Berita Langsa

Dosen Unsam Langsa Temukan Tangsi Militer Belanda di Seruway Tamiang, Ulas Penyerangan Pasukan Aceh

Dosen Pusat Kajian Sejarah Universitas Samudra (Unsam) Langsa telah menemukan tangsi militer peninggalan sejarah penjajahan zaman Belanda

Penulis: Zubir | Editor: Muhammad Hadi
Foto Dokumen Dr. Usman Ibrahim
Dosen Pusat Kajian Sejarah Universitas Samudra (Unsam) Langsa, Dr Usman Ibrahim saat melihat Bungker Serdadu Belanda, di Desa Punti Lama, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang 

Mayatnya dikuburkan di muka SDN 1 Sungai III Arong Gajah dekat Peukan Seruway.

Tetapi dilokasi kuburan itu sudah dibangun gedung baru SDN berlantai 2 dan kuburannya tidak nampak lagi.

Untuk mengenang sejarah tangsi militer di Dusun Punti dari peninggalan kolonial Belanda itu.

Baca juga: Mempelai Pria Pukul Pengantin Wanita karena Berjoget, Besoknya Wanita Itu Menikah dengan Orang Lain

Tim Dosen Kajian Sejarah Universitas Samudra hanyalah mengulas sedikit penyerangan dari pasukan gerilyawan Aceh pimpinan Nyak Makam dan Tuanku Hasyim.

Tatkala mereka bertugas di Pantai Timur tempo dulu di bawah pimpinan Panglima Teuku Nyak Makam.

Pada 18 Desember 1885 dengan kekuatan 50 orang prajurit siap tempur merebut Tangsi Militer Belanda di Seuruway, setelah berhasil dipancing untuk keluar dari markasnya. 

Pada tanggal 29 Desember 1885, waktu tengah malam pasukan Aceh yang dipimpin langsung oleh Teuku Nyak Makam sendiri menggempur Seuruway.

Tangsi ini dipertahankan 300 serdadu Belanda yang lengkap dengan kaveleri, arteleri termasuk pos-pasukan marinir.

Baca juga: Gara-gara Hal Ini, Gadis Asal Lhokseumawe Sudah 2 Pekan Kabur dari Rumah, Ortu: Tolong Nak, Pulang

Sembari itu, juga pasukan Aceh berhasil mengobrak-abrik rumah penjara/tahanan di Seuruway, selain kepala penjaranya sendiri dan beberapa orang serdadu Belanda gugur kala itu. .

Bulan Juni 1891, pasukan pejuang Nyak Makam yang diperkuat oleh Panglima Perang Umar dan Nyak Ulim dari Meureudu kembali menggempur tangsi militer Belanda di Tamiang.

Dengan kekuatan 125 orang Prajurit Sabilillah dilengkapi persenjataan modern, melakukan penyerangan-penyerangan terhadap patroli Belanda di sekitar Seruway (1891). 

Baca juga: Magister Sastra UI Asal Aceh Ini Ungkap Ketokohan Penguasa Perang Aceh Masa DI/TII, M Hasan Saleh

Sejak tahun 1892 sampai 1895, sebagian besar wilayah Tamiang dan berhasil memblokade patroli serdadu Belanda oleh pasukan Teuku Nyak Makam.

Sehingga banyak pasukan Kolonial Belanda dikala peperagan Aceh itu menderita kelahan dan banyak pasukan Belanda yang mengalami korban jiwa. 

"Pejuang Aceh waktu itu juga mengobrak-abrik kampung warga Tionghoa dekat Tangsi Militer Belanda di Seuruway," tutupDr. Usman Ibrahim, M.Pd. (*)

Baca juga: Raih Suara Terbanyak, Prof Marwan Terpilih Sebagai Rektor Universitas Syiah Kuala

Baca juga: BERITA POPULER- Ibu dan Paman Mandi Bersama, Kisah Rohana Abdullah hingga Honorer Diangkat Jadi CPNS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved