Sosok Gadis 16 Tahun Jadi Korban Rudapaksa dan Pembunuhan di Riau, Punya Cita-cita Mulia

VRM (16), gadis yang menjadi korban rudapaksa dan pembunuhan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau dikenal sebagai sosok periang.

Editor: Faisal Zamzami
Tribunpekanbaru.com/kolase
VRM, gadis 16 tahun yang jadi korban pembunuhan di Siak, Riau. Semasa hidup VRM punya cita-cita mulia ingin membahagiakan ibunya. 

SERAMBINEWS.COM, SIAK - VRM (16), gadis yang menjadi korban rudapaksa dan pembunuhan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau  dikenal sebagai sosok periang.

Warga Paluh nyaris serang rumah pelaku SAS yang berada di Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura, juga di Kabupaten Siak.

Hal itu diungkapkan tokoh masyarakat Paluh, Rofai kepada Tribunpekanbaru.com, Selasa (8/2/2022).

Rofai menceritakan, kepribadian yang dimiliki VRM sangat langka.

Meski  berusia 16 tahun tetapi pergaulan sangat luas terutama kepada emak-emak dan anak-anak di sekitar rumahnya.

“Saya sendiri pun yang mantan Penghulu Kampung Paluh mengakui tidak banyak anak remaja yang sehebat Vebi ini dalam bergaul.

Orangnya sangat supel, terbuka dan nyaman kalau komunikasi dengannya,” kata Rofai kepada Tribunpekanbaru.com, Selasa (8/2/2022) di rumah duka di Kampung Paluh, Siak.

Sejak kehilangan VRM pada Rabu (2/2/2022) Rofai dan istrinya Varita Lona sudah ikut mencari.

  
Bahkan ia dan ibu kandung VRM, Ani bersama warga lainnya sudah keluar masuk kampung untuk menemukan VRM.

Anak gadis terkenal periang itu tidak dijumpai lagi hingga akhirnya ditemukan dalam keadaaan tak bernyawa.

 “Saat anak ini hilang justru yang banyak peduli di sini kaum emak-emak.

Saya sudah ke mana-mana dan minta bantuan ke Trantib Kecamatan Mempura, malah mereka sibuk nanya kronologi aja,” ujarnya.

“Bu Ani pusing lalu kami meninggalkan kantor camat itu untuk melanjutkan pencarian,”imbuh Rofai.

Menurut Rofai, jika semua orang peduli pada detik-detik awal hilangnya VRM, mungkin masih ada peluang.

Sayangnya, justru kaum emak-emak yang lebih peduli dan kami laki-laki yang ikut mencari hanya dapat dihitung jari sebelah tangan.

“Harapan kami waktu mengadu ke Trantib kecamatan agar menurunkan anggota untuk menyisir kampung demi kampung.

Tetapi pihak mereka justru minta kronologi dan mengurus administrasi terlebih dahulu tanpa menurunkan anggota,” tuturnya.

Setelah ditemukan mayat VRM barulah semuanya sibuk menunjukkan kepedulian.

Hal tersebut sangat dikesalkan Rofai, mengingat ia juga sangat dekat dengan kelurga korban pembunuhan ini.

Istrinya, Varita Lona juga mengatakan hal yang sama.

Ia menilai sosok VRM semasa hidup sangat menyenangkan. VRM juga sangat sopan, baik pembawaan maupun dari segi pakaian.

“Anak ini sangat santun kepada orang tua, penyayang kepada anak -anak. Kawannya semua orang, dan rajin membantu ibunya,” kata dia.

Dia mengatakan benar-benar kehilangan sosok anak gadis yang baik. Bahkan VRM juga tidak biasa keluyuran sendirian di malam hari.

Karena itu ibunya tidak menyangka akan pergi selamanya saat minta izin beli paket data ke kampung sebelah.

“Saya sendiri pun juga merasa tidak perlu dikhawatirkan dari sosok Vebi, dia tidak akan aneh-aneh. Tetapi begitulah takdir,” kata dia.

Varita Lona berharap aparat penegak hukum bisa menjatuhkan hukuman setimpal kepada pelaku.

Sebab, kasus yang dialami VRM adalah kasus yang paling mengerikan di Kampung Paluh selama ini.

“Kita tidak ingin terjadi kasus serupa di Kabupaten Siak ini. Kami yakin aparat penegak hukum bisa menjatuhkan hukuman setimpal kepada pelaku kejahatan,” harapnya.

Baca juga: Terdakwa Anak Dieksekusi ke Lapas Kasus Penyekapan dan Rudapaksa

Baca juga: Rudapaksa Anak Tetangga Hingga Hamil, Polres Tamiang Tangkap Ayah Tiga Anak di Kebun Sawit

Ingin Bahagiakan Ibunya 

Remaja kelahiran 2005 di Siak rudapaksa dan bunuh mantan pacar, pelaku akting jebak korban.
Remaja kelahiran 2005 di Siak rudapaksa dan bunuh mantan pacar, pelaku akting jebak korban.

VRM, gadis belia berusia 16 tahun yang jadi korban pembunuhan di Siak punya cita-cita mulia, ingin membahagiakan ibunya apalagi sudah kehilangan sang ayah sejak tiga tahun lalu.

Hal itu terungkap saat Tribunpekanbaru.com berkunjung ke rumahnya di RT 01 RW 1 Dusun 1 Kampung Paluh, Siak, Selasa (8/2/2022) .

Hani Setiani (51), ibu VRM mengungkapkan, putrinya lahir pada 8 Maret 2005, meninggal 2 Februari 2022, dalam usia 16 tahun.

Pendidikan VRM ditempuh di SDN 06 Paluh, SMPN 1 Mempura dan SMAN 1 Mempura.

Semua tetangganya kehilangan sosok gadis cantik yang suka membuat suasana jadi cair.

Baik orang tua, muda maupun anak-anak, semuanya menyenangi sosok VRM dan keluarganya.

Ibu VRM berdarah Madura dan almarhum ayahnya berdarah Bugis.

Mereka tinggal di Paluh sudah puluhan tahun.

Para tetangga di Paluh sudah ibarat keluarga bagi keluarga perantauan ini.

Selama mereka tinggal di Paluh tidak sekalipun bermasalah dengan orang lain.

“Warna kesukaan Kak Vebi hitam dan putih.

Selama ini ia tidak pernah mengatakan cita-citanya, hanya ingin sekolah, membantu dan membahagiakan ibu. Kalau nanti kuliah, sambil bekerja biar tidak memberatkan ibu,” kata adiknya, Veni kepada Tribunpekanbaru.com.

Veni juga belum bisa menerima kenyataan itu. Ia lebih banyak diam menyembunyikan raut muka kesedihannya di balik masker.

Ia juga sering melirik foto-fotonya bersama VRM yang tertempel di dinding ruang tamu.

“Foto-foto ini semua kami bertiga yang nempelin, idenya Kak Vebi.

Setiap kami berfoto gaya kak Vebi keren dengan senyumnya yang natural,” kata dia.

Menurut Veni, VRM adalah sosok inspirasinya selamanya ini.

Cara bergaul VRM yang supel dan disenangi semua orang di sekitar rumahnya membuat Veni takjub.

Di RW tempatnya tinggal tidak banyak orang seperti VRM.

VRM pula yang mendukung cita-cita Veni untuk menjadi Polwan suatu saat nanti.

Dengan kejadian yang menimpa kakak keduanya tersebut, Veni semakin kuat untuk menjadi Polwan.

“Katanya biar bisa menangkapi penjahat kalau jadi polisi.

Dia sakit hati dengan penjahat yang membunuh kakaknya,” kata ibunya, Ani saat berbincang dengan Tribunpekanbaru.com.

Veni membenarkan, akan serius mengejar cita-cita itu.

Saat ini ia masih duduk di bangku kelas III SMPN 1 Mempura. Ia berharap keluarga lain tidak mengalami nasib seperti keluarganya.

“Dari kecil memang sudah ingin jadi Polwan, ditambah lagi kami dapat kemalangan ulah penjahat, jadi semakin kuat ingin jadi Polwan,” kata Veni.

Seperti halnya VRM yang dikarunia wajah cantik, Veni juga berwajah manis.

Kata Ani, wajah cantik anak-anaknya keturuan bapaknya yang juga berwajah ganteng ketika muda.

Kemudian darah anak-anaknya adalah campuran Bugis, Madura dan Jawa.

Secara kultur anak-anaknya tersebut sudah menajdi orang Melayu.

“Jadi anak-anak saya ini sudah banyak sukunya, darah Indonesia di dalam jiwa raganya,” kata Ani.

Baca juga: Pria Arab Saudi Beri Hadiah Unta ke Warga AS, Jadikan Saudi Sebagai Rumah Kedua

Baca juga: Istana Beli Empat Mobil SUV dan Commuter Rp 7,9 M, untuk Siapa Mobil Ini?

Baca juga: Bayi Perempuan Dibuang Orangtuanya, Ibunya Tenyata Janda Berhubungan Terlarang dengan Suami Orang

 TribunPekanbaru.com dengan judul Sosok VRM, Gadis 16 Tahun di Siak yang Jadi Korban Pembunuhan Sadis Punya Cita-cita Mulia  dan Warga Kehilangan Sosok Periang, Nyaris Serang Rumah Pelaku Rudapaksa dan Pembunuh Gadis di Siak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved