Kerugian Banjir Malaysia Diperkirakan Rp 67 Triliun
Banjir besar yang melanda Malaysia pada Jumat (14/12/2021), menyebabkan kerusakan dan dampak yang sangat luas
JAKARTA - Banjir besar yang melanda Malaysia pada Jumat (14/12/2021), menyebabkan kerusakan dan dampak yang sangat luas.
Sedikitnya 41 orang meninggal, delapan hilang dan lebih dari 68.000 penduduk mengungsi.
Bahkan, sampai Kamis (23/12/2021) atau sepekan setelah air bah datang, sejumlah daerah masih tergenang.
Ini disebut-sebut sebagai bencana banjir paling parah di Malaysia sejak 2014.
Seorang aktivis perubahan iklim, Shaqib Shahril, memperkirakan kerugian dalam banjir ini dapat mencapai setidaknya RM20 miliar atau sekitar Rp 67 triliun.

Jumlah itu didasarkan pada perkiraan kerusakan rumah tangga dan properti pribadi, serta kerusakan yang diderita oleh bisnis dan industri termasuk hancurnya toko, gudang, dan pabrik.
Shaqib, sebelumnya bagian dari kelompok pemuda yang terlibat dengan konvensi perubahan iklim PBB, mengatakan bahwa kerugian total dari kerusakan rumah tangga saja dapat melebihi RM1 miliar.

Dia mendasarkan perkiraannya pada penelitian independen tentang prospek keuangan banjir yang dilakukan dari Desember hingga Februari, dan data departemen kesejahteraan yang menyatakan bahwa jumlah keluarga tertinggi yang dievakuasi di enam negara bagian adalah 19.
711 keluarga pada Selasa (21/12/2021), pukul 15.30 waktu setempat.
Baca juga: Malaysia Diterjang Banjir Parah, 30.000 Jiwa Mengungsi, Curah Hujan Sehari Setara Satu Bulan
Baca juga: BANJIR MALAYSIA - 66.000 Personel Gabungan Dikerahkan Untuk Menyelamatkan Korban Banjir
“Berdasarkan ini, kerugian diperkirakan RM985 juta-- hampir melewati angka RM1 miliar.
Bahkan bisa lebih tinggi karena jumlah sebenarnya keluarga yang terkena dampak tidak diketahui, karena tidak semua keluarga pergi ke pusat evakuasi,” katanya kepada Free Malaysia Today, Jumat (24/12/2021).
Dia mengatakan, banjir bandang di Lembah Klang memiliki implikasi yang lebih besar terhadap ekonomi dan PDB negara.
Namun, Shaqib menekankan para ahli masih menunggu data yang lebih lengkap untuk memperkirakan implikasi keuangan sebenarnya dari banjir, karena musim hujan belum mencapai puncaknya.

Dia mengatakan, pemerintah harus melakukan investasi yang tepat untuk pencegahan bencana alam, diperkirakan sekitar RM1 miliar untuk kawasan industri seperti Selangor, Kuala Lumpur, Johor, dan lain-lain.
Shaqib menambahkan, pencegahan dapat mencakup empat faktor dasar yaitu membangun waduk retensi air, area yang ditinggikan, infrastruktur tahan iklim, serta program manajemen risiko bencana yang mencakup kampanye kesadaran untuk kesiapsiagaan masyarakat. (tempo.co)
Baca juga: Update Banjir Malaysia – 37 Orang Dilaporkan Tewas, 10 Jiwa Masih Hilang dan 68 Ribu Mengungsi
Baca juga: Malaysia Diterjang Banjir Parah, 14 Orang Tewas dan 70.000 Lebih Mengungsi
Baca juga: Tujuh Orang Tewas Akibat Banjir Malaysia, 41 Ribu Jiwa Mengungsi, Ditemukan Kasus Positif Covid-19