Video

Mengenal Katyusha, Senjata Paling Mematikan Milik Uni Soviet Saat Perang Dunia II

Kekuatan tembakan salvo (tembakan serentak) Katyusha itu sebanding dengan 70 senjata artileri berat yang digabungkan secara bersamaan.

Katyusha pada dasarnya merupakan judul lagu yang populer di Uni Soviet ketika itu.

Lagu itu menceritakan kerinduan seorang gadis kepada pacarnya yang harus mengikuti wajib militer untuk menjaga perbatasan.

Salah satu teori mengatakan, suara yang dihasilkan senjata ini ketika meluncurkan roket sama dengan nada lagu tersebut.

Selain itu, pada bingkai mesin juga terdapat tulisan huruf "K" merupakan simbol bahwa senjata itu diproduksi oleh pabrik Komintern di Voronezh.

Bagi Jerman, suara proyektil yang melesat dari mulut Katyusa di siang bolong amat menakutkan, karena saat menghantam sasaran peluru Katyusha menyebarkan serpihan logam ke berbagai arah.

Karena penasaran, Jerman mencoba merebut senjata tersebut. Komandan Nazi Otto Skorzeny mampu merebut satu Katyusha. Namun, Jerman tak pernah berhasil meniru senjata itu.

Mereka menyebut bahwa bagian yang gagal dikembangkan Jerman adalah bubuk khusus dalam rudal Soviet. Bubuk itu tak meninggalkan jejak dan membuat rudal mampu terbang secara stabil dan lebih jauh.

Jerman mempunyai peluncur roketnya sendiri, yaitu Nebelwerfer, mortir enam barel. Senjata itu tidak dapat menembakkan rudal sebanyak Katyusha (biasanya 16), tidak bergerak, memiliki jangkauan lebih pendek, dan setelah penembakan meninggalkan jejak panjang di langit sehingga membocorkan lokasi penembakan.

Baca juga: Ukraina Klaim Bunuh 10.000 Tentara Rusia, Dapat Donasi Rp 6,37 Triliun dari Dunia

Baca juga: Media Rusia Kelimpungan setelah Diblokir Google, Termasuk Kanal Youtube dan Sputnik

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved