Mayat di Sungai Kombih Subulussalam
Duka Zubir Hasan, Ayah Tata Korban Mobil Travel Jatuh ke Jurang di Pakpak Bharat, Pulanglah Anakku!
Isak tangis pun pecah, Zubir tersedu sambil menyeka air matanya yang tak berhenti mengalir dari kedua bola mata.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – “Nak, pulanglah anakku, besok Adek wisuda, ayah sudah di sini menunggu.”
Ddemikian antara lain kalimat yang terucap dari bibir pria paruh baya bernama Zubir Hasan, saat berbincang-bincang dengan Serambinews.com, Rabu (15/12/2021).
Zubir, adalah ayahanda Tata Agusniati, salah satu korban mobil travel Toyota Kijang Innova BL 1537 EF yang jatuh ke jurang dan masuk dalam Sungai Lae Kombih, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.
Raut wajah tuanya tampak menahan remuknya hati pria berusia 53 ini. Seketika tampak dari kelopak matanya mengalir bulir bening hingga ke pipi yang mulai berkerut.
Isak tangis pun pecah, Zubir tersedu sambil menyeka air matanya yang tak berhenti mengalir dari kedua bola mata.
“Saya tidak bisa ngomong, kalau ngomong beginilah, menangis, saya sedih, hati saya remuk. Anak saya cuma dua, sekarang satu sudah hilang akibat kecelakaan,” ungkap Zubir tersedu-sedu.
Baca juga: Keluarga Akui Mayat Wanita di Sungai Kombih Subulussalam Khairumi, Polisi: Kita Lakukan Proses DVI
Padahal, kata Zubir, Kamis (16/12/2021) besok, sejatinya adalah momen bahagia bagi dia dan keluarga.
Karena besok putri pertamanya itu dijadwalkan diwisuda S1 Kebidanan di Institut Kesehatan Helvetia Medan, Sumatera Utara.
“Bagaimana hancurnya perasaan kami, karena besok seharusnya anak saya itu diwisuda. Dia kuliah dengan susah payah. Walaupun saya tidak punya uang, tapi buat pendidikan anak, apapun saya perjuangkan,” terang Zubir.
Zubir mengatakan, semua telah disiapkan untuk menyaksikan proses wisuda sang putri tercinta pada Kamis (16/12/2021) besok.
Seharusnya, lanjut Zubir, dia dan keluarga lain berjumlah delapan orang akan menyusul ke Medan pada Selasa (14/12/2021) kemarin.
Tetapi apa daya, kepergian ke Medan ternyata berujung duka dan tak pernah kembali.
Baca juga: VIDEO Penumpang Mobil Travel Masuk Jurang di Perbatasan Subulussalam-Pakpak Bharat Simpang Siur
Zubir dan keluarga memang menyusul namun untuk mencari keberadaan sang anak, bukan menyaksikan prosesi wisuda sang putri tercinta.
Padahal, sebagai orang tua, Zubir sangat rindu menyaksikan prosesi wisuda sang anak tercinta sebagaimana ayah-ayah lain.
Tata, kata Zubir, adalah sosok anak yang baik, giat belajar dan berprestasi. Di sekolah selalu meraih prestasi.
Sebagai keluarga korban yang anaknya belum ditemukan, Zubir berharap kepada tim dan pemerintah maupun para pihak terkait lainnya, agar tidak menghentikan pencarian sebelum semua korban ditemukan.
“Walau nanti anak saya sudah ditemukan, kami berharap korban lain juga tetap dicari hingga ditemukan. Jangan sampai pencarian korban ini dihentikan sebelum semuanya ditemukan,” ungkap Zubir
Tata Agusniati adalah mahasiswi jurusan SI Kebidanan di Medan, Sumatera Utara bersama rekannya bernama Khairumi.
Baca juga: Hujan Deras Guyur Kota Subulussalam & Pakpak Bharat, Basarnas Hentikan Pencarian Korban Mobil Jatuh
“Harusnya ponakan kami ini mengikuti yudisium hari ini di Medan, bersama rekannya Khairumi yang jenazahnya telah ditemukan,” ujar Hery, paman korban dalam bincang-bincang dengan Serambinews.com via telepon seluler.
Dikatakan Hery, Tata adalah anak pertama pasangan Jubir HS dengan Samsidar.
Hari yang sejatinya menjadi momen bersejarah tidak dapat diikuti sosok wanita pendiam dan kalem tersebut.
Bahkan momen bahagia yakni wisuda yang seharusnya berlangsung pada Kamis 16 Desember 2021, juga akan gagal diikuti sang gadis malang ini.
Karena, perjalanan menuju kembali ke kampus berubah jadi malapetaka setelah mobil Toyota Kijang Innova BL 1537 EF yang ditumpanginya mengalami kecelakaan hingga terjun ke jurang sedalam 35 meter lebih dan masuk sungai.
Menurut Hery yang merupakan paman Tata, sang ponakan dikenal sebagai sosok yang giat belajar dan teguh mengejar cita-cita.
Baca juga: VIDEO Mahasiswi Aceh Barat Jadi Korban Mobil Travel Aceh-Medan yang Masuk Jurang di Subulussalam
Ini demi harapan untuk masa depan, terlebih dalam membahagiakan kedua orangtuanya. Bahkan di waktu sekolah, sosok Tata diakui selalu mendapatkan ranking.
