Berita Aceh Tamiang

Risma Janji Kirim Obat untuk Korban Banjir, Mensos Serah Bantuan di Langsa dan Tamiang

Pada hari kedua kunjungan kerja ke Aceh, Rabu (12/1/2022), Menteri Sosial (Mensos) RI, Dr Ir Tri Rismaharini MT, menyambangi Langsa dan Aceh Tamiang

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
Kajari Aceh Tamiang, Agung Ardyanto memberi hormat kepada Mensos Tri Rismaharini, Rabu (12/1/2022). Risma turut menyoroti kondisi tanggul dan akan melaporkannya ke Menteri PU untuk segera diatasi. 

“Saya laporkan, biar segera ditindaklanjuti,” janji Risma.

Risma menjelaskan,kunjungannya kali ini dalam rangka menyalurkan bantuan lumbung sosial ke sejumlah daerah di Aceh yang terdampak banjir.

Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah terakhir yang dikunjunginya setelah telebih dulu menyambangi Aceh Utara, Aceh Timur, dan Langsa.

Penyerahan bantuan dari Risma kepada Bupati Aceh Tamiang turut disaksikan oleh unsur Forkopimda setempat.

Untuk diketahui, Mensos Risma tiba di Aceh Tamiang sekira pukul 09.45 WIB, kemarin.

Setelah itu, ia langsung menuju ke posko bantuan di Istana Karang.

Kedatangan Risma disambut sejumlah pejabat daerah, di antaranya Bupati Mursil, Wakil Bupati Tengku Insyafuddin, Kajari, Agung Ardyanto, serta perwakilan Kodim 0117/Aceh Tamiang dan Polres Aceh Tamiang.

Kunjungan Risma ke Aceh Tamiang sempat tertunda beberapa kali.

Awalnya, dia dijadwalkan tiba pada Rabu (5/1/2022).

Namun, jadwal tersebut berubah beberapa kali tanpa alasan jelas.

Baca juga: Mensos Tinjau Penyaluran Bantuan PPKM di BSI Langsa, Sebelum Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir

Informasi kedatangan Risma sempat disambut masyarakat Teluk Halban dengan mendirikan tenda di sekitar tanggul yang jebol akibat diterjang banjir.

Tinjau lokasi pengungsi Sebelum bertolak ke Aceh Tamiang, Menteri Sosial juga melakukan beberapa kegiatan di Langsa, pagi kemarin.

Dari Hotel Harmoni tempatnya menginap, Risma sekitar pukul 07.45 WIB menuju Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Langsa yang berada di sekitar Lapangan Merdeka setempat.

Mensos hadir ke bank itu untuk memantau penyaluran bantuan sembako PPKM kepada warga dalam bentuk uang tunai.

Dalam kunjungan tersebut, Mensos didampingi Sekdako Langsa, Ir Said Mahdum Majid, bersama Kadis Sosial, Armia SP, Kabag Humas dan Protokoler Sekdako, Mujammil SSTP MSP, dan sejumlah pejabat lainnya.

Dari BSI Cabang Langsa, Menteri Risma kemudian menyerahkan bantuan kepada korban banjir di kota itu.

Bantuan dalam bentuk barang dan logistik senilai Rp 474.886.050, tersebut diserahkan Menteri Risma meninjau lokasi pengungsian korban banjir di Gampong Baro, Kecamatan Langsa Lama.

Pada kesempatan itu, Risma mengatakan, untuk penanganan banjir di Langsa, pihak Kemensos dan Pemko setempat membuat lumbung dengan fasilitasi air bersih dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.

Sementara itu, Kadis Sosial Langsa, Armia SP, mengatakan, bantuan dari Kemensos RI yang diserahkan Menteri Tri Rismaharini dalam bentuk barang yaitu satu perahu fiber, sembako, tenda, dan lain-lain.

"Bantuan dari Kemensos RI ini nilainya Rp 474.886.050.

Untuk logistik, untuk sementara disimpan di Gudang Dinsos Kota Langsa dan akan segera disalurkan kepada warga yang terdampak banjir," tutupnya.

Tanaman Padi Rusak akan Diberi Bibit Baru

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI, Dr Ir Takdir Mulyadi MM, mengatakan, pihaknya siap membantu bibit padi unggul yang baru kepada daerah yang tanaman padinya rusak, mati, dan puso akibat banjir.

Syaratnya, sebut Takdir, antara lain tanaman padi tersebut belum diasuransikan.

