Berita Luar Negeri
Ratu Elizabeth Positif Covid-19, Sebelumnya Jumpa Pewaris Takhta Inggris yang 2 Kali Tertular Virus
Ratu Elizabeth di Inggris dinyatakan positif COVID-19 pada Minggu (20/2/2022) setelah bertemu pangeran Charles, pewaris takhta Kerajaan Inggris
Ratu Elizabeth Positif Covid-19, Sebelumnya Bertemu Pewaris Takhta Inggris yang Dua Kali Tertular Virus
SERAMBINEWS.COM - Rakyat Inggris sedang cemas.
Karena Ratu Elizabeth, Ratu Kerajaan Inggris sedang positif Covid-19.
Sebelumnya Ratu Elizabeth sempat bertemu putranya yang juga calon pewaris Kerajaan Inggris, Pangeran Charles.
Sebelumnya Pangeran Charles sudah dua kali tertular virus Covid-19.
Ratu Elizabeth di Inggris dinyatakan positif COVID-19 pada Minggu (20/2/2022).
Hal ini mempertajam kekhawatiran tentang kesehatan ratu yang paling lama berkuasa di dunia itu dua minggu setelah ia menandai 70 tahun takhta Kerajaan Inggris.
Mengutip Reuters, ratu yang kini berusia 95 tahun itu sudah mendapatkan vaksinasi penuh terhadap virus corona.
Empat hari lalu, dia mengeluh kepada staf Istana bahwa dia tidak bisa banyak bergerak.
"Sang Ratu hari ini dinyatakan positif COVID," kata Istana. "Yang Mulia mengalami gejala seperti flu ringan tetapi diperkirakan akan melanjutkan tugas ringan di Windsor selama minggu mendatang."
"Dia akan terus menerima perawatan medis dan akan mengikuti semua pedoman yang sesuai," demikian penjelasan Istana.
Baca juga: Suda Divaksin Tiga Kali, Ratu Elizabeth II Positif Terinfeksi Covid-19
Sejumlah staf dinyatakan positif COVID-19 di Windsor, kastil kuno tempat Elizabeth menghabiskan sebagian besar waktunya selama penguncian yang dirancang untuk menahan pandemi.
Philip, suami ratu selama lebih dari 70 tahun, meninggal pada April tahun lalu, dalam usia 99 tahun.
Putra mereka, Charles, 73, pewaris takhta, awal bulan ini tertular COVID-19 untuk kedua kalinya. Dia telah bertemu ratu beberapa hari sebelumnya.
"Saya yakin saya berbicara untuk semua orang dalam mendoakan Yang Mulia Ratu agar cepat pulih dari COVID dan cepat kembali ke kesehatan yang prima," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Twitter.