Berita Banda Aceh

Ibu Rumah Tangga ‘Serbu’ Pasar Ritel, Dampak Minyak Goreng Satu Harga

Keputusan pemerintah menerapkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng, yaitu Rp 14.000/liter, mendapat respon positif

Editor: bakri
SERAMBI/HERIANTO
Sejumlah ibu rumah tangga sedang antrean di kasir sebuah swalayan di kawasan Neusu Jaya, Banda Aceh, untuk membayar minyak goreng yang baru dibeli, Jumat (21/1/2022). 

BANDA ACEH - Keputusan pemerintah menerapkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng, yaitu Rp 14.000/liter, mendapat respon positif dari para ibu rumah tangga (IRT), tak terkecuali di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Sejak Rabu (19/1/2022) hingga Jumat kemarin, sejumlah pusat pasar ritel di Banda Aceh dan Aceh Besar didatangi kaum ibu yang membutuhkan minyak goreng kemasan.

Sebagaimana pengumuman yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi bahwa mulai 19 Januari 2022 hingga 30 Juni 2022, pemerintah menyubsidi harga minyak goreng kemasan dari berbagai merek dengan satu harga, yaitu Rp 14.000/liter.

Keputusan pemerintah itu disambut para ibu rumah tangga dengan mendatangi sejumlah swalayan untuk mendapatkan minyak goreng satu harga.

Sebagaimana yang disampaikan Adi, karyawan sebuah swalayan modern di Gampong Neusu Jaya, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh mengatakan, sejak keputusan pemerintah menerapkan minyak goreng satu harga, banyak ibu-ibu datang membeli bahan pokok tersebut.

“Saat itu ada sekitar 300-an bungkus minyak goreng kemasan ukuran 2 liter yang terjual,” terangnya, Jumat (21/1/2022).

Dia menambahkan, dalam dua hari terakhir, Kamis dan Jumat (20-21/1/2022), setiap harinya ada ratusan kaum ibu datang ke swalayan tempatnya bekerja untuk membeli minyak goreng kemasan.

Hal senada juga diungkapkan seorang karyawati Suzuya Mall yang berlokasi di kawasan Seutui, Kota Banda Aceh.

Meski begitu, katanya, jumlah warga yang membeli minyak goreng dalam dua hari terakhir, tidak seramai di hari pertama pemberlakukan kebijakan satu harga.

Menurutnya, dalam sehari 300 hingga 400 bungkus minyak goreng kemasan 2 liter terjual.

“Yang beli umumnya ibu rumah tangga, bukan pelaku UMKM.

Karena setiap orang hanya diizinkan membeli satu bungkus minyak goreng, baik itu ukuran 1 liter maupun 2 liter,” terang karyawati yang enggan ditulis namanya.

Sementara Ani dan Ita, dua ibu rumah tangga yang ditemui saat berbelanja di Suzuya Mall mengaku bersyukur dengan kebijakan pemerintah menerapkan minyak goreng satu harga.

Baca juga: Mendag Janji Minyak Goreng Satu Harga akan Dijual di Seluruh Pasar Tradisional

Baca juga: Ibu Hamil Nekat Jual Ginjal, Demi Lunasi Utang Rp 1 Miliar Gara-Gara Rugi Bisnis Minyak Goreng

Apalagi selama ini, kata mereka, harga minyak goreng melambung tinggi.

Mereka berharap, kebijakan pemerintah ini dijalankan dalam waktu lama, bukan satu atau dua minggu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved