Luar Negeri

Rusia Perpanjang Latihan Militer dengan Belarus, Penarikan Pasukan Batal, Ukraina Terancam Diserang

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan rencana itu membuatnya lebih khawatir tentang invasi Rusia ke Ukraina.

Editor: Faisal Zamzami
KEMENTERIAN PERTAHANAN RUSIA via AP
Foto dari video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (4/2/2022) menunjukkan sejumlah kendaraan peluncur roket menembak dalam latihan militer bersama Belarus dan Rusia di Brestsky. 

SERAMBINEWS.COM, MOSKWA - Rusia akan memperpanjang latihan militer di Belarus yang seharusnya berakhir pada Minggu (20/2/2022), menurut pengumuman Kementerian Pertahanan Belarus.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan rencana itu membuatnya lebih khawatir tentang invasi Rusia ke Ukraina.

Kementerian Pertahanan Belarus mengatakan keputusan itu diambil karena aktivitas militer di dekat perbatasan Rusia dan Belarus serta situasi di wilayah Donbas, Ukraina timur sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Senin (21/2/2022),

Penembakan sporadis melintasi garis yang memisahkan pasukan pemerintah Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di wilayah itu meningkat tajam pekan lalu dan berlanjut pada Minggu (20/2/2022).

Rusia membatalkan rencana untuk membawa pulang pasukannya dari Belarus pada Minggu (20/2/2022), dengan alasan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.

Belarus, sekutu kuat Rusia, berbagi perbatasan panjang dengan Ukraina, dan merupakan negara asing yang paling dekat dengan ibu kota Ukraina, Kiev.

Rusia mengklaim penempatan pasukannya di Belarus untuk latihan militer.

Namun pembangunan militer besar-besaran itu oleh Barat ditafsirkan secara luas sebagai persiapan untuk invasi.

Latihan militer dimulai sepuluh hari yang lalu, dan digambarkan oleh kementerian pertahanan Rusia sebagai "pelatihan untuk mencegah dan memukul mundur agresi eksternal."

Hanya beberapa hari yang lalu, Belarus bersikeras bahwa pasukan Rusia akan segera pergi.

Menteri luar negerinya, Uladzimir Makey, mengatakan bahwa "Tidak seorang pun tentara, tidak ada satu pun peralatan militer yang tersisa setelah latihan ini," menurut France24.

 
Keputusan untuk tidak menarik pasukan berarti Rusia mempertahankan rute terpendeknya menuju Ibu Kota Ukraina, Kiev.

Rusia terus-menerus membantah bahwa mereka berencana untuk menyerang, tetapi sejauh ini telah mengumpulkan sebanyak 190.000 tentara di sekitar Ukraina, menurut pejabat AS sebagaimana dilansir Insider.

Posisinya termasuk di Belarus, di sepanjang perbatasan timur Ukraina-Rusia yang panjang, dan di semenanjung Krimea di selatan.

Baca juga: Uni Eropa Ancam Tutup Pasar Barang dan Teknoologi Rusia, Jika Invansi ke Ukraina

Baca juga: Rusia Fokus di Ukraina Timur, Penembakan Sudah Menjadi Hal Biasa di Wilayah Itu

Kekhawatiran terus meningkat

Berbicara kepada CNN, Blinken mengatakan semua tanda menunjukkan Rusia akan menyerang.

Rusia telah berulang kali membantah rencana tersebut.

“Semua yang kami lihat menunjukkan bahwa ini sangat serius, bahwa kami berada di ambang invasi,” kata Blinken, menambahkan bahwa Barat sama-sama siap jika Moskwa menyerang.

“Sampai tank benar-benar meluncur, dan pesawat terbang, kami akan menggunakan setiap kesempatan dan setiap menit untuk melihat apakah diplomasi masih dapat menghalangi Presiden Putin untuk melanjutkan ini.”

Putin dan mitranya dari Perancis, Emmanuel Macron, sepakat dalam panggilan telepon tentang perlunya solusi diplomatik untuk krisis di Ukraina timur, kata kedua pemerintah.

Seorang penasihat presiden Perancis mengatakan keduanya sepakat bahwa pertemuan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), dengan perwakilan dari Ukraina dan Rusia, harus diadakan pada Senin (21/2/2022).

Sesi Luar Biasa OSCE

Polandia, yang saat ini menjadi ketua OSCE, sebelumnya mengatakan, pihaknya mengadakan sesi luar biasa dewan, yang didedikasikan untuk mencegah konflik bersenjata atas permintaan Ukraina, pada Senin (21/2/2022).

Belarus tidak mengatakan berapa lama pasukan Rusia di Belarus—yang diperkirakan oleh NATO berjumlah 30.000—akan tetap berada di negara itu, yang terletak di utara Ukraina.

 
Menteri Pertahanan Belarus Viktor Khrenin mengatakan fokus dari latihan yang diperpanjang adalah "untuk memastikan tanggapan yang memadai dan mengurangi eskalasi persiapan militer para simpatisan di dekat perbatasan kita bersama".

Kremlin tidak mengomentari latihan Belarus.

Penasihat Macron mengatakan bahwa Putin telah menegaskan kembali bahwa pasukan akan meninggalkan Belarus setelah latihan.

NATO mengatakan Rusia dapat menggunakan pasukan di Belarus sebagai bagian dari kekuatan invasi untuk menyerang Ukraina.

Moskwa menyangkal niat semacam itu.

"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Eropa selangkah lagi dari perang, yang merupakan sesuatu yang tak terbayangkan belum lama ini," kata Perdana Menteri Ceko Petr Fiala dalam sebuah wawancara TV.

Mykhailo Podolyak, seorang penasihat kepala staf presiden Ukraina, mengatakan kepada Reuters bahwa perpanjangan latihan Rusia Belarus itu menggarisbawahi bahwa janji-janji resmi dari Moskwa tidak boleh dianggap mengikat.

Baca juga: Petugas e-parking di Medan Diusir dan Dipukul Sejumlah Preman, Polisi Periksa Sejumlah Saksi

Baca juga: Ratu Elizabeth Positif Covid-19, Sebelumnya Jumpa Pewaris Takhta Inggris yang 2 Kali Tertular Virus

Baca juga: Hasil dan Klasemen Liga Italia: Inter Milan Tumbang, Gagal Kudeta AC Milan di Puncak

Kompas.com: Rusia Perpanjang Latihan Militer dengan Belarus, Penarikan Pasukan Batal

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved