Internasional
Sentimen Anti-Perang Ukraina Terus Menguat di Rusia, Pemerintah Tetap Bertindak Keras
Sentimen anti-perang Ukraina terus menguat di Rusia, terutama pada pekerja medis, arsitek, seniman, insinyur sampai warga sipil.
Oleg Smolin mengaku terkejut ketika serangan dimulai.
Dia yakin kekuatan militer harus digunakan dalam politik, hanya sebagai upaya terakhir.
Rekan anggota parlemennya Mikhail Matveyev mengatakan perang harus segera dihentikan.
Dia memilih Rusia menjadi tameng terhadap pemboman Donbas, bukan untuk pemboman Kiev.
Sementara itu, pihak berwenang Rusia mengambil sikap yang lebih keras terhadap mereka yang mengecam invasi, baik di dalam maupun luar negeri.
Menindak para kritikus di dalam negeri, pihak berwenang Rusia menuntut agar outlet berita independen terkemuka menghapus cerita tentang pertempuran di Ukraina yang menyimpang dari garis resmi pemerintah.
Pengawas komunikasi negara Rusia, Roskomnadzor menyatakan laporan tentang Angkatan bersenjata Rusia menembaki kota-kota Ukraina dan kematian warga sipil di Ukraina tidak benar.
Baca juga: Rusia Invasi Ukraina, Ternyata Putin Pernah Ingatkan Dunia Bahwa AS Jadikan Islam Identik Terorisme
Dia menuntut outlet tersebut akar mendapat hukuman denda dan pembatasan yang berat.
Pada Jumat (25/2/2022), pengawas juga mengumumkan pembatasan sebagian pada akses ke Facebook sebagai tanggapan atas platform yang membatasi akun beberapa media yang didukung Kremlin.
Pada Sabtu (26/2/2022), pengguna internet Rusia melaporkan masalah dengan mengakses Facebook dan Twitter.
Kedua media sosial itu memainkan peran utama dalam memperkuat perbedaan pendapat di Rusia dalam beberapa tahun terakhir ini.(*)