Berita Luar Negeri

Diduga Terkait dengan Pembuatan Senjata Kimia di Suriah, Seorang Pria Ditangkap di Perancis Selatan

Otoritas keamanan Prancis pada Minggu (26/12/2021) melaporkan, telah menangkap seorang pria diduga berkaitan dengan pembuatan senjata kimia di Suriah

Editor: Muhammad Hadi
AFP PHOTO/FADI AL-HALABI
Warga menggali kuburan untuk jenazah korban dari dugaan serangan gas beracun di Khan Sheikhun, kota yang dikuasai kelompok pemberontak di Provinsi Idlib, Suriah barat laut, Rabu (5/4/2017). Sedikitnya 72 orang tewas, termasuk 20 anak-anak akibat serangan senjata kimia tersebut. 

Diduga Terkait dengan Pembuatan Senjata Kimia di Suriah, Seorang Pria Ditangkap di Perancis Selatan

SERAMBINEWS.COM - Serangan senjata kimia dalam konflik di Suriah sempat mengkhawatirkan dunia.

Karena banyaknya jatuh korban jiwa, terutama penduduk sipil.

Serangan gas beracun membuat warga terutama anak-anak menjadi korban.

Sehingga pelaku yang membuat dan terlibat dalam memproduksi senjata kimia atau gas beracun harus ditangkap.

Baca juga: Beredar Video Abusyik Minta Maaf di Media Sosial, Sebelumnya Viral Virus Corona Senjata Biologis

Otoritas keamanan Prancis pada Minggu (26/12/2021) melaporkan, telah menangkap seorang pria yang diduga berkaitan dengan pembuatan senjata kimia di Suriah.

Dilansir dari Arab News, pria yang ditangkap merupakan warga keturunan Prancis-Suriah kelahiran tahun 1962 yang tinggal di luar negeri.

Pria ini ditangkap di wilayah Selatan Prancis pada Sabtu (25/12).

 Pria yang ditangkap dicurigai memasok komponen untuk pembuatan senjata kimia di Suriah melalui perusahaan pelayaran yang dikelolanya.

"Dia ditahan atas dugaan konspirasi untuk melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, bersekongkol untuk kejahatan terhadap kemanusiaan, dan bersekongkol untuk kejahatan perang," ungkap pihak peradilan.

Baca juga: Harga Gas Elpiji Non Subsidi Naik, Berlaku Sejak 26 Desember 2021, Ini Rincian Harga Terbarunya

Perang Suriah, yang berkecamuk selama bertahun-tahun, diyakini telah menewaskan hampir setengah juta orang dan mendorong adanya perpindahan penduduk akibat perang dengan jumlah terbesar sejak Perang Dunia II.

Dalam beberapa serangan yang menewaskan banyak penduduk, senjata kimia diduga digunakan oleh pihak Suriah.

Salah satu yang paling terkenal adalah serangan gas sarin di Ghouta yang menewaskan 1.400 orang.

Pasca kejadian tersebut, sebuah perjanjian disahkan oleh Suriah, AS, dan Rusia pada tahun 2013.

Baca juga: Boat Rohingya di Perairan Bireuen, Diperkirakan Ada 70 - 120 Orang Pengungsi 

Melalui perjanjian tersebut, Suriah diminta menyerahkan semua persediaan senjatanya

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved