Petugas Kebersihan Wisma Atlet Positif Omicron, Menkes Imbau Masyarakat Tidak ke Luar Negeri
Pasien dengan inisial N tersebut tidak memiliki riwayat berpergian ke luar negeri. Namun, hal itu dapat saja terjadi berkaca dari kasus di Hong Kong.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kasus varian baru covid-19 Omicron muncul di Indonesia setelah eorang pekerja kebersihan di Wisma Atlet terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron.
Hal itu diperkuat dengan data Whole Genome Sequencing (WGS) bersangkutan yang dikirim ke GISAID. Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum usai.
Masyarakat perlu terus mewaspadai penularan virus jenis Omicron tersebut."Terutama terkait dengan apa yang dialami Eropa, Afrika dan kita baru-baru ini bahkan beberapa negara Asia, krisis belum selesai. Ini yang harus diwaspadai. Pandemi belum usai," kata Dicky, Kamis (16/12/2021).
Dia mengingatkan situasi bisa memburuk jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan.Belum dalam fase terkendali yang masuk kategori level satu atau dua Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
"Artinya masih rawan," tutur Dicky.
Dicky berpendapat, idealnya masyarakat tidak bepergian keluar kota saat periode libur Nataru, walaupun PPKM Level 3 batal diterapkan di seluruh Indonesia. Menurut dia, pengetatan dan pembatasan mobilitas diperlukan dalam upaya mitigasi.
Baca juga: Mesir Kutuk Milisi Houthi, Teroris Pengecut Terus Serang Arab Saudi Tanpa Henti
Baca juga: Nia Ramadhani Menangis di Ruang Sidang, Dicecar Hakim Soal Alasan Gunakan Narkoba
Baca juga: Arab Saudi Tegaskan Kembali, Iran Harus Dicegah Memproduksi Senjata Nuklir
"Pembatasan dalam artian bahwa kriteria orang bisa ada di satu wilayah di destinasi wisata itu memastikan bahwa itu tidak membawa virus atau kecil kemungkinannya, kriteria ini yang harus diperketat," kata Dicky.
Kemudian, lanjut Dicky, masyarakat yang bepergian harus sudah divaksinasi dosis penuh. "Tidak ada kasus kontak, tidak bergejala, dan rapid tes antigennya juga negatif ketika dia menggunakan pesawat atau melakukan satu pertemuan atau perjalanan yang cukup jauh," ujarnya.
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pasien dengan inisial N tersebut tidak memiliki riwayat berpergian ke luar negeri. Meski demikian, hal itu dapat saja terjadi berkaca dari kasus di Hong Kong.
"Untuk kasus Omicron pada petugas kebersihan di Wisma Atlet ini tidak memiliki history perjalanan luar negeri. Tetapi kita belajar dari Hong Kong memang terjadi juga seperti itu. Jadi karena dia melayani pasien sehingga akibatnya dia tertular," terang Menkes Budi.
Budi menegaskan, sampai sekarang pihaknya belum melihat ada penularan Omicron berbasis transmisi komunitas. Meski demikian, Whole Genome Sequencing(WGS) tetap ditingkatkan sebagai upaya deteksi varian Omicron dengan metode deteksi baru.
Baca juga: Indonesia vs Malaysia Berebut Tiket Semifinal Piala AFF, Elkan Baggott dan Egy Maulana Siap Tempur
Baca juga: SBY Sudah Sembuh dari Kanker Prostat Usai Jalani Operasi di Amerika, Segera Pulang ke Indonesia
Baca juga: Nia Ramadhani Ungkap Pertama Kali Kenal Sabu dari Rekan Artis Saat Syuting Sinetron Tahun 2006
Supaya kalau ada Omicron kita bisa tahu lebih cepat dengan penggunaan teknologi reagen PCR SGTF ini," ungkap mantan dirut Bank Mandiri ini.
Budi menerangkan, pasien N adalah pekerja pembersih di rumah sakit wisma atlet. Pada tanggal 8 Desember 2021 sampel yang bersangkutan diambil secara rutin oleh tim dari wisma atlet, kemudian dikirimkan ke Kementerian Kesehatan untuk dilakukan WGS, pada tanggal 10 Desember.
"Dan kita lihat bahwa ada tiga pekerja pembersih rumah sakit yang positif PCR nya. tapi yang terkonfirmasi positif omicron adalah satu orang," ujar Budi.
Budi mengatakan, ketiganya tidak mengalami gejala dan sehat serta menjalani karantina di Wisma Atlet.
"Ketiganya tanpa gejala jadi mereka masih sehat tidak ada demam, tidak ada batuk-batuk, kemudian mereka bertiga juga sudah dites PCR kembali, karena tes PCR pertamanya pada tanggal 8 sudah dites exit tes kembali 3 hari berikutnya dan hasilnya sudah negatif," ujar Menkes.
Dilarang ke Luar Negeri
Menkes juga mengimbau masyarakat tak pergi ke luar negeri.Lantaran, kasus Omicron telah menyebar luas di sejumlah negara di Eropa, Amerika, maupun Asia.
Ada lebih 50 negara yang telah mengkonfirmasi temuan kasus Omicron di negara mereka.
"Tolong liburan ini spend waktunya di dalam negeri, tidak perlu ke luar negeri. Indonesa negara yang jauh lebih aman dibandingkan negara luar," ujarnya.
Ia menerangkan, saat ini penyebaran Omicron terbukti sangat cepat, seperti yang terjadi di Inggris. Tadinya hanya 10 kasus per hari, naik 100 kasus per hari ,sekarang sudah 70.000 per hari.
"Lebih tinggi daripada puncak kasus yang terjadi di Indonesia pada bulan Juli 50 ribu kasus per hari. Jadi penularannya sangat cepat," jelas dia
Meski masih dalam penelitian, bagaimana dampak Omicron, seperti penyakit menjadi lebih berat, namun laju penularan varian ini perlu diwaspadai. "Jadi penularan yang tinggi di ujungnya akan bisa memberikan tekanan di rumah sakit," imbuhnya.
Terkait kemunculan kasus pertama Omicron yang terdeteksi di RI, mantan dirut Bank Mandiri ini meminta masyarakat tidak panik dan tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.
"Tidak usah khawatir, tidak usah panik, tetap hidup seperti biasa. Paling penting jaga kewaspadaannya, Dari prokes. Jangan kendor terutama memakai masker, menjaga jarak. Jangan terlalu berkerumun di acara dengan banyak orang. Pastikan, kurangi keluar negeri yang tidak penting. Penyebaran omicron terbukti sangat cepat," ungkapnya.(Tribun Network/rin/wly)