Ridwan Kamil Belajar Pesantren ke Aceh
Rombongan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat dipimpin Gubernur, Ridwan Kamil
* Bersama MUI Jabar
BANDA ACEH - Rombongan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat dipimpin Gubernur, Ridwan Kamil, berkunjung ke Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Minggu (26/12).
Kunjungan di sela-sela peringatan 17 tahun tsunami itu untuk mempelajari sinergitas pemerintah dan pesantren.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan kunjungannya ke Aceh bersama MUI Jawa Barat untuk belajar tentang aturan dayah atau pesantren yang berlaku di Aceh.
Selain itu, belajar tentang upaya menyingkronkan kebijakan gubernur dan bupati/wali kota dengan keberlangsungna pesantren.
“Kami ingin mengetahui tentang undang-undangnya, bagaimana menyinkronkan kebijakan gubernur, bupati, wali kota, dengan kemajuan, keberlangsungan, kemaslahatan pesantren.
Mudah-mudahan tujuan kami untuk belajar ini bisa diterima dengan baik,” kata Ridwan Kamil.
Ia berharap, jabar dengan 50 juta penduduk bisa maju dalam pembangunan agamanya, salah satu langkahnya melalui penguatan pesantren. Oleh karena itu, dalam rombongannya juga ikut pengelola pesantren.
Katanya, di luar Aceh, persoalan agama bukanlah kewenangan gubernur. Namun Ridwan Kamil mengaku tidak mau berpaku pada aturan itu, ia ingin melakukan pembangunan dalam bidang agama.
Katanya, awalnya kunjungan ke Aceh untuk menghadiri peringatan 17 tahun tsunami. Namun ia mengajak sekaligus rombongan MUI Jawa Barat untuk belajar ke Aceh, hal itu merupakan upaya dari Ridwan Kamil yang ingin melakukan pembangunan yang seimbang antara kebutuhan dunia dan akhirat.
“Kami punya slogan, ‘Jabar Jaya Lahir Batin’, jangan cuma juara PON, tapi juga juara dalam spiritualitasnya,” ujarnya.
Akrabnya Aceh dan Jabar
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menceritakan tentang Jawa Barat dan Aceh yang memiliki hubungan akrab, pada saat tsunami dulu, Ridwan Kamil mengisahkan dirinya dipercaya sebagai arsitek Museum Tsunami Aceh.
Bahkan saat ini, sejumlah arsitek dan pekerja konstruksi dari Jabar dilibatkan dalam pembangunan.
“Tidak heran jika saat ini rapat pembangunan museum tsunami sering dilakukan di Bandung,” ujarnya.