Internasional

Sentimen Anti-Perang Ukraina Terus Menguat di Rusia, Pemerintah Tetap Bertindak Keras

Sentimen anti-perang Ukraina terus menguat di Rusia, terutama pada pekerja medis, arsitek, seniman, insinyur sampai warga sipil.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Alexander NEMENOV
Seorang demonstran anti invasi Rusia ke Ukraina tampak tersenyum saat diamankan polisi di Moskow tengah, Minggu (27/2/2022). 

SERAMBINWS.COM, MOSKOW - Sentimen anti-perang Ukraina terus menguat di Rusia, terutama pada pekerja medis, arsitek, seniman, insinyur sampai warga sipil.

Pekerja medis menempatkan nama mereka di bawah satu, lebih dari 3.400 arsitek dan insinyur mendukung yang lain.

Sebanyak 500 guru menandatangani yang ketiga.

Surat serupa oleh wartawan, anggota dewan kota, tokoh budaya dan kelompok profesional lainnya telah beredar sejak Kamis (24/2/20220.

Sebuah museum seni kontemporer terkemuka di Moskow bernama Garage menghentikan pameran.

Kemudian, menundanya sampai tragedi kemanusiaan dan politik yang sedang berlangsung di Ukraina berhenti.

Baca juga: Delegasi Rusia Tiba di Belarus untuk Bicarakan Perdamaian dengan Ukraina

“Kami tidak dapat mendukung ilusi normalitas ketika peristiwa seperti itu terjadi,” bunyi pernyataan museum.

“Kami melihat diri kami sebagai bagian dari dunia yang lebih luas yang tidak terbagi oleh perang,” kata museum.

Sebuah petisi online untuk menghentikan serangan terhadap Ukraina diluncurkan tak lama setelah dimulai pada Kamis (24/2/2022) pagi.

Tetapi, berhasil mengumpulkan lebih dari 780.000 tanda tangan pada Sabtu (26/2/2022) malam.

Menjadikannya salah satu petisi online yang paling didukung di Rusia dalam beberapa tahun terakhir ini.

Dilansir AP, pernyataan yang mengecam invasi bahkan datang dari beberapa anggota parlemen.

Pada awal pekan ini memilih mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis di Ukraina timur.

Baca juga: Belum Ada Rudal Nuklir, Ini Daftar Senjata yang Sudah Digunakan Rusia dalam Invasi ke Ukraina

Sebuah langkah yang mendahului serangan Rusia.

Dua anggota parlemen dari Partai Komunis, yang biasanya mengikuti garis Kremlin, berbicara menentang permusuhan di media sosial.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved