Derita Penghuni Penjara di Rumah Bupati Langkat, Kerja 10 Jam Tak Digaji, Diduga Alami Penyiksaan
Kerangkeng yang terdiri dari dua sel itu rupanya dihuni sejumlah orang yang diduga para pekerja sawit di ladang bupati.
"Mereka tentu tidak punya akses komunikasi dengan pihak luar. Selama bekerja, mereka tidak pernah menerima gaji," ungkap Anis.
Baca juga: 40 Orang Diduga Jadi Korban Perbudakan dan Penyiksaan di Rumah Bupati Langkat, Dilapor ke Komnas HAM
Baca juga: Nasir Djamil Sampaikan Terima Kasih, Peristiwa Pos Polisi Gebang Langkat Diproses Hukum
Wajah Lebam dan Berkaca-kaca Saat Ditemukan

Saat ditemukan petugas, para penghuni kerangkeng di rumah Bupati Langkat menampakkan wajah yang ketakutan.
Tak hanya itu, sejumlah penghuni ditemukan dalam kondisi wajah babak belur.
Anis menduga, para penghuni mendapatkan penyiksaan dan sejumlah tindakan tak manusiawi lain.
"Para pekerja yang dipekerjakan di kebun kelapa sawitnya, sering menerima penyiksaan, dipukuli sampai lebam-lebam, dan sebagian mengalami luka-luka," kata Anis Hidayah.
Dalam laporannya ke Komnas HAM, Migrant Care juga melampirkan sejumlah dokumentasi.
Termasuk foto seorang pekerja yang babak belur diduga imbas penyiksaan yang dialami.
Terkait adanya temuan penghuni kerangkeng yang babak belur juga diakui Kapolda Sumatera Utara, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak.
Panca mengatakan, di dalam kerangkeng khusus itu ditemukan empat orang laki-laki dalam kondisi luka-luka. Di wajahnya terdapat luka.
"Pada waktu kemarin teman-teman KPK yang kita backup melakukan operasi tangkap tangan datang ke rumah pribadi Bupati Langkat."
"Dan kita temukan betul ada tempat menyerupai kerangkeng yang berisi 3-4 orang pada waktu itu," kata Panca, Senin (24/1/2022).
Sayangnya, Panca tak menjelaskan kenapa orang yang direhabilitasi dalam kondisi babak belur.
Disebut Tempat Rehabilitasi

Masih kata Panca, saat polisi menanyakan langsung, Bupati Langkat berdalih penjara tersebut digunakan bagi warga binaan yang direhabilitasi.