Breaking News

Internasional

Presiden Belarusia Tunjukkan Peta Pertempuran Baru, Moldova Menjadi Target Serangan Rusia Berikutnya

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dengan gamblang menunjukkan area perang baru, Moldova yang juga bekas Uni Soviet.

Editor: M Nur Pakar
AP
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berdiri di depan peta pertempuran yang tampaknya menunjukkan invasi Rusia ke Moldova di Minsk, Selasa (1/3/2022) malam. 

SERAMBINEWS.COM, MINSK - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dengan gamblang menunjukkan area perang baru, Moldova yang juga bekas Uni Soviet.

Sang presiden berdiri di depan peta pertempuran yang tampaknya menunjukkan invasi yang direncanakan ke Moldova, bersama dengan Ukraina.

Lukashenko, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, dilaporkan berbicara kepada dewan keamanannya pada Selasa (1/3/2022) malam, sambil berdiri di depan peta pertempuran Ukraina.

Peta tersebut tampaknya menunjukkan rencana pergerakan pasukan dan target infrastruktur di Ukraina, serta target di wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova.

Beberapa garis serangan Rusia di peta telah terjadi, sementara yang lain belum terjadi, termasuk serangan ke Moldova bekas negara Soviet dan tetangga Ukraina di selatan dari kota pelabuhan Odessa.

Baca juga: Rusia Bumihanguskan Kota Terbesar Kedua Ukraina, Zelenskyy Tuduh Moskow Gunakan Taktik Teror

Rusia telah menggunakan Belarusia sebagai lokasi untuk mengirim pasukannya dengan cepat melintasi perbatasan ke Ukraina, seperti dilansir The Hill, Rabu (2/3/2022).

Setelah bersikeras sejumlah besar pasukan berkumpul di sana untuk latihan militer bersama.

Laporan telah muncul minggu ini, Belarusia sedang bersiap mengirim pasukan ke Ukraina untuk mendukung invasi Rusia.

Hubungan dekat negara itu dengan Moskow dalam serangan itu mendorong Departemen Luar Negeri AS untuk menangguhkan operasi di kedutaan besarnya di Belarus.

Baca juga: Tembakan Artileri Rusia Hantam Pangkalan Militer Ukraina, Puluhan Tentara Tewas

Uni Eropa juga mengumumkan rencana menjatuhkan sanksi baru pada Belarus atas perannya dalam perang, termasuk tindakan terhadap ekspor, oligarki dan bank di negara itu.

Kantor berita Belta yang dikelola pemerintah Belarusia melaporkan Lukashenko mengatakan tidak ada unit militer negara itu yang pindah ke Ukraina.

Tetapi dapat dimobilisasi dalam dua hingga tiga hari jika diperlukan, seperti yang dilaporkan oleh Daily Express .

Pentagon, sementara itu, mengatakan belum melihat tanda-tanda pasukan Belarusia di Ukraina.(*)

Baca juga: Presiden Belarusia Peringatkan Perang Dunia III, Jika Presiden Ukraina Terus Tolak Federasi Rusia

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved