Opini

Ancaman Gempa Darat dan Mikrozonasi

Minggu yang lalu kita dikejutkan dengan terjadi gempa di Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatra Barat

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Ancaman Gempa Darat dan Mikrozonasi
FOR SERAMBINEWS.COM
Dr. Ir. Bambang Setiawan, ST, M. Eng. Sc, Ketua Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Oleh Dr. Ir. Bambang Setiawan, ST, M. Eng. Sc, Ketua Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Minggu yang lalu kita dikejutkan dengan terjadi gempa di Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatra Barat.

Gempa berskala 6,1 Richter tersebut dapat dirasakan hingga di Malaysia.

Hingga Sabtu, 26 Februari 2022, dilaporkan ada 7 orang meninggal dunia, mencederai 85 orang dengan perincian 10 luka berat dan 50 orang luka ringan di Pasaman Barat dan 25 orang luka ringan di Pasaman.

Kejadian ini mengakibatkan 5.000 jiwa mengungsi di 35 titik pengungsian.

Data tersebut kemungkinan besar masih akan terus bertambah mengingat pendataan di lapangan masih terus berlangsung.

Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG (Dr.

Kondisi lantai ruang tamu di rumah milik Tgk Mahlil di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan yang amblas pada Rabu (2/3/2022) sore, paska satu hari gempa melanda Aceh Barat.
Kondisi lantai ruang tamu di rumah milik Tgk Mahlil di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan yang amblas pada Rabu (2/3/2022) sore, paska satu hari gempa melanda Aceh Barat. (Serambi Indonesia)

Daryono), gempa M6,1 ini merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake yang dipicu aktivitas sesar aktif (active fault).

Lebih lanjut Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG tersebut menyatakan bahwa gempa kerak dangkal M6,1 tersebut dipicu oleh aktivitas sesar besar Sumatera (the great Sumatran fault) dan lebih tepatnya pada Segmen Angkola bagian selatan dan gempa M 6,1 tersebut berpotensi untuk menimbulkan kerusakan (destructive).

Baca juga: BPBD Akan Cek Rumah Rusak Paska Gempa di Aceh Barat, Pusdalops: Belum Ada Laporan Kerusakan Lainnya

Baca juga: Sehari Usai Gempa 5,3 SR Guncang Aceh Barat, Lantai Rumah Warga Suak Raya Tiba-tiba Amblas 30 Cm

Tingkat destruktivitas gempa

Terlepas dari kondisi struktur bangunan yang ada, secara umum destruktivitas sebuah gempa sangat dipengaruhi oleh besar dan lamanya goncangan yang ditimbulkannya, meskipun ada faktor-faktor lain juga yang memberikan andil pada tingkat destruktivitas gempa ini.

Saat ini para ahli rekayasa kegempaan menjumpai adanya korelasi positif antara destruktivitas sebuah gempa dengan tingkat goncangan yang ditimbulkan oleh gempa tersebut.

Para ahli mengenali adanya 4 faktor yang berpengaruh pada tingkat goncangan akibat dari sebuah gempa, yaitu besarnya atau magnitude gempa, jarak dari epicentre atau pusat gempa, directivity effect atau arah patahan yang muncul akibat gempa terhadap lokasi, dan kondisi geologi setempat yang memberikan respon (local site response).

Besarnya tingkat goncangan yang ditimbulkan oleh sebuah gempa dari aspek magnitude tentunya dapat dengan jelas disimpulkan bahwa untuk kondisi geologi yang sama semakin besar magnitude dari sebuah gempa, maka akan semakin tinggi juga tingkat goncangan yang dirasakan.

Skala magnitude gempa digunakan untuk menggambarkan kekuatan keseluruhan atau ukuran dari sebuah gempa.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved