Berita Nasional

Diprediksi Omicron Melandai pada Maret, Puncaknya Dua Minggu Lagi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, berbagai negara melihat bahwa kasus Covid-19 varian Omicron ini dari segi traffic

Editor: bakri
ist
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto 

JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, berbagai negara melihat bahwa kasus Covid-19 varian Omicron ini dari segi traffic akan memuncak lebih cepat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, meski Omicron akan lebih cepat menyebar, tetapi dari segi bandwidth atau amplitudonya lebih sempit.

"Ini yang tentu kita harapkan puncaknya di bulan Februari dan berharap di bulan Maret akan mulai melandai," ujarnya dalam acara "BRI Microfinance Outlook 2022", Kamis (10/2/2022).

Dia menjelaskan, pemerintah dari sisi kesehatan akan terus mendorong kebijakan terkait pembatasan berbagai kegiatan.

"Termasuk peningkatan PPKM level, terutama di teater perang di Jawa," kata Airlangga.

Karena itu, status PPKM di beberapa kota dinaikkan ke level 3, dan pemerintah akan terus mendorong pembatasan kegiatan hingga berujung terhadap pengurangan penularan kasus baru.

"Selain itu, untuk periode kali ini, pemerintah juga melihat faktor terkait dengan ketersediaan rumah sakit dan juga tingkat fatality rate," pungkasnya.

Sementara itu, Dirjen Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Prof Abdul Kadir menuturkan, peningkatan kasus Covid-19 sangat signifikan akan terjadi dari hari ke hari.

Per Rabu kemarin saja kasus harian Covid-19 mencapai 46.843.

Baca juga: Airlangga Prediksi Omicron Melandai Bulan Maret, Sampai Puncaknya Dua Minggu Lagi

Baca juga: Kriteria Pasien Omicron yang Perlu Dirawat di Rumah Sakit: Lansia hingga Belum Divaksin

Kemenkes menyebut, kenaikan kasus harian patut diwaspadai dalam 2-3 minggu ke depan.

"Kita akan melihat dua sampai tiga minggu ke depan kemungkinannya akan terjadi peaknya, karena itulah maka tentunya kita semua harus mewaspadai terjadi kemungkinan peningkatan jumlah kasus yang besar," ujarnya.

Berbahaya

Ia mengatakan, peningkatan kasus varian Omicron diprediksi 3 sampai 5 kali lipat daripada kasus saat gelombang varian Delta tahun lalu.

Untuk mengantisipasi terjadinya penularan Covid-19 varian baru omicron, masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan dan segera melaksanakan vaksinasi baik dosis I, dosis II, maupun dosis III atau booster.
Untuk mengantisipasi terjadinya penularan Covid-19 varian baru omicron, masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan dan segera melaksanakan vaksinasi baik dosis I, dosis II, maupun dosis III atau booster. (For Serambinews.com)

Meski demikian, masyarakat perlu mengetahui bahwa gejala-gejala yang ditimbulkan oleh Omicron ini itu tidak seberat gejala varian Delta, cenderung ringan bahkan tanpa gejala.

"Tentunya kita tetap harus berhati-hati dan waspada meskipun gejalanya ringan tapi itu bisa berbahaya pada orang-orang yang berusia lanjut atau lansia termasuk juga orang-orang yang kebetulan mempunyai penyakit penyerta atau komorbid dan juga pada orang-orang yang belum divaksin dan pada anak-anak," tegas Prof Abdul Kadir.(tribun network/rin/van/wly)

Baca juga: Pemerintah Dorong Vaksinasi Booster, Antisipasi Kenaikan Varian Omicron

Baca juga: Polda: Penyebaran Omicron Empat Kali Lebih Cepat, Segera Vaksin

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved