HUT Ke 33 Serambi Indonesia
Serambi Indonesia, Korannya Orang Aceh
PADA 9 Februari 1989 atau 33 tahun lalu, bertempat di Banda Aceh berdirilah surat kabar bernama Serambi Indonesia.

OLEH RAHMAD SYAH PUTRA, Peneliti Ilmu Sosial dan Keislaman juga Anggota FAMe Chapter Meulaboh, melaporkan dari Meulaboh, Aceh Barat
PADA 9 Februari 1989 atau 33 tahun lalu, bertempat di Banda Aceh berdirilah surat kabar bernama Serambi Indonesia.
Surat kabar ini lahir di tengah zaman otoriter di bawah Pemerintahan Orde Baru dan bergerak hidup menelusuri zaman reformasi.
Media ini diterbitkan oleh para wartawan Aceh dengan harapan dapat menyebarkan informasi penting bagi masyarakat.
Awalnya, surat kabar ini terbit secara mingguan.
Setelah beberapa lama kemudian barulah berubah menjadi media harian.
Sejak berdirinya hingga saat ini, eksistensi surat kabar ini masih sangat dirasakan oleh berbagai kalangan di Aceh.
Serambi Indonesia sangat terdepan dalam menyajikan berbagai informasi aktual, cepat, dan terpercaya.
Peran surat kabar ini dalam memengaruhi orang Aceh juga sangat kuat, terutama dalam memberitakan berbagai jenis informasi.
Isu yang dilemparkan pada setiap edisi pun mampu menggugah para pembaca, hingga membentuk suatu opini masyarakat yang awal mula ragu dan tidak percaya, maka menjadi percaya 100 persen.
Baca juga: ‘Terima Kasih Pembaca’, Aneka Lomba untuk Karyawan hingga Kue Tart dari Relasi
Baca juga: BSI Regional Aceh Beri Kejutan di Hari Ulang Tahun Serambi Indonesia Ke-33
Soalnya, surat kabar ini mampu menyajikan berbagai berita sesuai dinamika yang ada di Aceh secara langsung dari lapangan.
Kemudian, konten beritanya pun tidak semuanya Aceh, melainkan juga memuat informasi nasional dan internasional.
Tanpa terasa, surat kabar ini telah bertahan selama tiga decade.
Kehadiran surat kabar ini telah mampu memengaruhi pikiran orang Aceh, hingga saat ini Serambi Indonesia bisa dikatakan ‘medianya orang Aceh’ yang eksistensinya sangat kuat terpatri di hati orang Aceh.
Hingga ada kata-kata unik yang berkembang di sebagian kalangan orang Aceh bahwa ‘gohlom hayeu meunyoe gohlom tamong Koran Serambi’ (belum hebat kalau belum masuk berita di Koran Serambi), begitulah kira-kira.
Semua informasi dikupas lengkap dalam surat kabar ini, mulai dari politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, budaya, pelayanan publik, komunitas, dan sebagainya.
Sampai kepada pencitraan seseorang pun, belum sah jika belum tayang di Serambi Indonesia.
Dalam usianya ke-33 tahun ini, Serambi Indonesia mengusung suatu tema perayaan yaitu Inovasi Tanpa Batas, Syukur Tiada Henti.
Tema tersebut sangat menarik.
Baca juga: 33 Tahun Serambi Indonesia: Phaederus, Acta Diurna dan Sjamsul Kahar
Membaca tema tersebut memberi pemahaman kepada kita akan peran penting yang telah dilakukan oleh Serambi Indonesia melalui inovasi yang telah dilakukan hingga telah memiliki segmen pasar dan target yang jelas.
Untuk itu, dalam kurun waktu mendatang, surat kabar ini tentu memiliki ‘PR’ yang besar untuk terus dapat mempertahankan eksistensinya di tengah arus globalisasi dan disrupsi informasi.
Kemudian perlu disyukuri tiada henti, sebab di balik kesukseskan surat kabar ini tentu dibarengi oleh kerja sama dan kerja keras oleh tim yang solid.
Maka, perlu disyukuri atas keberhasilan ini, terutama dalam memberitakan berbagai informasi yang berkembang di Aceh.
Tanpa surat kabar ini, maka berapa tidak terserapnya aspirasi masyarakat di pelosok negeri dan tidak terpublikasinya berbagai hiruk pikuk lainnya yang terjadi.
Harapan terhadap Serambi Memasuki usia ke-33 Serambi Indonesia, berbagai kalangan memasangkan fotonya melalui ‘twibbon’ untuk mengucapkan selamat atas usia ke-33 tahun surat kabar ini.
Dari ucapan-ucapan tersebut bisa dianalisis secara mendalam bahwa ada sejuta harapan dari rakyat Aceh terhadap surat kabar kebanggan orang Aceh ini agar ke depan tetap eksis, terutama dalam menginformasikan segala berita penting seputar yang berkembang di Aceh.
Sebab, hari ini peran media sangatlah besar dalam menyebarkan informasi.
Media menjadi kebutuhan bagi banyak orang.
Untuk itu, ada beberapa hal yang mungkin terus dipertahankan oleh Serambi Indonesia.
Baca juga: Smile Train Gelar Operasi Bibir Sumbing dalam Rangka Memeriahkan HUT Ke-33 Serambi Indonesia
Pertama, teruslah dijaga kualitas, baik itu kualitas tulisan maupun kualitas penyajian beritanya, karena bila kualitas semakin bagus maka setiap orang akan terus puas dengan media ini.
Sebab, di tengah banyaknya berkembang berbagai media surat kabar lainnya, masyarakat Aceh sangat memerlukan media yang dapat menginformasikan berita yang sehat dan cenderung membaik sebagai pemandu dalam pengambilan keputusan.
Kedua, perkuat sumber daya manusia dengan manajemen yang baik, sebab dalam teori jurnalistik, makin bermutu jurnalisme dalam suatu masyarakat, maka makin bermutu pula informasi yang didapat publik.
Untuk itu, hendaknya terus merawat dan meningkatkan kualitas media dan faktor terpenting untuk mewujudkannya terletak pada wartawan, yaitu dalam keterampilan menulis dan menggali informasi melalui penyelenggaraan pelatihan internal dan eksternal.
Ketiga, di tengah berbagai perubahan yang terjadi yang meliputi aspek sosial, politik, ekonomi, dan perkembangan teknologi informasi, diharapkan surat kabar ini dapat terus berinovasi dan berkreasi dengan kontenkonten kreatif dan menarik.
Peran wartawan dan surat kabar sangat diperlukan, terutama untuk membantu publik dalam pemberitaan, termasuk dalam mengontrol kebijakan pemerintah.
Peran itulah yang diperkuat dengan menghasilkan karya dan konten jurnalistik yang berkualitas dan bagus, agar publik merasa lebih percaya kebutuhannya terhadap media begitu kuat.
Keempat, hal terpenting yang harus dijaga oleh para pengelola Serambi Indonesia adalah kredibilitas dan prinsip-prinsip dasar maupun etika jurnalistik harus senantiasa dijunjung tinggi.
Baca juga: Serambi Indonesia Gelar Vaksinasi Dosis 3
Begitu pula independensi serta profesionalisme wartawan hendaknya terus dijaga agar hak-hak publik mendapat informasi yang akurat, mengandung kebenaran, serta berimbang, tetap terpenuhi.
Sebab, apabila semua itu dilakukan berkesinambungan, bisa diprediksikan Harian Serambi Indonesia ini akan hidup dalam usia yang lama, bahkan hingga 1.000 tahun lagi, bahkan abadi, di tengah gempuran media online dan munculnya mediamedia generasi baru.
Sebagai contoh, yaitu surat kabar yang diterbitkan di New York pada tahun 1851 bernama The New York Times, walaupun kemudian telah berganti nama sebagai The International New York Times, surat kabar ini masih eksis dan masih menjadi rujukan informasi penting bagi masyarakat internasional tentang berbagai situasi dan kondisi yang berkembang di dunia.
Mulai dari politik, ekonomi, dan sebagainya, serta dijual di lebih dari 160 negara dan wilayah.
Akhirnya, kepada Serambi Indonesia kami ucapkan selamat ulang tahun yang ke- 33.
Semoga media “awak Aceh” ini bisa terus bertahan dengan segala dinamika yang berkembang saat ini, dan terus dapat menjadi rujukan bagi orang Aceh dalam berbagai isu.
Termasuk dalam mengawal isu pembangunan Aceh.
Sebab, dukungan media sangatlah diperlukan untuk tetap menjaga keberlangsungan pembangunan Aceh.
Tanpa berita dari media, terutama surat kabar, maka masyarakat tak akan dapat mengetahui berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam pembangunan daerah, baik itu pembangunan infrastruktur, pendidikan, pembangunan sumber daya manusia, pembangunan ekonomi, dan sebagainya.
Dirgahayu, Serambi Indonesia! Tetaplah di jalan yang benar dan senantiasa menyuarakan kebenaran, menjadi suluh bagi masyarakat Aceh.
Baca juga: Gratis! Serambi Indonesia dan Smile Train Lanjutkan Operasi Bibir Sumbing dalam Empat Tahap
Baca juga: Inovasi Tanpa Batas, Syukur Tiada Henti