Khairumi yang juga sahabat Tata adalah rekannya satu kampus dan bersamaan dalam perjalanan ke Medan untuk yudisium dan wisuda.
Harapan kedua mahasiswi tersebut dapat merayakan momen bahagia, kini pupus.
Begitu pula para orang tua korban yang telah siap-siap menyusul berangkat ke Medan berubah kabar duka.
Adapun mayat yang ditemukan dikenali bernama Khairumi, sementara Tata hingga tulisan ini dibuat belum ditemukan.
Tidak banyak informasi yang didapat Serambinews.com atas sosok Tata karena proses wawancara via telepon.
Baca juga: RAPI Subulussalam Sebar Informasi Mobil Innova Terjun di Jurang Perbatasan Aceh-Pakpak Bharat, Sumut
Namun sebelum berangkat, Tata diakui menitip pesan pada sang adik bernama Anisa Ramadhani agar memakai pakaian yang bagus nantinya.
“Pesan korban kepada adiknya, ada pakaian yang ditinggalkan buat adiknya tersayang untuk menghadiri acara wisuda, namun Allah berkehendak lain,” ucap Hery dengan nada terisak.
Saking tekun dan fokusnya belajar, Tata yang masih belia tidak memiliki akun media sosial (medsos) seperti Facebook atau Instagram, Twitter maupun akun lainnya.
Selain Tata dan Khairumi, korban mobil jatuh yang juga berprofesi sebagai mahasiswi di Medan adalah Fitri Elfirati.
Fitri adalah wanita berusia 26 tahun, warga Dusun Lueng Kubu Batang, Desa Padang Panyang, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya.
Dia mahasiswi di Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua. Meski telah menikah selama setahun lebih dengan Zainuddin, namun Fitri tetap menjalani pendidikan di Medan.
Baca juga: Penumpang Innova Masuk Jurang dan Tercebur ke Sungai di Subulussalam, Tiga Wanita Aceh Barat
“Dia sudah menikah dan awal tahun depan, genap dua tahun. Selama ini, dia masih kuliah di Medan, kosnya di Deli Tua,” terang Hj Siti Asri, ibu kandung Fitri.
Hj Siti Asri menceritakan, sosok anaknya itu selama ini cukup manja, baik kepadanya maupun sama sang ayah, termasuk mertua dan suami.
Sementara sang suami, Zainuddin mengakui tidak ada firasat terkait kecelakaan yang menimpa istrinya.
Hanya saja, kata Zainuddin, satu firasat yang agak aneh karena beberapa hari sebelum berangkat, sang isteri sangat manja.
Bahkan, sikap manjanya kata Zainuddin, melebihi sebelumnya. “Firasat hanya sikap manja sangat lebih. Dan berbeda dari sebelumnya, kadang ke kamar mandi pun saya terus diikuti,” ujar Zainuddin.
Lebih jauh, Zainuddin yang juga bertugas di kesehatan mengaku, kontak terakhir dengan istri sekitar pukul 22.00 WIB, Sabtu (11/12/2021).
Saat itu, sang istri mengeluh mobilnya masuk air karena ada barang di atas.
Baca juga: VIDEO Keluarga Akui Mayat di Sungai Kombih Subulussalam Khairumi, Polisi: Kita Lakukan Proses DVI
Setelahnya, Zainuddin kehilangan kontak karena biasanya dia selalu menyarankan istri tidur di mobil agar sesampai di Medan bisa lebih fresh.
“Kontak terakhir kami pukul 22.00 WIB, dia bilang masuk air dari atas mobil. Saya memang selalu suruh tidur kalau sudah larut malam, biar bisa fresh,” cerita Zainuddin.
Sementara itu, upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan dan masyarakat pada Rabu (15/12/2021) atau hari ke-4, tidak membuahkan hasil.
Pantauan Serambinews.com, tim gabungan masih terus menyisir sepanjang aliran Sungai Lae Kombih, sejak Air Terjun Kedabuhan, Desa Jontor hingga kawasan Sikelang, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Namun upaya pencarian di hari keempat ini tidak membuahkan hasil. Tim hanya menemukan satu tas yang diduga milik penumpang mobil nahas tersebut.
“Hari ini, kami menyisir Sungai Lae Kombih mulai dari Kedabuhen sampai ke Sikelang, tapi tidak ada ditemukan,” kata Aipda Zulfan Efendi, salah satu tim pencarian korban.
Lokasi pencarian korban mobil travel asal Aceh Barat ini dilakukan terpaut belasan kilometer dari tempat jatuhnya.
Mobil yang disopiri Arman Yusuf (50) itu jatuh ke jurang sedalam puluhan meter di Dusun Buluh Didi, Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (STTUJ) Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.
Namun diduga para korban telah terseret arus ke bawah sungai yang melintas hingga ke Kota Subulussalam.
Ada pula dugaan jika ada mayat yang kemungkinan sudah terbawa arus ke bawah atau kawasan Pelayangan, namun semua masih asumsi.
Sementara para keluarga korban sampai malam ini masih berada di lokasi tempat pendaratan jenazah korban yakni Pemandian Desa Sikelang, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Di sana ada keluarga dari korban Tata Agusnianti (22), Sudarsih (63), Muhammad Amri Lubis (30), dan Masdi (49).
Mereka berteduh di sebuah tenda yang dibangun di tepi Sungai Lae Kombih.(*)