BBM Nelayan
Ketua Hiswana Migas Aceh Murka, Nelayan Boat Tep-tep tak Dapat Bahan Bakar
Menurutnya, PT Pertamina (Persero) sudah jelas-jelas mengamanahkan setiap SPBUN agar mendistribusikan bahan bakarnya bagi nelayan tradisional yang men
Penulis: Misran Asri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua DPC Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin murka mendapat laporan sejumlah nelayan tradisional yang menggunakan boat tep-tep sering tak mendapatkan bahan bakar dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Nelayan (SPBUN).
Sejatinya bahan bakar di SPBUN jelas peruntukkannya untuk para nelayan, bukan untuk kapal-kapal bermesin di atas 30 gross tonnage (GT).
Akibat ketiadaan para nelayan tradisional tidak mendapatkan bahan bakar, mereka tidak bisa melaut.
"Kondisi ini sangat miris! Bayangkan saja masih ada orang-orang yang tega mengambil hak orang kecil, hak-hak nelayan tradisional," ungkap Toke Awi, sapaan akrab bagi Nahrawi Noerdin yang baru dilantik sebagai Ketua DPC Hiswana Migas Aceh, Kamis (10/2/2022) lalu.
Menurutnya, PT Pertamina (Persero) sudah jelas-jelas mengamanahkan setiap SPBUN agar mendistribusikan bahan bakarnya bagi nelayan tradisional yang menggunakan mesin di bawah 30 GT, bukan untuk kapal bermesin di atas 30 GT.
• Koramil 09/Trumon Cat TPA Al-Ikhlas Krueng Luas
Hal tersebut untuk memastikan setiap nelayan tradisional boat tep-tep mendapatkan pelayanan penyediaan bahan bakar.
Menurut Toke Awi, peran dan fungsi SPBUN sama dengan SPBU. Hanya saja, SPBUN memang dibuat khusus untuk perahu nelayan berkapasitas mesin di bawah 30 GT.
Karena itu, lokasi SPBUN juga selalu berada di lokasi dekat pantai atau muara sungai yang menjadi tempat mangkal perahu-perahu nelayan sebelum dan sesudah melaut.
"Baru-baru ini kami terima kabar dari sejumlah nelayan Gampong Alue Dayah Teungoh, Ulee Lheue, salah satunya Hasbi. Menurutnya, terkadang mereka tidak mendapatkan suplai BBM dari SPBUN, dengan alasan stoknya sudah habis saat mereka akan lakukan pengisian. Sehingga, mereka terpaksa tidak melaut," terang Ketua DPC Hiswana Migas Aceh ini mengutip keluhan nelayan.
• Anda Lihat Ada Sampah Dibuang Sembarangan? Segera Kontak Nomor DLK Lhokseumawe
Para nelayan itu mengeluhkan SPBUN sering kehabisan stok bbm karena sudah duluan boat-boat penangkap tuna yang ukuran mesinnya lebih besar yang mengisi BBM.
"Laporan dan informasi ini tentu mengundang keprihatinan kami. Karena, untuk diketahui para nelayan kecil ini sangat menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan sehari-hari yang mereka bawa pulang. Tidak melaut berarti tidak ada penghasilan apapun yang akan mereka bawa," sebut Toke Awi.
Jika masalah ini terus berlanjut, maka akan membuat hidup para nelayan kecil itu akan semakin terhimpit.
Pada dasarnya kuota BBM bersubsidi untuk para nelayan yang disalurkan Pertamina melalui SPBUN sudah diperhitungkan berdasarkan usulan dari pemerintah daerah dan hasil observasi di lapangan.
• Amanda Manopo Klarifikasi Isu Pacaran dengan Mischa: Kalian Asumsinya Aneh-aneh
Menurutnya kuota yang diperuntukkan untuk SPBUN Ulee Lheue mencapai 96 kilo liter per bulan.
“Kuota BBM bersubsidi yang disalurkan melalui SPBUN itu sudah melalui perhitungan, sehingga seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan nelayan kecil kita. Kapal besar dengan mesin di atas 30 GT itu wajib menggunakan BBM non subsidi,” tegasnya.