Gubernur Anies dan Ungkapan Terima Kasihnya untuk Masyarakat Aceh

Makam Sultan terakhir Aceh, Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah yang berada Tempat Pemakaman Umum (TPU) Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur

Editor: bakri
Dok Instagram @TamanHutanDKI
Gubernur DKI Jakarta, Aneis Baswedan berziarah ke makam Sultan terakhir Aceh, Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah di TPU Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/12/2021). 

* Pemprov DKI Pugar Makam Sultan Alaidin Daud Syah

Makam Sultan terakhir Aceh, Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah yang berada Tempat Pemakaman Umum (TPU) Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur, selama ini nyaris tak terlihat, karena pusaranya sama dengan makam-makam lainnya.

Tetapi ke depan, makam Sultan yang juga pejuang asal Aceh itu akan terlihat berbeda.

Pemprov DKI Jakarta mengelontorkan Rp 2,1 miliar untuk pemugaran makam tersebut.

GUBERNUR DKI Jakarta, Aneis Baswedan, Senin (13/12/2021), berziarah ke makam sultan terakhir Aceh, Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah di TPU Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur.

Selain berziarah, kunjungan tersebut sekaligus untuk meresmikan pemugaran makam Sultan dan keluarganya.

Total ada tujuh makan keluarga Sultan yang di pugar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan menghabiskan anggaran Rp 2,1 miliar.

Dalam video yang dibagikan Anies melalui Instagram Story-nya, terlihat kedatangan Anies disambut oleh perwakilan keluarga yang juga keturunan Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah.

Dalam video itu, Anies tampak menabur bunga di atas makam.

Suasana berlangsung khidmat ketika Anies dan perwakilan keturunan keluarga Sultan berdiri di samping pusara Sultan terakhir Aceh ini.

Anies juga terlihat menerima Kupiah Meukeutop dan Siwah Meuneungi Sultan dari perwakilan keluarga Sultan.

Seorang perempuan tampak memasangkan Kupiah Meukeutop ke kepala orang nomor satu di DKI Jakarta itu.

Setelah itu, seorang pria juga tampak menyerahkan sepucuk Siwah Meuneungi Sultan kepada Anies.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berharap pemugaran makam ini menjadi tradisi demi menjaga para pejuang.

"Semoga dengan pemugaran ini bisa menjaga tradisi, melahirkan pejuang-pejuang yang torehan peristiwanya dicatat puluhan tahun, beratus tahun ke depan," kata Anies Baswedan dikutip Antara.

Dalam kesempatan itu, Anies juga menyampaikan bahwa Aceh telah terbukti melahirkan para pejuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

“Kita yang hari ini merasakan kemerdekaan, menyadari benar bahwa cikal bakal kemerdekaan ini terjadi dari perjuangan ratusan bahkan ribuan tokoh-tokoh dari berbagai tempat,” ujar Anies.

“Dan Aceh, adalah salah satu produsen yang amat banyak dalam melahirkan perjuang untuk kemerdekaan.

Dengan itu secara khusus, kami ingin sampaikan kepada masyarakat Aceh, terima kasih dan apresiasi bahwa rakyat Aceh telah memiliki catatan sejarah gemilang dalam mengusir kolonialisme,” ungkap Anies.

Tengku Dian Anggraini (46), salah seorang ahli waris yang juga cucu dari Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah mengatakan, pihak keluarga, baik yang ada di Aceh maupun di DKI Jakarta, sangat berterima kasih dan mengapresiasi adanya pemugaran makam sultan oleh Pemprov DKI.

Selama ini, dikatakannya, makam Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah tidak terlihat oleh khalayak umum, sebab kondisi pusaranya sama dengan makam warga lainnya yang ada di TPU.

"Kami sangat terima kasih dan apresiasi pada Pak Gubernur dan Pemprov DKI yang telah memugar makam keluarga kami, Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah,” ucapnya.

“Selama ini makam kakek kami tidak terlihat oleh khalayak umum.

Sehingga tidak tahu kalau di sini ada makam Sultan Aceh," sambung Tengku Dian lagi.

Dia menyebutkan, di TPU Utan Kayu, keseluruhan ada tujuh makam keluarganya.

Empat makam berada di belakang dan tiga di bagian depan.

Khusus yang tiga makam ini merupakan pindahan dari TPU Karet Bivak tahun 1990 silam.

Dengan dipugarnya makam keluarganya ini maka otomatis ada pembeda antara makam Sultan dengan makam warga umum lainnya.

"Ke depan makam Sultan Aceh ini dibuatkan barcode berisi sejarah singkat Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah.

Bahkan akan dijadikan situs sejarah.

Mudah-mudahan ini bisa jadi pembelajaran ke depannya untuk anak-anak generasi penerus kita, bahwa ada pejuang yang namanya tidak tercatat sebagai pahlawan nasional," lanjut Dian.

Selanjutnya, mewakili pihak keluarga, pihaknya berharap Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah ini bisa dijadikan pahlawan nasional tanpa syarat.

Karena perjuangan sultan semasa hidupnya sangat luar biasa dalam memerangi kaum kolonial.

Penataan makam keluarga Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah di TPU Utan Kayu terdiri dari dua areal.

Yakni area makam 1 dengan luas 16 meter persegi terdiri dari empat makam, dan area makam 2 seluas enam meter persegi terdiri dari tiga makam.

Pada areal makam 1, terdiri dari makam Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat Zillullah Filalam bin Tuanku Cut Zainal Abidin.

Kemudian Tengku Putih binti Tuanku Zainal Abidin, Tuanku Mahmud bin Tuanku Abdul Madjid, dan Teuku Chiek Ali Basyah.

Baca juga: Ini Alasan Anies Baswedan Gelontorkan Rp 2,1 Miliar untuk Pemugaran Makam Sultan Terakhir Aceh

Baca juga: Sosok Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah, Sultan Terakhir Aceh yang Makamnya Dipugarkan Pemprov DKI

Sedangkan di area makam 2 ada tiga makam terdiri dari makam Tuan Putri Gambar Gading binti Tuanku Pangeran Abdoel Madjid Atjeh, Tuanku Pangeran Hoesin Atjeh bin Tuanku Pangeran Abbas dan Habib Ahmad bin Hoesin Alaydroes Atjeh. (agus ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved