Berita Jakarta
Prabowo Lanjutkan Program Komponen Cadangan, Pengadaan Pesawat Rafale Tinggal Aktifkan Kontrak
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memastikan program Komponen Cadangan (Komcad) akan berlanjut pada tahun ini
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memastikan program Komponen Cadangan (Komcad) akan berlanjut pada tahun ini.
Keputusan untuk melanjutkan program itu merupakan hasil evaluasi dan pencapaian kebijakan pertahanan negara pada tahun lalu.
"Kebijakan Pertahanan negara tahun 2022 merupakan hasil evaluasi dan tindak lanjut dari upaya pencapaian sasaran kebijakan yang telah ditetapkan dalam kebijakan negara tahun 2021," kata Prabowo saat membuka Rapim Kemhan, Kamis (20/1/2022).
"Sasaran kebijakan yang masih berlangsung akan dilanjutkan, di antaranya kebijakan pembentukan komponen cadangan dan penataan komponen pendukung," imbuhnya.
Keputusan melanjutkan program Komcad itu didasarkan Prabowo atas kebijakan penyelenggaraan pertahanan negara yang menjadi acuan bagi Kemhan dan TNI untuk menyelenggarakan Pertahanan negara.
Penyelenggaraan Pertahanan negara yang berpedoman kepada sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, mendorong pelibatan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya.
Untuk memastikan program berjalan, hal itu harus dipersiapkan sedini mungkin, salah satunya melalui program Komcad.
Baca juga: Ini Kata Gerindra, Pengamat & Pakar, Terkait Sekber Dorong Prabowo Capres dan Jokowi Wapres 2024
Baca juga: Prabowo Disebut Dorong Normalisasi RI-Israel, Cari Dukungan untuk Pemilu 2024
"Sishankamrata harus dipersiapkan secara dini dan diselenggarakan secara total, terpadu, dan terarah dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman yang mungkin akan kita hadapi," ucap Prabowo.
Pembentukan Komcad ini diketahui berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2021.
Tahun lalu tahapan pembentukan komponen cadangan ini telah dimulai sejak proses pendaftaran yang dibuka pada 17 sampai dengan 31 Mei 2021, yang dilanjutkan proses seleksi tanggal 1 sampai 17 Juni 2021, pelatihan dasar kemiliteran 21 Juni sampai dengan 18 September 2021, hingga penetapan pada Kamis 7 Oktober 2021.
Dari seleksi panjang di sejumlah wilayah itu total Komponen cadangan yang lolos seleksi ada 3.
103 orang yang terdiri atas Rindam Jaya 500 orang, Rindam 3 Siliwangi 500 orang, Rindam 4 Diponegoro 500 orang, Rindam 5 Brawijaya 500 orang, Rindam 12 Tanjungpura 499 orang, Universitas Pertahanan 604 orang.
Mereka kemudian dilantik langsung oleh Presiden Jokowi.
Dalam sambutannya, Jokowi melarang komcad digunakan untuk kepentingan selain pertahanan.
Ia menegaskan bahwa komcad dibentuk untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.
Komcad bakal dikerahkan dalam keadaan perang atau darurat militer.
Selain itu, mobilisasi komcad dilakukan oleh presiden dengan persetujuan DPR.
"Artinya tidak ada anggota komponen cadangan yang melakukan kegiatan mandiri.
Perlu saya tegaskan, komponen cadangan tidak boleh digunakan untuk lain, kecuali kepentingan pertahanan," kata Jokowi saat melantik komcad di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, tahun lalu.
Jet tempur rafale Selain Komcad, pada Tahun 2022 ini sejumlah kebijakan pertahanan juga turut dilakukan Kemhan.
Di antaranya pembangunan postur TNI, perwujudan pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar dan penguatan pertahanan di wilayah selat-selat strategis.
Kendati demikian, Prabowo mengatakan sejumlah kebijakan itu masih dapat berubah seiring perkembangan serta munculnya ancaman bagi negara.
"Seiring dengan perkiraan munculnya berbagai ancaman sebagaimana dampak pertumbuhan lingkungan strategis, beberapa sasaran kebijakan mengalami perubahan," kata Prabowo.
Adapun terkait rencana pembelian pesawat tempur generasi 4,5, yakni Dassault Rafale buatan Perancis, Prabowo mengatakan rencana itu terus berproses.
Ia menyebut pembelian itu tinggal mengaktifkan kontrak.
"Rafale yang sudah agak maju.
Rafale sudah agak maju, saya kira tinggal mengaktifkan kontrak saja," kata Prabowo.
Soal rencana pembelian Rafale itu sebelumnya diketahui lewat pertemuan pada 22 Oktober 2021 antara Prabowo dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.
Dikutip dari akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan Prancis, Prabowo dan Florence Parly akan melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sudah disepakati kedua negara pada 2017.
Kerja sama tersebut meliputi 3 bidang, yakni operasional, pelatihan, dan kemampuan.
Dilansir Defenseworld.
net, Prabowo dan Florence Parly sebelumnya juga telah melakukan pertemuan pada Januari 2020.
Baca juga: Sindir Jokowi Soal Penanganan Banjir Sintang, Fadli Zon Dapat Teguran dari Prabowo Subianto
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo telah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Florence Parly untuk pembelian pesawat jet tempur Rafale, kapal selam Scorpene dan korvet Gowind.
Kepada Florence, Prabowo mengungkapkan ketertarikan Indonesia untuk memperoleh 48 jet Rafale hingga 4 kapal selam Scorpene yang dipersenjatai dengan rudal Exocet SM39 dan dua korvet Gowind seberat 2.500 ton.
Pembelian alutsista tersebut diperkirakan bernilai USD 25-28 miliar.
Sedangkan mengenai rencana pembelian F-15EX, Prabowo menambahkan saat ini proses masih berkutat pada tahap negosiasi dengan Amerika Serikat.
"F-15 (F-15EX) kita masih dalam tahap negosiasi," kata Prabowo.(tribun network/git/dod)
Baca juga: Dulu Dijadikan Orang Kepercayaan, Prabowo Subianto Marah Besar dan Merasa Dikhianati Edhy Prabowo
Baca juga: Kiano Putra Baim Wong dan Paula Verhoeven Disebut Mirip Prabowo Subianto karena Postingan Ini