadap RAPBA 2022, dalam rapat paripurna di Gedung Serbaguna DPRA, Selasa (30/11/2021). 

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANA ACEH - Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah, yang diwakili Sekda Aceh, dr Taqwallah M Kes, di Gedung Serbaguna DPRA, pada hari Selasa (30/9/2021) menyampaikan jawabannya terhadap Pendapat Banggar DPRA tentang RAPBA 2022 pada hari Senin (22/11) lalu di tempat yang sama.

Sidang lanjutan Paripurna RAPBA 2022 dengan agenda acara Jawaban Gubernur itu, dipimpin Wakil Ketua DPRA, Syafaruddin dari Partai Gerinda dan didampingi Wakil Ketua Dalimi dari Partai Demokrat, serta dihadiri sejumlah anggota DPRA, anggota Forkopimda Aceh, Asisten I Setda Aceh, Dr M Jafar, Sekwan Suhaimi dan undangan lainnya.

Wakil Ketua DPRA Syafaruddin, menyampaikan kata pengantar pembukaan sidang paripurna mempersilahkan Sekda Aceh dr Taqwallah M Mkes membacakan Jawaban Gubernur Aceh, atas pertanyaan yang disampaikan Banggar DPRA, pada sidang paripurna Senin (29/11/2021) malam, terkait usulan belanja, pendapat dan pembiayaan, RAPBA 2022 yang rencanannya akan disahkan pada siding paripurna Selasa sore atau malam nanti.

Sekda Aceh, dr Taqwallah M.Kes mengatakan, target pendapatan tahun anggaran 2022 yang direncanakn sebesar Rp 13,352 trilliun atau lebih rendah dari realisasi pendapatan tahun anggaran 2020 Rp 14,439 trilliun, dapat kami jelaskan bahwa sebelum RKPA, KUA dan PPAS dan RAPBA 2022 dibuat, Pemerintah Aceh telah menetapkan pendapatan sebesar Rp 14,376 trilliun, namun dalam pembahasan RAPBA 2022, Kementerian Keuangan RI melalui surat Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Nomor S-170/PK/2021 tanggal 1 Oktober 2021, prihal penyampaian transfer dana ke daerah dan dana desa tahun 2022, menetapkan bahwa target pendapatan transfer dana pusat kepada Pemerintah Aceh menurun sebesar Rp 1,023 trilliun.

Baca juga: Sinetron Ikatan Cinta Disorot, Ratingnya Sempat Jeblok Buntut Teror Tak Kunjung Selesai, Ada Apa?

Sehingga pendapatan Aceh berkurang dari senilai Rp 14,3786 trilliun menjadi Rp 13,352 trilliun.

Berkenaan dengan perhitungan Silpa RAPBA 2022 sebesar Rp 3,4123 trilliun, yang dikaitkan dengan realisasi anggaran TA 2021 per 22 Nopember 2021, terjadi surplus antara pendapatan dengan belanja sebesar Rp 1,391 trilliun.

Gubernur menjelaskan, terkait sisa target realisasi pendapatan sampai 31 Desember 2021, sebesar Rp 2,874 trilliun, atau 20,73 persen, diprediksi akan terealisir Rp 13,927 trilliun, atau sebesar 100,45 persen.

Sedangkan untuk sisa target belanja yang belum terealisir Rp 6,883 trilliun, atau 51,80 persen, diperkirakan pada akhir tahun anggaran 2021 akan mencapai Rp 14,029 trilliun, atau setara sebesar 85,12 persen.

Silpa diakhir tahun 2021, diestimasikan senilai Rp 2,874 trilliun, atau sebesar 20,73 persen, dapat kami jelaskan bahwa berdasarkan estimasi pendapatan dan belanja sebagaimana tersebut pada huruf a) dan huruf b) diatas realitasnya besaran Silpa tahun berjalan diperkirakan, pada akhir trahun 2021 menjadi sebesar Rp 3,413 trilliun.

Defisit anggaran tahun 2021 senilai Rp 2,817 trilliun, dapat ditutupi dengan pembiayaan netto, sehingga sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan (silpa) menjadi nol.

Baca juga: Masyarakat Berpenghasilan Menengah akan bayar Pajak Lebih Rendah

Gubernur Nova menjelaskan, belanja pembangunan yang terdapat dalam RAPBA 2022 senilai Rp 16,170 trilliun itu, akan dialokasikan untuk Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing untuk Mewujudkan Kemandirian Ekonomi yang Inklusif.

Ada empat program prioritas yang akan dilaksanakan tahun depan. Pertama, menumbuhkan ekonomi yang produktif dan kompetitif, untuk hal ini dialokasikan anggaran senilai Rp 1,250 trilliun.

Kedua Peningktan Sumber Daya Manusia, yang berkualitas, dialokasikan anggaran senilai Rp 5,866 trilliun. Ketiga Peningkatan infrastruktur yang terintegritas dan berwawan lingkungan, dialokasikan anggaran Rp 3,7389 trilliun, dan keempat penguatan tata kelola pemerintahan dan keistimewaan Aceh dialokasikan anggaran Rp 1,237 trilliun.

Kecuali itu, pada tahun depan Pemerintah Aceh, akan menambah penyertaan modalnya ke Bank Aceh Syariah untuk memenuhi kebutuhan modal inti senilai Rp 500 miliar, BPRS Mustaqim Rp 20 miliar dan PT Pembangunan Aceh (Pema) Rp 75 miliar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved