KMP Gurita

Mengenang 26 Tahun Tenggelamnya KMP Gurita, Kisah Ucok Sibreh yang Terkatung Selama 17 Jam

Tragedi tenggelamnya KMP Gurita menjadi sejarah paling kelam bagi moda transportasi air di provinsi paling ujung barat pulau sumatera itu.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Kloase SERAMBINEWS.COM
Kisah Muhibuddin Ibrahim 'Ucok Sibreh' yang selamat dari tenggelamnya KMP Gurita di Perairan Teluk Sabang pada Jumat, 19 Januari 1996. 

Ditengah konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sebuah tragedi tansportasi laut terjadi di ujung barat Indonesia.

Kapal Motor Penumpang (KMP) Gurita tenggelam saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar menuju Pelabuhan Balohan, Sabang.

Dalam catatan sejarah, KMP Gurita berangkat dari Pelabuhan Malahayati pada tanggal 19 Januari 1996 pukul 18.45 WIB.

Kapal pabrikan Bina Simpaku Jepang ini seharusnya tiba di Pelabuhan Balohan, Sabang pada pukul 21.00 WIB.

Sebelum berangkat, tidak tampak keanehan ketika semua penumpang memasuki kapal yang dirakit tahun 1970 itu.

Baca juga: Imigrasi Sabang Terbitkan 98 Paspor Selama 2021, 16 Kapal Asing Berlabuh

Kapal kemudian berangkat meninggalkan Pelabuhan Malahayati menuju Sabang.

Malam itu, KMP Gurita tak kunjung bersandar di Pelabuhan Balohan.

Para pejemput terus menantikan kedatangan kapal yang membawa kerabat mereka.

Otoritas Pelabuhan Balohan kemudian mendapat kabar bahwa KMP Gurita telah tenggalam.

Diketahui, KMP Gurita membawa 378 penumpang.

Jumlah itu bukanlah kapasitas yang laik bagi kapal jenis Roro buatan tahun 1970 itu.

KMP Gurita sejatinya hanya mampu menampung 210 penumpang.

Baca juga: Eks Kombatan GAM Minta DPRA dan Pemerintah Aceh Luruskan soal Bendera Aceh

Berdasarkan data yang dihimpun Serambinews.com dari berbagai sumber, dari total 378 penumpang, 282 orang di antaranya warga Sabang, 200-an warga luar Sabang, serta 16 warga negara asing.

Pada Saat itu, banyak penumpang yang naik keatas kapal tidak terdaftar dalam manifest alias ilegal.

KMP Gurita juga dipaksakan mengangkut barang yang jumlahnya mencapai 50 ton, seperti 10 ton semen, 8 ton bahan bakar, dan 15 ton tiang beton listrik.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved