Kisah Babur alias Zahir-ud-din Muhammad, Seorang Muslim yang Dirikan Kekaisaran Mughal di India
Babur, lahir dengan nama Zahir-ud-din Muhammad (14 Februari 1483-26 Desember 1530) adalah pendiri Kekaisaran Mughal di India.
Selalu optimis, Babur bersekutu dengan penguasa Herat dan Persia dan mencoba untuk mengambil kembali Fergana pada tahun 1510 hingga 1511.
Uzbek mengalahkan tentara Mughul, membuat mereka kembali ke Afghanistan, Babur mulai melihat ke selatan lagi.
Pada tahun 1521, kesempatan sempurna untuk ekspansi ke selatan muncul di Babur.
Sultan Kesultanan Delhi, Ibrahim Lodi, dibenci dan dicaci maki oleh warganya, karena memerintah kelas bawah dengan gaya sewenang-wenang dan tirani.
Setelah empat tahun pemerintahan Lodi, bangsawan Afghanistan muak sehingga mereka mengundang Babur Timurid untuk datang ke Kesultanan Delhi dan menggulingkannya.
Tentu saja, Babur senang menanggapinya, lalu dia mengumpulkan pasukan dan melancarkan pengepungan di Kandahar, yang ternyata bentengnya dapat bertahan lebih lama dari yang diperkirakannya.
Tetapi setelah dikepung makin ketat, bangsawan penting dan militer dari Kesultanan Delhi seperti paman Ibrahim Lodi, Alam Khan, dan gubernur Punjab bersekutu dengan Babur.
Babur melancarkan serangan terhadap Kesultanan Delih dan Ibrahim Lodi pada April 1526.
Di dataran Punjab, 24.000 tentara Babur, yang kebanyakan kavaleri, berperang melawan Sultan Ibrahim, yang memiliki 100.000 orang dan 1.000 gajah perang.
Meski kalah jumlah, namun Babur memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Lodi, yaitu senjata!
Pertempuran Panipat Pertama ini menandai jatuhnya Kesultanan Delhi, dengan menggunakan taktik dan daya tembak yang unggul, Babur dapat menghancurkan pasukan Lodi, membunuh sultan dan 20.000 anak buahnya.
Jatuhnya Lodi menandai dimulainya Kekaisaran Mughal (dikenal juga sebagai Kekaisaran Timurid) di India.
Babur kemudian mengalahkan sesama Muslim di Kesultanan Delhi, yang sebagian besar mengakui pemerintahannya, tetapi pangeran Rajput yang mayoritas Hindu tidak mudah ditaklukkan.
Babur rupanya ingin mendedikasikan diri pada gagasan membangun kerajaan permanen di India, bukan sekadar perampok, maka dia memutuskan membangun ibukotanya di Agra.
Sementara, Rajput memasang pertahanan melawan Muslim baru ini dan calon penguasa dari utara.