Gayo Quine

Rumah Peradaban Gayo Quine Dibangun di Tepi Danau Laut Tawar, Lengkap dengan Rumah Adat

Pertunjukan yang mengeksplorasi bunyi dari prasejarah diawali dari Loyang Pukes dan berakhir di Rumah Peradaban Gayo Quine dengan cara berjalan kaki s

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Kegiatan di Rumah Peradaban Gayo Quine, Pante Gading Bebuli Aceh Tengah. 

Laporan Fikar W Eda I Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM,TAKENGON - Di Aceh Tengah kini sudah berdiri Rumah Peradaban Gayo Quine terletak di Pante Gading Bebuli Aceh Tengah.

Persis berada di bibir Danau Laut Tawar, dalam jalur temuan arkeologi Ceruk Mendale dan Loyang Peteri Pukes.

Launching Rumah Peradaban Gayo Quine dilakukan bersamaan dengan pertunjukan "Frekuensi 432 Suara Prasejarah dari Loyang Pukes" yang dilakukan Yoyok Harness bersama kelompoknya, Rangkaian Bunga Kopi, Kamis (23/12/2021).

Pertunjukan yang mengeksplorasi bunyi dari prasejarah diawali dari Loyang Pukes dan berakhir di Rumah Peradaban Gayo Quine dengan cara berjalan kaki sembari memainkan berbagai alat musik tradisi Gayo selama arak-arakan.

Hadir pada pertunjukan itu Ketua Majelis Adat Gayo H Aspala Bantacut, penyair LK Ara, kelompok seni Pegayon, Sanggar Linge.

VIDEO Menikmati Wahana Wisata Air di Danau Lut Tawar Takengon

Dari Bener Meriah hadir Kepala Dinas Pariwisata Irmansyah.

Rumah Peradaban Gayo Quine didirikan oleh H Ramdanu Martis di areal seluas 4 hektar.

Di sana terdapat bangunan rumah adat Gayo ukuran 12x25 meter dengan corak dan pola hias khas Gayo.

"Kami memberi nama Rumah Peradaban Gayo Quine, dan diharapkan kelak menjadi sentral informasi peradaban Gayo. Kita akan lengkapi lokasi dengan museum mini, perpustakaan dan sebagainya. Lokasi ini berada dalam jalur penelitian Gayo Prasejarah," kata H Ramdanu Martis, yang sejak muda memiliki perhatian besar terhadap kebudayaan Gayo.

Nama Rumah Peradaban Gayo Quine dua hari sebelumnya dikukuhkan Ramdanu Martis bersama Fikar W.Eda, Yoppi Andri, Yoyok Harness dan Devie Koma Syahni dalam diskusi terbatas di lokasi tersebut.

Pria yang Pukul Pelajar di Medan Jadi Tersangka, Pelaku Kader PDIP, Ibu Korban: Harus Dipenjarakan

Sebelumnya lokasi itu diberinama kawasan wisata Gayo Quine Pante Gading Bebuli.

"Dengan ditetapkan sebagai Rumah Peradaban Gayo Quine, tentu tanggungjawabnya sudah lebih luas lagi, bukan sekedar kawasan wisata alam," kata H Ramdanu Martis.

Ia mengharapkan kelak Rumah Peradaban Gayo Quine memberi manfaat bukan saja kepada masyarakat sekitar melainkan secara nasional dan dunia.

"Kita belum punya sentral informasi tentang Gayo. Kita tidak punya rumah adat yang benar-benar representatif, semoga usaha ini ada manfaatnya nanti," kata Ramdanu Martis, putra almarhum H Mahmud Tammat, Kepala Taman Budaya Aceh pertama.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved