Berita Luar Negeri
Diduga Terkait dengan Pembuatan Senjata Kimia di Suriah, Seorang Pria Ditangkap di Perancis Selatan
Otoritas keamanan Prancis pada Minggu (26/12/2021) melaporkan, telah menangkap seorang pria diduga berkaitan dengan pembuatan senjata kimia di Suriah
Diduga Terkait dengan Pembuatan Senjata Kimia di Suriah, Seorang Pria Ditangkap di Perancis Selatan
SERAMBINEWS.COM - Serangan senjata kimia dalam konflik di Suriah sempat mengkhawatirkan dunia.
Karena banyaknya jatuh korban jiwa, terutama penduduk sipil.
Serangan gas beracun membuat warga terutama anak-anak menjadi korban.
Sehingga pelaku yang membuat dan terlibat dalam memproduksi senjata kimia atau gas beracun harus ditangkap.
Baca juga: Beredar Video Abusyik Minta Maaf di Media Sosial, Sebelumnya Viral Virus Corona Senjata Biologis
Otoritas keamanan Prancis pada Minggu (26/12/2021) melaporkan, telah menangkap seorang pria yang diduga berkaitan dengan pembuatan senjata kimia di Suriah.
Dilansir dari Arab News, pria yang ditangkap merupakan warga keturunan Prancis-Suriah kelahiran tahun 1962 yang tinggal di luar negeri.
Pria ini ditangkap di wilayah Selatan Prancis pada Sabtu (25/12).
Pria yang ditangkap dicurigai memasok komponen untuk pembuatan senjata kimia di Suriah melalui perusahaan pelayaran yang dikelolanya.
"Dia ditahan atas dugaan konspirasi untuk melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, bersekongkol untuk kejahatan terhadap kemanusiaan, dan bersekongkol untuk kejahatan perang," ungkap pihak peradilan.
Baca juga: Harga Gas Elpiji Non Subsidi Naik, Berlaku Sejak 26 Desember 2021, Ini Rincian Harga Terbarunya
Perang Suriah, yang berkecamuk selama bertahun-tahun, diyakini telah menewaskan hampir setengah juta orang dan mendorong adanya perpindahan penduduk akibat perang dengan jumlah terbesar sejak Perang Dunia II.
Dalam beberapa serangan yang menewaskan banyak penduduk, senjata kimia diduga digunakan oleh pihak Suriah.
Salah satu yang paling terkenal adalah serangan gas sarin di Ghouta yang menewaskan 1.400 orang.
Pasca kejadian tersebut, sebuah perjanjian disahkan oleh Suriah, AS, dan Rusia pada tahun 2013.
Baca juga: Boat Rohingya di Perairan Bireuen, Diperkirakan Ada 70 - 120 Orang Pengungsi
Melalui perjanjian tersebut, Suriah diminta menyerahkan semua persediaan senjatanya