Konflik Rusia vs Ukraina
Mulanya Keras Mendukung Ukraina, PM India Narendra Modi Kini Berbalik Dukung Rusia, Ini Alasannya
Kedua faktor tersebut menahan Modi untuk tidak secara terbuka mengecam Putin bersama dengan AS, Eropa dan negara-negara lain.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Mulanya Keras Mendukung Ukraina, PM India Narendra Modi Kini Berbalik Dukung Rusia, Ini Alasannya
SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI – Pemerintah India di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi mulanya marah atas invasi Rusia ke Ukraina.
Namun belakangan ini, India mulai mengendurkan komentar politiknya atas invasi Rusia ke Ukarina.
India berencana untuk menghindari mengutuk invasi yang diperintahkan Presiden Rusia, Vladimir Putin kepada Ukraina.
Hal itu tidak lain karena India membutuhkan senjata Rusia dalam hubungan panasnya dengan China.

Baca juga: Pantas Saja Putin Tenang saat Menginvasi Ukraina, Ternyata China Menjamin Hal-hal Ini untuk Rusia
Baca juga: Konflik Rusia vs Ukraina, Mengapa Negara Muslim Chechnya Bantu Rusia? ini Kata Pengamat
Dilansir dari South China Morning Post, Jumat (4/3/2022), para pejabat di New Delhi yakin Amerika Serikat tidak akan memberikan banyak tekanan kepada India.
Rusia telah menjadi salah satu pemasok senjata terbesar India sejak Perang Dingin, dengan lebih dari setengah jet tempur negara itu dan hampir semua tanknya berasal dari Rusia.
Rusia juga mendukung kebijakan garis keras Perdana Menteri Narendra Modi di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Kedua faktor tersebut menahan Modi untuk tidak secara terbuka mengecam Putin bersama dengan AS, Eropa dan negara-negara lain.
Hal itu diungkapkan oleh sejumlah pejabat India, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
India bergabung dengan China dan Uni Emirat Arab yang abstain dalam pemungutan suara pada rancangan resolusi pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk invasi, yang akhirnya diveto oleh Rusia pada akhir pekan lalu.
Baca juga: Sosok Olena Zelenska Jadi Sorotan, Ibu Negara Ukraina yang Sempat Tolak Suaminya Jadi Presiden
Pada hari Rabu (3/3/2022), New Delhi kembali abstain pada resolusi Majelis Umum PBB yang mengecam agresi Rusia terhadap Ukraina.
India membutuhkan dukungan diplomatik dan persenjataan Moskow untuk berurusan dengan negara tetangganya, China.
Hal itu terutama setelah kedua negara bentrok di sepanjang perbatasan Himalaya mereka pada tahun lalu.
New Delhi dan Beijing telah berkonflik selama dua tahun terakhir, dengan kedua belah pihak mengumpulkan pasukan, tank, dan senjata artileri.
“Pemerintah Modi juga yakin bahwa AS akan melihat ke arah lain dalam masalah ini karena India menjadi mitra AS yang lebih penting dalam menghadapi China di kawasan Asia-Pasifik,” kata sumber itu.

Baca juga: 2 Mahasiswa Aceh Ternyata Ada di Ukraina, 1 Orang Sudah Dievakuasi ke Rumania, 1 Lagi di Perbatasan
India adalah bagian dari apa yang disebut kelompok Quad dengan AS, Jepang dan Australia yang telah berusaha untuk melawan pengaruh China.
Kementerian Luar Negeri India tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan pernyataan.
Menteri Luar Negeri India, Harsh Vardhan Shringla mengatakan pada hari Selasa (2/3/2022) bahwa posisi New Delhi di Rusia didasarkan pada "pertimbangan yang sangat hati-hati" di resolusi PBB.
"Kami akan mempertimbangkan semuanya secara keseluruhan dan mengambil keputusan demi kepentingan terbaik kami," katanya.
“Sulit membayangkan Washington menjauh dari tekadnya untuk memperluas hubungan pertahanan dan keamanan dengan India selama 20 tahun terakhir,” kata Nilanthi Samaranayake,
Nilanthi merupakan Direktur program Strategi dan Analisis Kebijakan di CNA, sebuah organisasi penelitian di Washington DC.
“India memiliki sejarah dalam menempuh jalannya sendiri dalam urusan internasional, terlepas dari tekanan eksternal,” paparnya.
Baca juga: Rusia Dituduh Gunakan Bom Termobarik di Ukraina, Apa Saja Dampak Senjata Paling Mematikan Ini?
Valdimir Putin mengunjungi India pada Desember 2021 untuk memperkuat hubungan setelah pemerintah Modi membeli senjata senilai US$5 miliar.
Pemebelian itu termasuk sistem pertahanan rudal canggih S-400 Rusia.
Sementara AS melarang sekutu NATO Turki dari program jet tempur F-35 canggihnya atas pembelian serupa, sejauh ini Washington telah menghindari hukuman apa pun untuk India.
Pemerintah India juga sedang dalam pembicaraan dengan Reserve Bank of India untuk mengizinkan perdagangan rupee-rubel melewati sanksi terhadap Moskow.
Namun, ini bukan pertama kalinya pengaturan seperti itu berhasil dilakukan.
Kedua belah pihak telah membayar semuanya mulai dari teh hingga senjata menggunakan rute ini di masa lalu.
Baca juga: Israel Tak Sebut Rusia, Hanya Kutuk Serangan ke Situs Holokus di Kiev, Ukraina
Para pembuat kebijakan India sebagian besar memfokuskan tanggapan mereka terhadap invasi Rusia untuk mengevakuasi setidaknya 4.000 pelajar India yang ada di Ukraina.
Empat menteri federal India telah dikirim ke negara-negara yang berbatasan dengan Ukraina untuk membantu mengeluarkan warga India.
New Delhi pada hari Kamis (3/3/2022) membantah klaim Rusia bahwa Ukraina menyandera siswa India di Kharkiv, alih-alih berterima kasih kepada negara itu atas bantuannya dalam evakuasi dari kota yang diperangi.
"Kami mencatat bahwa dengan kerja sama pihak berwenang Ukraina, banyak mahasiswa telah meninggalkan Kharkiv kemarin," kata juru bicara Kemenlu India, Arindam Bagchi.
“Kami belum menerima laporan tentang situasi penyanderaan terkait pelajar mana pun,” tambahnya.
Deklarasi New Delhi datang setelah Moskow mengatakan mahasiswa India di Kharkiv digunakan sebagai "perisai manusia" oleh pasukan keamanan Ukraina.
“Siswa-siswa ini, pada dasarnya, telah disandera oleh agen listrik Ukraina yang menggunakan mereka sebagai perisai manusia dan melakukan segalanya untuk mencegah mereka pergi ke Rusia,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan setelah panggilan video antara Putin dan Modi pada hari Rabu (2/3/2022).
“Pihak berwenang Kiev bertanggung jawab penuh atas ini,” tambahnya.
Baca juga: 8 Hari Serangan Rusia di Ukraina: 498 Tentara Rusia Tewas, Lebih 2.870 Tentara Ukraina Terbunuh
Seraya mengatakan bahwa Putin mengatakan kepada Modi bahwa Moskow sedang berusaha mengatur evakuasi mahasiswa India dari Kharkiv melalui koridor kemanusiaan.
Sebuah pernyataan singkat dari kantor Modi setelah panggilan telepon hanya mengatakan bahwa "banyak mahasiswa India terjebak" di kota, dan bahwa kedua pemimpin membahas evakuasi mereka.
“Sejumlah besar warga negara India telah dievakuasi dari Ukraina dalam beberapa hari terakhir,” kta Bagchi pada hari Kamis (3/3/2022).
“Kami menghargai bantuan yang diberikan oleh otoritas Ukraina untuk memungkinkan hal ini.” tutupnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)