Internasional

Arab Saudi Berencana Ubah Lagu Kebangsaan dan Bendera Hijau Berhiaskan Pedang

Kerajaan Arab Saudi sedang berupaya menuju perubahan besar-besaran. Yang terbaru, akan mengatur kembali lagu kebangsaan dan bendera hijau

Editor: M Nur Pakar
AP/Amr Nabil/File
Seorang pria berdoa di sebuah masjid darurat terbuka di depan Bendera Arab Saudi raksasa di Jeddah, Arab Saudi pada 21 Juni 2017. 

SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Kerajaan Arab Saudi sedang berupaya menuju perubahan besar-besaran.

Yang terbaru, akan mengatur kembali lagu kebangsaan dan bendera hijau, yang dihiasi pedang dan bertuliskan syahadat sebagai tempat kelahiran Islam,

Pada Senin (31/1/2022) malam, Dewan Syura kerajaan yang tidak terpilih memberikan suara mendukung perubahan.

Seusai Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) menekankan kebangsaan dan kebanggaan nasional.

Padahal, keputusan dewan tidak ada kaitannya dengan undang-undang atau struktur yang ada.

Namun, pemungutan suara itu penting karena para anggotanya ditunjuk oleh raja dan keputusan sering kali sejalan dengan kepemimpinan kerajaan.

Media terkait pemerintah lainnya melaporkan perubahan mendukung amandemen bendera, slogan dan lagu kebangsaan, tetapi bukan isinya.

Dewan belum mengungkapkan rincian lebih lanjut, seperti dilansir AP, Selasa (31/1/2022).

Baca juga: Arab Saudi Kembali Izinkan Kunjungan Warga Asing, Ini Dia Persyaratannya

Outlet media lokal juga melaporkan perubahan yang diusulkan bertujuan untuk mendefinisikan penggunaan yang tepat dari lambang negara.

Sehingga, akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya bendera dan lagu kebangsaan dan melindungi bendera dari pelanggaran atau pengabaian.

Pekan lalu, polisi Arab Saudi menangkap empat pria Bangladesh karena melanggar bendera Saudi, yang membawa akidah Islam.

Karena, mereka dituduh membuangnya ke tempat sampah.

Saudi Press Agency (SPA) melaporkan Dewan Syura memilih menyetujui rancangan amandemen dekrit kerajaan berusia hampir 50 tahun yang mengatur bendera.

Amandemen tersebut diusulkan oleh anggota dewan Saad al-Otaibi dan dipelajari oleh subkomite sebelum dibahas di antara anggota dewan.

Usulan itu muncul di tengah reformasi cepat yang telah mengubah negara yang dulu ultrakonservatif itu.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved