Breaking News

Berita Banda Aceh

Minyak Goreng Sulit Didapat, Pasokan Tak Sesuai Kebutuhan

Sejumlah warga, terutama dari kalangan pedagang gorengan mulai mengeluhkan sulitnya mereka mendapatkan minyak goreng bersubsidi

Editor: bakri
SERAMBI/HENDRI
Pedagang menata minyak goreng kemasan di kiosnya di Pasar Lambaro, Aceh Besar, Senin (7/2/2022). Harga minyak goreng di pasar tersebut masih belum sesuai kebijakan satu harga Rp14.000 per liter dikarenakan pedagang belum mendapatkan suplai minyak goreng dengan harga 

JANTHO - Sejumlah warga, terutama dari kalangan pedagang gorengan mulai mengeluhkan sulitnya mereka mendapatkan minyak goreng bersubsidi di pasar-pasar tradisional yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Kalaupun ada, warga harus mengantre dan jumlah pembelian dibatasi.

Iwan, seorang pelaku usaha mengatakan, pedagang grosir minyak goreng curah di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, memang banyak, tapi yang menjual minyak goreng bersubsidi, sangat terbatas.

“Selain terbatas, persediaan minyak goreng curah juga sudah kosong,” tandasnya.

Diungkapkan, pada Jumat (4/2/2022) lalu sempat membeli minyak goreng curah dengan harga Rp 12.600/kg.

Untuk bisa mendapatkan minyak goreng itu, ia mengaku harus ikut antre.

“Tadi (kemaren, red) saya datang kembali ketempat penjualan minyak goreng curah, tapi persediaan sudah habis,” tutur Iwan.

Hal senada juga diungkapkan Atik, pedagang gorengan.

Dikatakan, sejak kebijakan pemerintah memberlakukan minyak goreng kemasan satu harga Rp 14.

000/liter para pedagang seperti dirinya sulit mendapatkan minyak goreng curah dalam jumlah banyak.

Dikatakan, sebelum ada kebijakan minyak goreng satu harga, ia sangat mudah mendapatkan minyak goreng curah di Pasar Induk Lambaro ini kendati harganya di atas Rp 18.000/kg.

Selain mudah, berapa jumlah yang dibutuhkannya selalu terpenuhi.

“Tapi sekarang, minyak goreng curah sudah mulai krisis.

Kalaupun ada stoknya sangat sedikit sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan para pedagang,” pungkas Atik.

Pedagang grosir minyak goreng di Pasar Induk Lambaro, Aldy Safrullah, mengaku kalau minyak goreng curah mulai sulit didapat di pasar-pasar tradisional.

Jumat lalu, para pedagang di Pasar Induk Lambaro hanya mendapat jatah minyak goreng curah sebanyak 20 ton dari Medan.

“Karena minyak goreng curah yang masuk hanya satu tangki, dalam sekejab habis diborong pedagang kelontong dan gorengan,” kata Adly kepada Serambi, Senin (7/2/2022).

Dia belum bisa memastikan kapan pasokan minyak goreng curah dari Medan datang lagi.

Namun, tambahnya, jika ada pemberian untuk Aceh, pihaknya akan masukkan pasokan.

Karena memang di Medan juga minyak goreng curah sudah sulit didapat.

“Pasokan baru datang setelah dua minggu kita ajukan permintaan.

Itupun yang dikirim hanya 20 ton dari produsen.

Padahal kebutuhan per minggu untuk Pasr Induk Lambaro saja mencapai 60 ton,” pungkas Aldy Safrullah.

Terbatasnya stok minyak goreng juga dikeluhkan Rizky, pedagang minyak goreng di Pasar Induk Lambaro.

Beberapa merek yang sempat dijual dengan harga terendah Rp 15.000/liter, kini sudah habis di pasaran.

Dikatakan, dia mulai kewalahan menyediakan beberapa merek minyak goreng yang selama ini dinilai terjangkau.

"Dalam tiga hari terakhir, minyak goreng harga Rp 15.000/liter tidak ada lagi stok di distributor," ungkap Rizky, Senin (7/2/2022).

Sementara untuk beberapa merek, Rizky masih menjual minyak goreng dengan harga beragam.

Harga termurah mulai Rp 16.000/liter sedangkan harga termahal Rp 22.000/liter.

Karenanya, ia minta pemerintah ikut memantau distributor agar tidak ikut memainkan harga.

Jika pemerintah tak memantau distributor, ungkap Rizky, pedagang sulit memasarkan minyak goreng dengan harga enceran tertinggi (HET) Rp 14.000/liter.

"Harga belum pernah mencapai HET.

Kita juga berharap, distabilkan dulu pasokan minyak goreng ke pasar, baru kemudian aturan satu harga diberlakukan," ujarnya.

Sementara pedagang lainnya, Ruslan mengatakan, per hari ini pihaknya tidak lagi menjual minyak goreng karena stok dari distributor habis total.

Terlebih untuk minyak goreng curah, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan stok sejak melambungnya harga mulai pertangahan Januari 2022 lalu.

"Minyak goreng kosong, kecuali dua hari lalu terakhir jual," ujar Ruslan.

Harga Telur Cenderung Turun

Aldy Safrullah juga mengatakan, harga telur ayam asal Sumatera Utara saat ini cenderung turun.

Jika sebelumnya harga per kiat (300 butir) Rp 310.000 kini menjadi Rp 295.000.

Harga telur ayam turun karena saat ini produksinya melimpah.

Sedangkan permintaan telur dari pulau Jawa masih stabil.

Sementara kacang kedelai, kata Aldy, harganya malah meningkat.

Saat ini harga kedelai mencapai Rp 560.000/sak (50 kg), dari sebelumnya Rp 550.000. (her/s)

Baca juga: Minyak Goreng di Pasar Lambaro Aceh Besar Mulai Terbatas, Apalagi yang Satu Harga Rp 14 Ribu/Liter

Baca juga: Masyarakat Mengeluh Stok Minyak Goreng Sering Kosong, Disperindag Aceh Singkil Turunkan Tim 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved