Luar Negeri

Ibu Muda Satu Anak Dirudapaksa Ramai-Ramai, Korban Dipukuli dan Digunduli, Lalu Diarak di Jalan

Nasib pilu menimpa seorang ibu muda satu anak menjadi korban rudapaksa di india.

Editor: Faisal Zamzami
hoy.com/Colombiareports.com
Ilustrasi rudapaksa - Lockdown Membawa Celaka, Pelajar 13 Tahun Kena Bujuk Rayu, Akhirnya Melahirkan Saat Ujian Matematika 

SERAMBINEWS.COM - Nasib pilu menimpa seorang ibu muda satu anak menjadi korban rudapaksa di india.

Korban dirudapaksa ramai-ramai oleh sejumlah pria, termasuk pria di bawah umur.

Tak hanya digilir banyak pria, korban juga dipukuli dan digunduli.

Kemudian korban diarak melalui jalan-jalan Delhi di siang bolong.

Aksi keji itu dilakukan oleh para pelaku berdalih sebagai bentuk balas dendam atas kematian keluarganya yang bunuh diri.

Pelaku menuding korban sebagai penyebab kematian pemuda tersebut, padahal korban tidak tau apa-apa.

Saat ini kepolisian Delhi, India, telah menangkap 11 orang pelaku kekerasan terhadap korban, termasuk beberapa perempuan yang terlibat.

Korban yang merupakan seorang ibu muda diduga diculik oleh para pelaku.

Lalu korban digunduli, diperkosa beramai-ramai, dipukuli.

Kemudian diarak melalui jalan-jalan Delhi di siang bolong.

Kejahatan itu adalah yang terbaru dan membuat kekerasan seksual di India kembali disorot dunia.

Kejahatan ini langsung mendapat kecaman luas termasuk dari Komisi Perempuan dan kepala menteri Delhi, yang menyebutnya "memalukan".

Rekaman di media sosial, yang tidak dapat diverifikasi secara independen, menunjukkan korban wajahnya dihitamkan dengan tinta dan rambutnya digunduli.

Korban lalu terlihat didorong-dorong dan dicemooh oleh beberapa perempuan, sementara warga di pinggir jalan bersorak-sorai dan merekam dengan ponsel mereka.

Baca juga: Cinta Ditolak, Pria Ini Nekat Akhiri Hidup, Si Gadis Jadi Sasaran Amarah Warga hingga Dirudapaksa

Baca juga: Modus Jalan-jalan, Pria di Aceh Tenggara Rudapaksa Anak Dibawah Umur hingga Diciduk Polisi

Korban mengatakan kepada polisi, dia berada di rumah bersama anaknya yang berusia dua tahun ketika beberapa tersangka menculiknya.

Lalu para tersangka membawa korban ke rumah mereka, seperti dilaporkan The Indian Express.

Beberapa laki-laki, termasuk yang masih di bawah umur, memperkosanya di dalam rumah tersebut, dan para perempuan itu “menghasut” peristiwa pemerkosaan itu.

Korban mengatakan para perempuan itu kemudian memukulinya dengan tongkat lalu mengaraknya di jalan raya.

Adik perempuan sang korban mengatakan, penyiksaan dan pelecehan terhadap korban dipicu saat seorang laki-laki berusia 16 tahun naksir pada sang korban yang berusia 21 tahun.

Lalu remaja pria itu mendekati korban, tetapi korban menolak cinta laki-laki tersebut karena sudah menikah dan memiliki anak, menurut  laporan The Times of India.

Laki-laki itu kemudian meninggal karena bunuh diri.

Keluarga sang laki-laki itu malah menyalahkan korban sebagai penyebab kematian pria itu hingga  menjadi korban aksi keji itu.

"Terdakwa mengatakan putranya meninggal karena bunuh diri bulan November karena perempuan itu," kata Wakil Komisaris Polisi Shahdara R Sathiyasundaram seperti dikutip ANI.

R Sathiyasundaram, wakil komisaris polisi, mengatakan insiden di distrik Shahdara di Delhi timur pada hari Rabu adalah akibat dari "permusuhan sebelumnya" di antara tetangga.

"Semua 11 orang yang ditangkap termasuk dua anak di bawah umur, yang tidak dapat diadili sebagai orang dewasa, adalah satu keluarga dan video dengan jelas menunjukkan bahwa para perempuan berada di garis depan (saat mengarak korban)," kata Sathiyasundaram seperti dilansir Straits Times.

"Kami sedang memeriksa (rekaman) video untuk mengidentifikasi orang lain yang terlibat dan akan ada lebih banyak penangkapan," kata Chinmay Biswal, komisaris polisi Delhi.

Wanita yang memiliki anak berusia dua tahun itu kini menerima konseling setelah insiden yang dilaporkan terjadi hampir 50 meter dari pos polisi yang saat itu tidak berawak.

Undang-undang pemerkosaan India dirombak setelah pemerkosaan geng 2012 yang terkenal di New Delhi tetapi jumlah pelanggaran tetap tinggi, dengan lebih dari 28.000 pemerkosaan dilaporkan pada tahun 2020.

Banyak lagi yang tidak dilaporkan dan polisi telah lama dituduh tidak berbuat cukup untuk mencegah kejahatan kekerasan dan gagal membawa kasus kekerasan seksual ke pengadilan.

Baca juga: Duka Pengantin Baru, Dara Baro Meregang Nyawa di Pelaminan, Suami Diangkut ke Kantor Polisi

Baca juga: Wakapolres Bireuen dan Ketua Bhayangkari Terima Penghargaan TRC PPAI

Baca juga: Gubernur Aceh : Sinergi tak Harus Puja-puji, Tapi Tak Juga Bully dan Maki

Kompastv

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved