Berita Banda Aceh
Santri Qolbun Salim Korban Kecelakaan Tabrak Lari di Jalan Pocut Baren Sudah 2 Tahun Tak Pulang
"Hingga saat ini kami sedih dan bingung bagaimana cara menyampaikan musibah ini kepada ibunya.”
Penulis: Misran Asri | Editor: Ibrahim Aji
"Hingga saat ini kami sedih dan bingung bagaimana cara menyampaikan musibah ini kepada ibunya.”
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wildan (16) santri Yayasan Qolbun Salim Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, korban kecelakaan yang meninggal dunia di lokasi kejadian Jalan Pocut Baren, Banda Acehsetelah terserempet truk pengangkut material yang memilih kabur, ternyata sudah dua tahun tak pulang.
"Wildan sudah dua tahun tidak pulang ke Palembang, karena pandemi covid-19, selama dua tahun belakangan dan tidak kunjung mereda," sebut Staf Yayasan Qalbun Salim, Muhammad Al Fateh yang ditanyai Serambinews.com, di lokasi kejadian kecelakaan, Selasa (11/1/2022) pagi.
Menurutnya, mereka sangat terpukul dan kehilangan dengan peristiwa yang menimpa Wildan.
Pasalnya, anak yatim dan merupakan anak sulung dari tiga saudara itu dikenal baik, penurut dan langsung bersedia diminta bantu apapun oleh senior dan rekan-rekannya.
"Hingga saat ini kami sedih dan bingung bagaimana cara menyampaikan musibah ini kepada ibunya.”
“Bagaimana pun sebagai orang tua sangat berat menerima kenyataan ini.”
Baca juga: KPK Tahan Eks Direksi Waskita Karya Terkait Perkara Korupsi Proyek Kampus IPDN
Baca juga: Kasus Kapal PMI Ilegal Tenggelam di Malaysia, Polisi Tetapkan Tersangka Baru, Libatkan Oknum TNI
“Tapi, di sisi lain, bagaimanapun kami harus menngabari ibunya di Palembang," sebut Fateh.
Ia pun berharap dari kepolisian agar segera mengamankan sopir truk yang memilih kabur tersebut.
Meski sebelumnya sempat diperoleh informasi sopir truk itu sempat menepi.
Tapi, karena melihat orang semakin banyak berada di lokasi kejadian kecelakaan, sopir itu memilih kabur.
"Harusnya kalau memang ada itikat baiknya, dia (sopir truk) menyerahkan diri ke Polsek mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan, bukan justru melarikan diri," terang Fateh.
Ia pun menjelaskan Wildan pagi tadi menggunakan sepeda motor Honda Beat pergi ke pasar untuk membeli kacang kedelai untuk keperluan berjualan.
"Selama ini kalau belanja, almarhum selalu pergi bersama Dehya santri lain. Tapi, tadi pagi Wildan pergi sendiri beli kacang kedelai.”
Baca juga: Nasib Perkara Dugaan Terorisme Munarman Bakal Diputuskan Besok
Baca juga: VIDEO Bolos Kerja Usai Libur Tahun Baru, ASN Aceh Singkil Dapat Binaan dari Bupati Dulmusrid
“Makanya, Dehya, begitu sangat kehilangan dan terpukul dengan kejadian ini, karena selama ini mereka selalu bersama dan sama-sama berasal dari Palembang," terang Fateh.