Kisah Gus Yahya Jadi 'Presiden' Gantikan Gus Dur saat Konferensi di Qatar, Kini Jabat Ketum PBNU
KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (P
"Tiba-tiba Gus Dur bilang saya capek sekali ini, saya sudah enggak kuat, mau istirahat saja," katanya.
Namun, Gus Dur tetap tidak mau ikut dan justru menyuruh Gus Yahya menggantikan posisinya pada sesi penutupan.
Terus diingatkan bahwa ini cuma break sebentar, sesudah ini ada acara penutupan.
"Nggak, nggak saya sudah nggak kuat, mau tidur, tiba-tiba Gus Dur bilang itu. Biar Yahya saja yang masuk nanti, beliau bilang begitu," ucapnya.
Keadaan bertambah runyam ketika itu bagi Gus Yahya, karena dia harus duduk di kursi yang disediakan bagi presiden RI.
"Kita enggak ada pilihan selain patuh ya. Akhirnya saya masuk bersama Menlu Alwi Sihab, sampai di sana itu setiap delegasi negara disediakan dua kursi: Presiden dan Menlu," katanya.
"Saya sampai di sana bingung. Loh ini saya duduk di mana?”
"’Di situ,’ kata Pak Alwi kan. Lah ini kursinya Presiden saya enggak berani. ‘Tukaran saja pak saya enggak berani.’”
"’Enggak bisa,’ kata Pak Alwi, ‘saya Menlu, harus duduk di kursi saya," ucapnya menirukan perkataan Alwi Sihab.
"Loh saya bagaimana ini? Menlu bilang, ‘perintah Presiden ya kamu duduk di situ. Duduklah saya di kursi presiden itu,’" katanya.
Tak berhenti sampai di sana, Gus Yahya menceritakan setelah duduk di kursi yang seharusnya ditempati Gus Dur, saat juru kamera acara menyorot setiap delegasi yang hadir, sorotan berhenti pada dirinya.
Wajah Gus Yahya disorot hingga memenuhi layar.
Kemudian sorotan kamera menyorot name tag di bawahnya yang bertuliskan President of Republic Indonesia.
"Kamera itu tadinya shoot memutar dari jauh ke delegasi satu per satu. Lewatin saya, tapi lewatin saya sedikit, balik lagi dia.”
"Tadinya kan longshot, terus di zoom in akhirnya saya di close up sebesar tembok itu muka saya. Saya kan terus bagaimana rasanya itu," katanya.