Berita Kutaraja

Bikin Syok! Ini Penyebab Orang Aceh Banyak Kena Penyakit Jantung, Kerap Dikonsumsi Sehari-hari  

Parahnya, penyebab terjadinya penyakit jantung itu tak lepas dari gaya hidup sehari-hari kebanyakan orang Aceh saat ini.

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS.COM/ MASRIZAL
Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUDZA, Dr dr Endang Mutiawati SpS(K), didampingi Wadir Administrasi dan Umum, dr Abdul Fatah MPPM, dan Wadir Penunjang, dr Nurnikmah MKes, menjawab wartawan usai mendampingi Komisi V DPRA melakukan sidak ke poliklinik rumah sakit setempat, Kamis (6/1/2022). 

Berbeda saat baru-baru merebak wabah corona, jumlah warga yang berobat turun 50 persen.

“Pada saat covid turun 50 persen , sekarang meningkat sampai 1.200-1.600 perharinya,” sebutnya.

Jenis penyakit yang banyak ditanggani, sebut dr Endang yaitu penyakit saraf, jantung, penyakit dalam, bedah, mata, dan lainnya. Kendati banyak yang berobat, semua pasien tetap terlayani dengan baik.

“Di rumah sakit, ada 200 lebih dokter spesialis. (Pasien) ditanggani oleh dokter ahli yang bertugas saat itu. Rata-rata poli banyak pasien, yang dominan (poli) jantung, mata, saraf, penyakit dalam, bedah, ratusan (jumlahnya),” ungkapnya.

Baca juga: Usai Kasus Covid-19 Menurun, Penderita Penyakit Jantung Dominan Dirawat RSUDZA

Sementara itu, data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengungkapkan, bahwa sejak tahun 2019 sampai Agustus 2020, tercatat ada 2 juta lebih kasus penyakit kronis dengan beban biaya sebesar Rp 477 miliar lebih.   

Artinya, selain menjadi kasus terbanyak, penyakit kronis juga memakan biaya terbesar.

Yang termasuk penyakit kronis seperti  Diabetes Melitus (DM), penyakit jantung, hipertensi, stroke, hemodialisa atau cuci darah, gangguan jiwa dan lain-lain.

“Data terakhir yang kita dapatkan dari BPJS, pada Agustus 2020 untuk rawat jalan pengeluaran terbesar pada penyakit kronis. Ada 2 juta lebih kasus dengan total biaya Rp 477 miliar lebih,” kata anggota Komisi V DPRA, dr Purnama Setia Budi, SpOG kepada Serambinews.com, Kamis (6/1/2022).

Menurutnya, penyakit kronis seharusnya bisa dikurangi dengan melakukan pencegahan dengan cara memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana hidup sehat dan menjaga pola makan yang baik. Sehingga penyakit kronis yang dialami oleh masyarakat Aceh bisa menurun.

Dengan menurunnya kasus tersebut, lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, maka akan berdampak pada berkurangnya pembiayaan sehingga dana Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) bisa dipergunakan untuk hal-hal yang lain.

“Misalnya untuk menambah alkes (alat kesehatan), ruangan, SDM sesuai kebutuhan rumah sakit, dan Dinkes atau untuk pembangunan yang lain yg dibutuhkan oleh masyarakat Aceh,” ujar dr Purnama.(*) 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved