Internasional
Sekolah Uganda Dibuka Kembali, Mengakhiri Penguncian Terlama di Dunia
Seluruh sekolah di Uganda dibuka kembali untuk siswa pada Senin (10/1/2022). Sekaligus mengakhiri gangguan sekolah terlama di dunia akibat pandemi
Penguncian sekolah yang berlarut-larut terbukti kontroversial di negara di mana langkah-langkah membendung penyebaran virus Corona diabaikan oleh banyak orang.
Skeptisisme vaksin, bahkan di kalangan petugas kesehatan, tetap menjadi masalah.
Seperti meningkatnya laporan kartu vaksinasi Covid-19 palsu yang dijual di pusat kota Kampala.
Banyak siswa yang kembali ke sekolah diyakini tidak mendapat bantuan selama penguncian.
Sebagian besar sekolah umum, yang melayani sebagian besar anak-anak di Uganda, tidak dapat menawarkan sekolah virtual.
The Associated Press melaporkan pada November 2020 tentang siswa di kota terpencil Uganda.
Di mana rumput liar tumbuh di ruang kelas dan beberapa siswa bekerja di rawa sebagai penambang emas.
Baca juga: Bom Bunuh Diri Guncang Uganda, Targetkan Gedung Parlemen dan Markas Polisi
Beberapa kritikus menunjukkan pemerintah Presiden Yoweri Museveni, seorang otoriter yang telah memegang kekuasaan selama 36 tahun dan istrinya adalah menteri pendidikan tidak banyak mendukung pembelajaran berbasis rumah.
Museveni membenarkan penguncian dengan bersikeras bahwa siswa yang terinfeksi berbahaya bagi orang tua mereka dan orang lain.
“Ada banyak hal yang tidak bisa diprediksi saat ini," kata Fagil Mandy, mantan inspektur sekolah yang sekarang bekerja sebagai konsultan independen.
"Jumlah siswa tidak dapat diprediksi, jumlah guru tidak dapat diprediksi," ujarnya.
"Saya lebih khawatir banyak anak tidak akan kembali ke sekolah karena berbagai alasan, termasuk biaya sekolah," tambahnya.
Mandy juga mencatat kekhawatiran bahwa wabah virus Corona menyebar sangat cepat” di sekolah-sekolah yang padat.
Dia mendesak pemantauan ketat oleh administrator sekolah.
Menyambut pembukaan kembali sekolah-sekolah Uganda, Save the Children mengeluarkan peringatan keras.