Berita Aceh Jaya
Pemuda Desa Mengamuk, Seorang Warga Krueng Sabee Sebar Video Tak Senonoh Selingkuhannya
Warga Kabupaten Aceh Jaya dikejutkan dengan dugaaan aksi penganiayaan keuchik ke warganya sendiri. Insiden tak mengenakkan itu terjadi di Kecamatan
Penulis: Riski Bintang | Editor: M Nur Pakar
Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya
SERAMBINEWS.COM, CALANG - Warga Kabupaten Aceh Jaya dikejutkan dengan dugaaan aksi penganiayaan keuchik ke warganya sendiri.
Insiden tak mengenakkan itu terjadi di Kecamatan Krueng Sabee pada Jumat (18/2/2022).
Penganiayaan tersebut menyebabkan seorang warga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kapolres Aceh Jaya AKBP Yudi Wiyono melalui Kasatreskrim Iptu Lutfi Arinugraha membenarkan adanya kasus tersebut.
Menurutnya, kasus ini sudah dilimpahkan untuk diselesaikan di kecamatan secara kekeluargaan.
"Kita sudah duduk, mereka sepakat untuk berdamai dan diselesaikan di kecamatan," jelasnya.
Baca juga: Bupati Aceh Jaya Serahkan Rumah Bantuan Baitul Mal Kepada 43 Penerima Manfaat
Menanggapi hal itu, Camat Krueng Sabee, Edo mengatakan kasus itu akan diselesaikan secara kekelaurgaan oleh pihaknya.
Keuchik Mon Mata, Isvandi yang dimintai konfirmasi menjelaskan kejadian tersebut terjadi saat korban diamankan pemuda desa ke kantor desa.
Disebutkan, korban diamankan lantaran diduga menyimpan foto video call yang tidak senonoh di akun internet, hingga tersebar di masyarakat.
"Hanya saja, terjadi saat anak muda marah kepada korban yang menyimpan video call yang berisi konten porno dan sudah tersebar luas," jelasnya.
Dai menjelaskan para pemuda desa langsung mencari keberadaan korban hingga akhirnya dibawa ke kantor desa.
Saat dilakukan interogasi, massa tersulut emosi hingga korban menjadi bulan-bulanan pemuda yang hadir ke kantor desa saat itu.
Baca juga: Istri Bongkar Perselingkuhan Suami, Artis Ini Jatuh Miskin, Uang Habis Sampai Jual Rumah Rp 4 Miliar
"Kasusnya, korban berselingkuh dengan istri sekdes, hingga video call porno, jadi si korban menyimpan fotonya, dan tersebar,"ungkap Isvandi.
"Pemuda tidak terima, karena dapat mencemarkan desa," jelasnya.