Luar Negeri
Kim Jong Un Larang Rakyat Korea Utara Tertawa dan Gembira 11 Hari, Ini Alasannya
Kim Jong-il memerintah Korea Utara hingga kematiannya pada 2011, dan kemudian diteruskan oleh putranya Kim Jong-un.
Orang yang ulang tahun selama masa berkabung juga tidak boleh merayakannya.
Polisi dikabarkan dikerahkan untuk mengawasi warga yang gagal untuk terlihat berduka dengan semestinya.
“Mulai hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung bersama,” ujar sumber lainnya yang meminta anonimitas.
“Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa petugas penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali,” ujarnya.
Larang Warga Korea Utara Pakai Mantel Kulit
Kim Jong Un dikabarkan telah mempopulerkan mantel kulit itu pada tahun 2019.
Awalnya jaket hanya dipakai orang-orang kaya yang bisa membeli barang yang mahal.
Namun, muncul jaket kulit palsu impor yang dijual dengan harga lebih murah.
Hal itu membuat Kim Jong Un kesal.
"Ketika mantel kulit ini populer, otoritas penegak hukum mengejar perusahaan yang membuat mantel yang terlalu mirip dengan yang dipakai Kim Jong Un," kata salah satu sumber.
Sebuah parade militer di Korea Utara pada bulan Januari lalu menunjukkan semua pejabat tinggi mengenakan jaket kulit, yang kemudian memicu lebih banyak minat pada barang tersebut.
Namun, polisi mode telah bergerak dengan menyita jaket kulit palsu di pasar dan dari orang-orang yang memakainya.
Warga mengeluh, mengatakan tidak adil mereka mengambil jaket yang mereka beli dengan uang mereka sendiri.
"Polisi lalu menanggapi keluhan tersebut, mengatakan bahwa mengenakan pakaian yang dirancang agar terlihat seperti Yang Mulia adalah 'tren tidak murni untuk menantang otoritas Martabat Tertinggi'," kata sumber lain.
"Mereka menginstruksikan masyarakat untuk tidak memakai jas kulit, karena itu bagian dari arahan partai untuk memutuskan siapa yang boleh memakainya."