Berita Aceh Tamiang
Pesisir Tamiang Masih Banjir, Dapur Umum Ditambah Menjadi 33 Titik
“Air belum surut sepenuhnya, ini membuat warga sangat bergantung dengan dapur umum,” kata Camat Bendahara, Fakhrurrazi.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
“Air belum surut sepenuhnya, ini membuat warga sangat bergantung dengan dapur umum,” kata Camat Bendahara, Fakhrurrazi.
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Banjir yang melanda Aceh Tamiang belum sepenuhnya surut, meski curah hujan sudah menurun drastis.
Justru, genangan air di wilayah pesisir yang masih tinggi memaksa pemerintah menambah dapur umum.
Gelombang banjir yang merendam hampir seluruh dataran Aceh Tamiang, berangsur surut pada Selasa (4/1/2021) siang.
Surutnya air ini terlihat jelas di Kecamatan Bandarpusaka yang sehari sebelumnya terisolir, akibat ruas jalan utama tergenang air hingga dua meter.
“Sebagian besar sudah surut, jalanannya juga sudah bisa dilalui,” kata Camat Bandarpusaka, Cakra Agie.
Hal serupa juga terlihat di Kota Kualasimpang dan Karangbaru, dua kecamatan yang berada di wilayah tengah Aceh Tamiang.
Debit air yang sempat merendam ribuan rumah berkurang drastis dan sejumlah posko pengungsian yang didirikan di dekat jembatan Kota Kualasimpang mulai kosong.
Baca juga: Korban Banjir yang Mengungsi di Aceh Utara Mulai Gatal-gatal
Meski begitu, dapur umum yang dibuka oleh pemerintah maupun inisiatif warga masih dibuka untuk melayani penduduk.
Bahkan Datok Penghulu Kampung Kesehatan, Syariful Alam yang daerahnya tidak terimbas banjir turut membuka dapur umum.
“Ini bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat kampung tetangga yang terkena banjir, seperti Sukajadi dan Tanjungkarang,” kata Syariful.
Namun, kondisi di wilayah pesisir masih memprihatinkan karena genangan air masih merendam sejumlah permukiman.
Di Kecamatan Bendahara, jumlah dapur umum yang awalnya hanya 17 titik harus ditambah menjadi 33 titik.
“Air belum surut sepenuhnya, ini membuat warga sangat bergantung dengan dapur umum,” kata Camat Bendahara, Fakhrurrazi.
Baca juga: Ketinggian Air Berkurang, Desa Terendam Banjir di Aceh Utara Bertambah
Dia mengungkapkan, hingga Selasa (4/1/2022) siang, sebagian besar wilayahnya masih digenangi banjir dengan ketinggian air mencapai 15 hingga 20 centimeter.
Salah satu daerah yang terdampak parah merupakan Dusun Matangcengal yang hingga kini masih sulit dilalui.
“Tadi malam Matangcengal terisolir, tapi kondisi rumah di sana rata-rata tinggi, jadi tidak ada rumah yang terendam,” kata Aji, sapaan Fakhrurrazi.
Aji menjelaskan, belum surutnya air dari kawasan permukiman berkaitan erat dengan kondisi tanggul yang kian kritis.
Bila sebelumnya kerusakan tanggul hanya di Rantaupakam dan Telukhalban, kini ditemukan beberapa kerusakan baru.
Kerusakan terparah disebutnya, terletak di Kampung Raja dan Marlempang.
Khusus di Kampung Raja, perbaikan sudah dilakukan dengan mengerahkan alat berat pada Senin (3/1/2022).
Namun Aji tidak yakin, perbaikan darurat itu bisa membendung gelombang air bila terjadi peningkatan arus.
“Butuh perbaikan lebih maksimal lagi, dan kami juga khawatir karena tanggul di sepanjang kampung sudah rendah, ketinggiannya perlu ditambah untuk menahan air,” kata Aji saat memantau banjir bersama Kapolsek Bendahara Ipda Agus Gani. (*)
Baca juga: BPMA Bersama PGE Salurkan 4,5 ton Beras ke Korban Banjir yang Mengungsi