Luar Negeri

Kim Jong Un Larang Rakyat Korea Utara Tertawa dan Gembira 11 Hari, Ini Alasannya

Kim Jong-il memerintah Korea Utara hingga kematiannya pada 2011, dan kemudian diteruskan oleh putranya Kim Jong-un.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/KCNA VIA KNS
Gambar yang diambil pada 24 Agustus 2019 dan dirilis 25 Agustus oleh kantor berita Korea Utara 9KCNA) memperlihatkan Pemimpin Korut kim Jong Un merayakan uji coba senjata peluncur roket berukuran besar di lokasi yang tidak diketahui.(AFP/KCNA VIA KNS) 

Orang yang ulang tahun selama masa berkabung juga tidak boleh merayakannya.

Polisi dikabarkan dikerahkan untuk mengawasi warga yang gagal untuk terlihat berduka dengan semestinya.

“Mulai hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung bersama,” ujar sumber lainnya yang meminta anonimitas.

“Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa petugas penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali,” ujarnya.

Larang Warga Korea Utara Pakai Mantel Kulit

Kim Jong Un dikabarkan telah mempopulerkan mantel kulit itu pada tahun 2019.

Awalnya jaket hanya dipakai orang-orang kaya yang bisa membeli barang yang mahal.

Namun, muncul jaket kulit palsu impor yang dijual dengan harga lebih murah.

Hal itu membuat Kim Jong Un kesal.

"Ketika mantel kulit ini populer, otoritas penegak hukum mengejar perusahaan yang membuat mantel yang terlalu mirip dengan yang dipakai Kim Jong Un," kata salah satu sumber.

Sebuah parade militer di Korea Utara pada bulan Januari lalu menunjukkan semua pejabat tinggi mengenakan jaket kulit, yang kemudian memicu lebih banyak minat pada barang tersebut.

Namun, polisi mode telah bergerak dengan menyita jaket kulit palsu di pasar dan dari orang-orang yang memakainya.

Warga mengeluh, mengatakan tidak adil mereka mengambil jaket yang mereka beli dengan uang mereka sendiri.

"Polisi lalu menanggapi keluhan tersebut, mengatakan bahwa mengenakan pakaian yang dirancang agar terlihat seperti Yang Mulia adalah 'tren tidak murni untuk menantang otoritas Martabat Tertinggi'," kata sumber lain.

  
"Mereka menginstruksikan masyarakat untuk tidak memakai jas kulit, karena itu bagian dari arahan partai untuk memutuskan siapa yang boleh memakainya."

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved