Berita Banda Aceh
Dr Syahrul SpS, Mantan Dekan FK USK: Tanda Tangan di Ijazah Elwizan Aminuddin Itu Palsu
"Logo universitas di samping pasfotonya itu juga palsu. Tindakannya ini sangat merugikan masyarakat luas dan dunia pendidikan," kata Syahrul.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nur Nihayati
"Logo universitas di samping pasfotonya itu juga palsu. Tindakannya ini sangat merugikan masyarakat luas dan dunia pendidikan," kata Syahrul.
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBI BANDA ACEH - Mantan dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK), Dr dr Syahrul SpS mengatakan bahwa tanda tangan yang tertera di ijazah dr Elwizan Aminuddin, bukan tanda tangannya.
"Itu bukan tanda tangan saya. Saya juga tidak pernah kenal dengan yang bersangkutan," kata Dr Syahrul saat dikonfirmasi Serambinews.com, Senin (6/12/2021) pagi.
Penegasan Dr Syahrul tersebut sekaligus mempertegas bahwa Elwizan Aminuddin tidak pernah terdaftar sebagai mahasiswa di FK USK saat ia menjabat dekan.
"Logo universitas di samping pasfotonya itu juga palsu. Tindakannya ini sangat merugikan masyarakat luas dan dunia pendidikan," kata Syahrul.
Sebagaimana ramai diberitakan dalam sepekan terakhir, seorang pria bernama Elwizan Aminuddin mengaku dirinya dokter, lulusan FK USK pada 1 November 2010.
Di ijazahnya tercantum bahwa Elwizan kelahiran Bireuen pada 25 April 1982 dan telah menyelesaikan dengan baik semua syarat pendidikan pada program studi kedokteran di FK USK.
Baca juga: Warga Ini Ditipu Rp 35 Juta, Terrgiur Iming-iming Jadi PNS, Begini Cara Pelaku Kelabui
Baca juga: Doa Pagi Mustajab Dibaca Pembuka Pintu Rezeki, Tunaikan Usai Sholat Dhuha
Ijazah tersebut ditandatangani Prof Dr Darni M Daud MA sebagai Rektor USK dan dr Syahrul SpS sebagai Dekan FK USK.
Namun, Syahrul sudah memastikan bahwa tanda tangan di ijazah tersebut bukan tanda tangannya. "Dia palsukan tanda tangan saya. Tindakannya merugikan dunia pendidikan," ujar Syahrul.
Karena merugikan nama baik FK USK dan institusi USK pada umumnya, Syahrul merekomendasikan agar pria pemalsu ijazah ini diproses hukum guna menimbulkan efek jera.
Sebagaimana diberitakan Serambinews.com, Elwizan Aminuddin disebut sebagai dokter gadungan oleh
PT Liga Indonesia Baru (LIB).
PT LIB merupakan operator/penyelenggara yang ditunjuk oleh PSSI untuk menjalankan kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia, Liga 1.
Elwizan ternyata sudah sepuluh tahun berada di lingkungan Liga 1 dan Timnas Indonesia sebagai dokter. Baru pada pengujung tahun ini terbongkar bahwa Elwizan ternyata dokter gadungan.
Saat diwawancarai Tribun Jogja, Elwizan Aminudin mengaku dia terjun ke dunia sepakbola karena cinta.
Elwizan memilih sepakbola, meskipun ditentang oleh orang tua.
Elwizan Aminudin yang kedoknya terbongkar sebagai dokter palsu dan dikonfirmasi oleh PT LIB itu menyebut, sepakbola adalah cita-cita dan jalan hidupnya.
"Ini adalah cita-cita saya yang tertunda. Dulu saya memiliki cita-cita menjadi pesepak bola, tapi orang tua saya melarang,” tutur Elwizan sebagaimana dikutip dari wawancara dia di Tribun Jogja.
Terungkapnya kasus dokter gadungan ini setelah seorang kardiolog berkicau di Twitter bahwa Elwizan Aminuddin bukanlah dokter dan tak pernah kuliah di fakultas kedokteran.
Terkini, Elwizan tercatat sebagai dokter klub di PS Sleman.
Sementara itu, Dekan FK USK, Prof Dr dr Maimun Syukri SpPD mengaku sudah membalas balas surat ke PSS Sleman minggu lalu. "Mereka sudah minta klarifikasi keabsahan ijazahnya kepada kita," kata Maimun.
Dalam surat balasan itu dinyatakan bahwa ijazah Elwizan palsu dan yang bersangkutan tak pernah terdaftar sebagai mahasiswa dan lulusan FK USK.
"Sudah kita cek, nomor ijazahnya tidak sesuai dengan sistem kita dan tidak ada di pangkalan dikti mahasiswa. Mudah sekali ngeceknya di dikti, siapa saja bisa mengakses," ujar Maimun Syukri.
Sementara itu, Rektor USK, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng IPU meminta kasus ini harus diusut biar terbongkar jaringan yang memalsukan Ijazah. "Dulu juga di Bireuen ada yang palsukan ijazah Fakultas Ekonomi USK dan sudah ditindak," ujarnya. (*)
Baca juga: Demonstran Kurdi Serbu Markas Organisasi Pelarangan Senjata Kimia di Den Haag, Protes Serangan Turki