Hal itu disampaikan Takdir menanggapi laporan Kadis Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, pada Rakor Evaluasi Luas Tanam Padi, Jagung, dan Kedelai Oktober-Desember 2021 dan Percepatan Tanam Januari-Maret 2022, serta Antisipasi Musim Tanam April-September tahun ini di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Rabu (12/1/2021).

Baca juga: Sempat Tertunda, Mensos Risma Akhirnya Tiba Aceh Tamiang Bantu Korban Banjir

Kepada daerah yang tanaman padinya terendam banjir, Takdir mempersilakan bupati/wali kota setempat untuk mengajukan bibit padi bantuan ke Kementan.

Rakor tersebut dibuka secara virtual oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Dr Ir Suwandi Msi.

Suwandi dalam arahannya mengatakan, daerah-daerah sentra produksi padi di Indonesia, termasuk Aceh, diharapkan bisa mencapai target tanam padi.

Sebab, pada Agustus mendatang, Indonesia akan mencanangkan kembali swasembada beras.

Untuk mencapai hal tersebut, menurut Suwandi, daerah-daerah yang sudah sukses melaksanakan tanam padi dengan program IP-300 seperti Aceh, mulai tahun ini hendaknya bisa melaksanakan IP 400 atau empat kali tanam padi dalam setahun.

Ia juga menganjurkan kepada petani untuk mengunakan pupuk organik.

Hal ini, tambahnya, sejalan dengan makin tingginya harga pupuk nonsubsidi.

Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, mengatakan, tanaman padi di Aceh pada Oktober 2020-September 2021 seluas 340.

648 hektare (91,5 persen) dari targeta 372.414 hektare.

Sementara produksinya 1,68 juta ton, menurun dibanding tahun lalu sebanyak 1,76 juta ton.

Penurunan produksi gabah tahun 2021, menurut Cut Huzaimah, antara lain akibat kerusakan dan perbaikan sejumlah jaringan irigasi, serta pergeseran dan perubahan iklim yang membuat masa tanam dan panen puncak tanaman padi ikut bergeser dari Maret ke April 2021.

Untuk musim tanam rendeng 2021-2022, sebutnya, tanaman padi yang terendam banjir di sejumlah daerah mencapai 14.698 hektare (Ha).

Dari jumlah itu, 749 Hatanaman padi mengalami puso.

Akibat banjir, sambung Cut Huzaimah, realisasi tanam padi pada Desember 2021 hanya sebesar 56.445 Hadari target 66.256 Ha.

Sedangkan sisanya seluas 9.812 Ha, akan dikejar pada bulan ini.

Adapun realisasi tanam padi pada Januari 2022 baru 7.542 hektare dari target 47.680 Ha.

Sisanya 40.138 Ha akan dilakukan pada bulan ini dan bulan berikutnya.

Kepala UPTD Balai Protekjsi Tanaman Pangan Aceh Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh, Zulfadli SP MP, menambahkan, penyebab terparah yang membuat kerusakan tanaman padi atau puso setiap tahun adalah banjir dan kekeringan.

Sedangkan tanaman padi yang rusak akibat serangan hama, menurutnya, sangat kecil.

Sejak tahun lalu, kerusakan tanaman padi akibat banjir mencapai 18.272 hektare, akibat kekeringan 8.730 hektare, dan karena gangguan organisme tanaman hanya 133 hektare.

Untuk tanaman jagung, sebut Zulfadli, yang puso akibat banjir seluas 3.085 hektar dan kekeringan 50 hektare.

Sementara itu, Kepla BMKG, Nasrol, menjelaskan, pada tahun ini perubahan ikim masih cukup besar mengancam kegitan usaha tanaman pangan di Aceh.

Hal ini sudah dimulai sejak banjir yang melanda berbagai daerah di wilayah timur utara dan barat Seltan Aceh.

“Ancaman kekeringan juga masih menghantui Aceh.

Karena itu, Dinas Pertanian dan Tamaan Pangan di daerah dan lembga terakit lain perlu lebih cerdas lagi menyiasati musim tanam rendeng dan gadu, agar luas tanaman padi, jagung, dan kedelai yang puso bisa diminimalkan,” tutup Nasrol. (mad/zb/her)

Baca juga: Mensos Tinjau Penyaluran PKH di BSI Cabang Langsa

Baca juga: Mensos Serahkan Santunan ke Keluarga Korban Meninggal akibat Banjir di Aceh Utara

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved