Minyak Goreng
Kelangkaan Minyak Goreng jangan Ditangani Seperti Pemadam Kebakaran, Harus dari Hulu sampai Hilir
Irpannusir mengingatkan, kepada Disperindag Aceh dan Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, yang hadir dalam rapat ini, penanganan kelangkaan minya
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Komisi II DPRA Irpannusir menyatakan penanganan kelangkaan minyak goreng kemasan dan curah yang terjadi selama ini di Aceh harus dimulai dari hulu sampai hilir yaitu mulai dari produsen, Distributor Utama, (D1) sub Distributor (D2) dan pengecernya (D3), serta stok dan harga yang wajar di daerah.
“Kalau memang di Aceh belum ada distributor utama (D1) nya, menunggu ada pihak yang berminat menjadi distributor utama, Disperindag Aceh bersama Kemendag, terus melakukan komunikasi yang intensif kepada sub distributor, untuk meningkatkan distribusi minyak goreng kemasan dan curah, dari pabrik minyak goreng yang ada di Sumut ke Aceh,” kata Irpannusir, pada acara rapat lanjutan pembahasan kelangkaan minyak goreng di Aceh, antara Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, Natan Bambuno dengan sub distributor minyak goreng yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar, pengusaha pasar swalayan lokal/Aprindo Aceh, di Aula Disperindag Aceh, Rabu (23/2/2022) di Banda Aceh.
Irpannusir mengingatkan, kepada Disperindag Aceh dan Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, yang hadir dalam rapat ini, penanganan kelangkaan minyak goreng kemasan dan curah di Aceh ini, hendaknya jangan dilakukan seperti penanganan kebakaran, sebuah toko atau rumah oleh mobil pemadam kebakaran.
• Kisah Duda Nikahi Janda Pilih Mas Kawin Minyak Goreng, Menikah di Tanggal Cantik
Penanganannya bersama sesaat, habis itu, kembali lepas tangan. Sementara minyak gorengnya, setiap hari dibutuhkan masyarakat.
Disperindag Aceh bersama Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag yang hadir dalam rapat ini, sudah mendengar keluhan pengusaha swalayan lokal, yang sudah satu bulan penuh, belum mendapat pasokan minyak goreng kemasan subsidi satu harga dari distributor utama (D1), yang ditunjuk Kemendag untuk mengisi pasokan kebutuhan minyak goreng kemasan satu harga tersebut.
Pabrik minyak goreng dan Distributor Utama (D1), minyak goreng yang ada di Sumut, mereka mensuplai pasokan minyak goreng satu harga untuk Swalayan Suzuya, Indomaret dan lainnya, yang punya kantor pusat di Medan dan Jakarta.
• Minyak Goreng di Pasaran Aceh Selatan Masih Langka
Sementara swalayan lokal, yang tidak punya kantor pusat di Medan dan Jakarta, mereka saat ini, banyak yang sudah tidak jualan minyak goreng kemasan lagi, dengan alasan harga tebusnya sudah Rp 16.000/liter/bungkus di subdistributor lokal dan Medan, sehingga harga jualnya sudah berada di atas harga minyak goreng kemasan satu harga yang dijual di swalayan Suzuya dan Indomaret.
Amir, salah seorang pengusaha swalayan lokal mengatakan, untuk mendapatkan kuota minyak goreng kemasan subsidi dari Kemendag, mereka sudah membentuk Asosioasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Aceh pada minggu lalu, untuk dijadikan sebagai mitra kerja Kemendag dalam pendistribusian minyak goreng kemasan satu harga tersebut.
“Tapi sampai minggu kedua ini, belum ada tanda-tanda minyak goreng kemasan subsidi satu harga itu, disalurkan kepada swalayan lokal,”ujarnya.
Direktur Pengamanan Perdagngan Kemendag Natan Kambuno yang didampingi Kadisperindag Aceh, Mohd Tanwir mengatakan, untuk memantau perkembangan kelangkaan minyak goreng curah dan kemasan di Aceh, atas kebijakan penetapan harga minyak minyak goreng subsidi satu harga dari Kemendag, Kemendag menurunkan tiga tim ke Aceh.
Satu tim di kirim ke Kota Banda Aceh, untuk memantau kelangkaan minyak goreng di wilayah Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, satu tim lagi wilayah pantai barat-selatan dan satu tim lagi wilayah pantai timur-utara dan tengah Aceh.
Hasil pemantauan kelangkaan minyak goreng ini dilaporkan langsung kepada Kemendag, Muhammad Luthfi untuk dicarikan solusi penanganannya.
Untuk membantu pasokan minyak goreng kemasan di Aceh, Kemendag, sudah menetapkan beberapa produsen minyak goreng yang ada di Medan, untuk memasok sebesar 20 persen produksinya ke Aceh, agar di daerah ini harga minyak goreng kemasan dan curahnya terkendali dan tidak lagi mengalami kelangkaan minyak goreng.
Ada beberapa daerah, kata Natan Kambuno, distribusi minyak goreng kemasannya sudah lancar kembali dan harga jualnya sesuai dengan penetapan pemertintah.
Misalnya Kawasan Biruen, Lhokseumawe, Aceh Tengah dan sekitarnya. Untuk minyak goreng kemasan premium seperti minyak goreng Sanco dan Bimoli, dijual dengan harga Rp 14.000/liter/bungkus dan minyak goreng kemasan sedernaha dijual dengan harga Rp 13.500/liter/bungkus.